Chereads / TENTANG AKU, KAMU DAN DIA / Chapter 28 - Kepergian Sang Ayah

Chapter 28 - Kepergian Sang Ayah

"Kenapa Qil? Siapa yang meninggal?"

"Ayah kak. Ayah meninggal?"

"Serius? Innalillahi."

"Yaudah sekarang kita langsung pulang yu." Belum sempa Aqilla dan kak Rian pulang ke rumah, tiba-tiba Aqilla jatuh pingsan.

"Qil... Qil..." Orang-orang yang melihat kejadian itu pun langsung membantu Aqilla.

"Pakai minyak kayu putih Mas ceweknya biar cepar sadar."

"Iya Bu, makasih ya." Kemudian kak Rian mengoleskan minyak kayu putih tersebut di hidung dan leher Aqilla. Tidak lama kemudian Aqilla tersadar dari pingsannya.

"Aku dimana?"

"Kamu masih di tempat makan kita tadi."

"Aku mau pulang sekarang."

"Iya iya kita pulang ya sekarang. Tapi kamu kuat ga naik motor?"

"Aku kuat kok." Kemudian Aqilla pun langsung bangun dari posisinya yang tertidur menjadi berdiri sendiri tanpa mau di bantu oleh orang lain untuk membuktikan jika dirinya sehat dan tidak apa-apa.

"Ayo kak sekarang kita pulang."

"Iya iya ayo."

Karena kondisi Aqilla yang sebenarnya masih lemas setelah mendengar berita duka tadi, akhirnya kak Rian menyuruh Aqilla untuk naik ke atas motornya terlebih dahulu. Kak Rian membantu Aqilla menaiki motornya dengan cara menggendongnya ke atas jok motor tersebut. Kemudian baru lah kak Rian yang naik ke mptor itu.

Kecepatan motor kak Rian tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama juga. Aqilla sangat ingin cepat sampai di rumahnya, tetapi kak Rian juga tidak mau jika dia mengendarai sepeda motornya terlaly cepat takut terjadi apa-apa di jalan. Sebenarnya kak Rian juga mengalami sedikit trauma akibat kecelakaan yang di alaminya kemarin. Lagi pula kondisi Aqilla sekarang masih sangat lemas. Kak Rian takur jika Aqilla jatuh ke belakang karena tidak bisa menahan tubuhnya sendiri.

"Pegangan gua biar lebih aman," ucap kak Rian sambil menarik tangan Awillat ke pinggangnya. Dan itu semua di lalukan oleh Aqilla. Aqilla membalasnya dengan pelukan yang sangat erat.

Saat ini Aqilla merasa sangat rapuh karena mebdapat berita duka yang darang dari Ayahnya sendiri. Posisinya yang sekarang ini sedang memeluk tubuh kak Rian semakin mendukung Aqilla untuk menangis sejadi-jadinya. Aqilla menangis di atas pundak kak Rian hingga baju kak Rian basah akibat air matanya.

Selama kurang lebih 20 menit, akhirnya Aqilla dan kak Rian sampai di rumah. Ternyara di sana sudah ada banyak orang di rumah Aqilla. Semua keluarga sudah berkumpul di rumah ya. Aqilla segera turun dari motornya dengan tergesa-gesa dan langsung memasuki rumahnya.

Di dalamnya terdapat Ibu yang sedang menangisi kepergian Ayah di sampingnya. Aqilla melirik Ayahnya yang sudah terbujur kaku dan tubuhnya sudah di tutupi oleh kain. Wajahnya juga sudah di tutupi dengan kain yang berbahan transparan. Sehingga Aqilla dan orang yang ingin melihat Ayahnya masih bisa melihatnya.

Kak Rian juga ikut masuk ke rumah Aqilla. Kini kak Rian merasa sangat bersalah karena telah mengajak Aqilla pergi keluar dan meninggalkan Ayahnya yang sedang sakit.

"Gua jadi ga enak sama Aqilla. Seharusnya dia bisa nemenin Ayahnya di detik-detik terakhir kepergian Ayahnya. Ini semua salah gau," batin kak Rian.

Aqilla langsung membuka kain yang menutupi wajah Ayahnya. Aqilla memandangi wajah Ayahnya sebentar. Wajahnya terlihat sangat berseri-seri dengan senyuman yang terlukis di bibirnya.

"Ayah... Ayah jangan tinggalin Aqilla. Aku masih butuh Ayah... Ayah seharusnya bisa sembuh bukannya ninggalin Qilla selamanya. Ayah..." Aqilla menangis histeris sambil meneriaku Ayahnya yang sudah tiada itu. Sikap Aqilla kali ini sebenarnya tidak dapat merubah takdir sama sekali.

Kak Rian semakin merasa bersalah karena telah mengajak Aqilla keluar hanya untuk menemaninya sarapan pagi. Karena merasa tidak enak, kak Rian menghampiri Ibu Aqilla dan meminta maaf.

"Bu, maaf ya. Ini semua salah saya."

"Salah kamu?"

"Iya. Karena saya udah ngajak Aqilla buat pergi ke luar rumah nemenin saya sarapan pagi di luar."

"Oh jadi ini semua karena kamu? Asal kamu tau ya. Aqilla itu udah bohong sama Ibu. Tadi dia bilang kalo dia ada tugas sekolah makanya dia pergi keluar. Ternyata karena kamy. Kamu emang memberikan dampak yang buruk buar anak saya. Dari awal firasat saya memang benar. Saya ga bisa tenang kalo lihat Aqilla berdua sama kamu." Teriak Ibu Aqilla dengan sangar histeris.

"Iya Bu. Saya sadar diri. Saya minta maaf sama Ibu."

"Bagus. Bagus kalo kamu sadar diri."

"Udah Bu. Udah. Ini semua salah Aqilla kok. Kak Rian ga salah. Kak Rian ga nyuruh aku bohong. Tapi aku yang bohong."

"Iya. Kamu bohong demi laki-laki ini kan? Itu sama aja kalo dia itu emang penyebab semuanya."

"Ibu udah Bu. Ibu yang tenang ya. Malu di liatin orang banyak." Kali ini Abang Aqilla yang berusaha menenangkan Ibunya.

"Ibu mau sekarang kamu pergi. Pergi dari sini."

"Kak. Kak Rian aku minta maaf ya. Tapi sebaiknya kak Rian sekarang pergi dulu deh. Bukannya aku ngusir kak Rian. Tapi aku takut Ibu kenapa-kenapa karena terlalu emosi gitu."

"Iya Qil. Ga usah minta maaf kok. Gua bakalan pergi dari sini. Sekali lagi saya minta maaf ya Bu, Qil, semuanya. Saya permisi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Sebenarnya Aqilla tidak tega untuk mengusir kak Rian begitu saja. Karena ini semua memang bukan kesalahan kak Rian. Ini semua adalah salah Aqilla yang tidak bisa mendengarkan perkataan Ibunya.

*****

Kak Rian pergi ke luar rumah Aqilla. Di luar rumah Aqilla dia menelpon seseorang.

"Hallo. Lu dimana?"

"Di rumah. Kenapa?"

"Lu udah tau belum berita duka dari Aqilla?"

"Belum. Aqilla kenapa?"

"Aqilla nya ga kenapa-kenapa. Tapi Ayahnya. Ayahnya Aqilla sekarang meninggal."

"Innalilahi. Terus sekarang keadaan Aqilla gimana?"

"Dia lagi berduka banget. Mending lu sekarang cepat datang ke rumahnya Aqilla deh. Lu tenangin dia. Karena gua saat ini ga bisa tenangin dia."

"Kenapa?"

"Panjang ceritanya. Pokoknya gua ga bisa. Nanti gua ceritain. Yang penting sekarang gua mohon ke lu. Lu sekarang cepat datang ke rumah Aqilla dan tenangin dia ya."

"Oh iya. Pasti kok. Lu tenang aja."

"Oke kalo gitu. Thanks ya."

Setelah menelpon seseorang yang di suruhnya itu untuk datang ke rumah Aqilla dan menenangkan Aqilla. Kak Rian pun pergi meninggalkan rumah Aqilla. Dia tidak mau jika keberadaannya di rumah Aqilla kini hanya membuat suasana semakin ricuh. Apa lagi sekarang keadaan di rumah Aqilla sedang sangat berduka.

"Gua minta maaf ya Qil. Karena gua lu jadi ga jujur sama Ibu lu sendiri. Karena gua lu jadi ga bisa lihat Ayah lu untuk terakhirnya. Jaga diri baik-baik. Gua tau lu wanita yang kuat. Semangat Aqilla," ucap kak Rian di dalam hati ya sambil memandangi Aqilla di dalam rumahnya yang sedang menangis.

-TBC-