"Iya Tante, saya Rian yang tadi telpon tante pakai hp Aqilla." Jelas kak Rian kepada Ibu Aqilla.
"Ohh gitu. Makasih ya udah nganterin anak Tante ke sini."
"Iya sama-sama Tante. Maaf saya udah buat Aqilla telat pulangnya."
"Ga apa-apa kok. Bagus justru Aqilla jadinya udah makan. Kalo ga gitu akhir-akhir ini dia malas makan loh."
"Oh ya? Harus di suapin? Haha." Ledek kak Rian.
"Ih engga. Ibu apaan si. Aku kan lagi ga enak makan karena kepikiran sama Ayah."
Setelah mereka semua bercanda dengan kak Rian yang selalu membahas tentang Aqilla, mulai dari kemanjaannya, sikap baik dan yang lainnya. Kak Rian juga sedikit banyak bercerita tentang keluarganya kepada keluarga Aqilla. Seakan dia itu sudah kenal lama dan dekat dengan Aqilla. Padahal baru beberapa hari ini saja mereka saling kenal. Baru kali pertama ini juga kak Rian bertemu dengan keluarga Aqilla.
Saling bercerita satu sama lain membuat mereka semua lupa waktu. Ternyata waktu sudah malam. Sudha pukul 10 lewat 20 menit malam sekarang ini. Kak Rian pun harus pulang ke rumahnya karena dia besok juga harus bersekolah kembali.
"Tante, saya harus pulang dulu. Udah malam juga, ga enak." Kak Rian pun berpamitan dengan Ayah, Ibu, dan kakak Aqilla yang sedang berada di rumah sakit.
"Oh iya, kashian kamu juga besok kan harus sekolah." Jawab Ibu Aqilla.
"Iya Tante. Aqilla mau gua anterin pulang sekalian?" Kak Rian masih memikirkan Aqilla untuk pulang ke rumah. Dan dia menawarkan dirinya untuk mengantarkan Aqilla sampai ke rumah dengan selamat.
"Ga usah kak, aku masih mau di sini dulu." Jawab Aqilla.
"Udah malam loh. Nanti pulang? Naik apa?"
"Naik angkot juga bisa bareng sama kakak aku. Atau nanti aku minta jemput Abang aku ke sini setelah dia pulang kerja. Sekarang dia lagi di jalan menuju ke sini."
"Yakin? Ga mau gua anter aja? Biar cepat sampai dan cepat istirahat. Lu kan cape seharian ini."
"Engga kak, makasih. Aku masih mau nemenin Ayah aku dulu. Lagian Abang aku juga kasihan kalo udah ke sini eh akunya udah pulang duluan."
"Oh gitu, yaudah deh kalo gitu gua balik duluan ya."
"Iya kak, hati-hati."
"Tante, Om, kak, saya pulang dulu ya. Semoga Om cepat sehat dan pulih kembali keadaannya, aamiin."
"Aamiin ya Allah." Mereka semua yang mendengar ucapan kak Rian barusan pun meng aminkannya.
"Mari. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam." Ayah, Ibu, Aqilla, dan kakak Aqilla pun menjawab salam kak Rian secara bersamaan.
Setelah kak Rian keluar dari kamar rawat Ayah Aqilla. Kejadian yang Aqilla takutkan ketika kak Rian menelpon Ibunya pun menjadi kenyataan. Ibu dan Ayah Aqilla mulai mempertanyakan siapa kak Rian. Ada apa hubungan antara mereka berdua dan masih banyak lagi pertanyaan yang lainnya.
"Itu kakak kelas kamu Qil?" Tanya Ayah Aqilla.
"Iya Yah, dia bukan teman sebaya aku, tapi kakak kelas aku."
"Dekat banget kamu kayanya sama dia?"
"Ah engga Yah, biasa aja."
"Apa dia itu cowok yang kamu ceritain ke Ayah dan Ibu waktu itu ya? Yang kamu pulang dari sekolah wajahnya di tekuk gara-gara lekaki itu, hehe." Jelas Ayah Aqilla sambil mengingatkan kejadian waktu itu yang membuat Aqilla malu dan sekaligus kesal jika mengingatnya.
"Iya Yah. Itu orangnya. Makanya aku malu banget kadang kalo lagi sama dia."
"Ohh dia orangnya. Ga apa-apa lagi, baik kok dia anaknya."
"Ih apa si Ayah, nyebelin gitu juga orangnya."
"Awas loh sebel-sebel nanti lama-lama jadi suka, hehe." Ledekan Ayah kepada Aqilla justru membuat Aqilla semakin merasa malu. Bisa-bisa malunya itu kebawa ketika dia bersama dengan kak Rian jika menginat perkataan Ayahnya. Makin gawat.
Namun Aqilla tidak bisa membalas perkataannya tersebut. Aqilla hanya diam seribu bahasa sambil menahan rasa malunya. Setelah itu mereka semua mengganti topik pembicaraan. Kali kni Ibu dan Ayah Aqilla membahas masalah Aqilla ketika di sekolah tadi tanpa Ibu yang membangunkan paginya, mempersiapkan makannya dan tanpa Ayah yang mengantarkannya sampai ke sekolah.
Sudah pasti kacau keadaan Aqilla ketika tidak ada kedua orangtuanya. Pagi tadi adalah pagi Aqilla yang sangat kacau dibandingkan dengan pagi-pagi Aqilla sebelumnya ketika bersama dengan kedua orangnya.
************
Aqilla bersama kakak dan Abangnya semalam pulang pukul 23.00 atau pada pukul 11 malam dari rumah sakit tempat Ayahnya di rawat. Hari kini telah berganti kembali. Hari kedua tanpa ada Ibu dan Ayah yang menemaninya ketika akan berangkat ke sekolah.
Tiba-tiba saja terdengar suara motor besar yang berhenti tepat di depan rumah Aqilla. Dan Aqilla pun merasa tidak asing dengan suara motor tersbeut. Sampai-sampai Aqilla memberhentikan sarapannya hanya untuk memastika apakah orang yang datang itu benar seperti yang telah di duganya.
Suara ketukan pintu itu terdengar.
"Assalamualaikum."
Namun yang mengampiri dan membukakan pintunya adalah sang kakak, kak Anindira
"Waalaikumsallam. Siapa ya?"
"Saya temannya Aqilla kak. Aqilla nya ada?"
"Ohh ada. Sebentar ya saya panggilin dulu. Aqilla... Qil... Temannya tuh jemput." Teriak kak Anindira memanggil Aqilla yang sedang sarapan roti bakar isi sosis sapi di meja makan.
"Siapa kak?"
"Ga tau, ga kenal kakak. Cowok pokoknya."
"Kak Rian bukan? Yang semalam di rumah sakit itu?"
"Bukan. Beda lagi. Kamu liat sendiri aja deh. Kasihan tuh orangnya udah nungguin di luar."
Aqilla pun penasaran. Jika bukan kak Rian lalu cowok siapa lagi yang datang pagi-pagi begini ke rumahnya. Ternyata dugaan Aqilla pun benar. Yang datang ke rumahnya adalah Dika.
"Eh Dik, ngapain?" Tanya Aqilla kepada Dika.
"Jemput lu lah, pake nanya lagi, haha."
"Gua bisa sendiri kok. Angkot banyak. Ada Abang gua juga banyak yang bisa nganterin gua." Aqilla telah berbohong kepada Dika. Kenyataannya semua kakak dan Abang Aqilla tidak bisa mengantarkannya ke sekolah karena mereka semua harus berangkat kerja dengan jam yang sama saat Aqilla harus berangkat ke sekolah.
Beberapa menit kemudian terdapat suara motor kembali yang mendekati rumah Aqilla.
"Ayo Qil, udah siap?" Tanya kak Rian.
"Ohh pantes lu ga mau bareng gua, ternyata udah janjian sama orang lain buat jemput lu. Bilang aja si, ga usah sok-sokan bilang mau naik angkot segala. Sok jual mahal lu." Dika tiba-tiba berbicara seperti itu kepada Aqilla. Tampak menjelek-jelekan dan merendahkan Aqilla. Padahal sebenarnya Aqilla sendiri tidak tahu jika kak Rian akan datang ke rumahnya. Sebelumnya pun kak Rian belum pernah ke rumahnya. Kemarin hanya mengantarkan Aqilla ke rumah sakit saja.
"Ngomong apa lu barusan? Hah?" Kak Rian pun langsung turun dari motornya dan mendekati Dika yang masih duduk di atas motor. Pukulan pun melayang tepat di pipi sebelah kanan Dika. Kak Rian seketika langsung memukul Dika.
"Udah udah stop...." Teriak Aqilla untuk meleraikan suasana pagi hari yang seharusnya damai dan tenang justru di isi dengan keributan yang tidak penting sama sekali.
"Aqilla...." Teriak kak Rian dan Dika berbarengan.
-TBC-