Setelah Anna melahirkan anak laki-lakinya dia menjadi bahan omongan di kantornya. Seperti biasa Fiona dan Susan menggosipkan orang-orang yang tidak mereka sukai.
"San liat tuh si Anna, pura-pura rajin kerjanya padahal di belakang ngerebut suami orang," bisik Fiona dengan tatapan sinis.
"Emang ya, gak nyangka banget dia bisa kayak gitu," balas Susan setengah berbisik.
Sehabis bergosip Fiona dan Susan kembali melanjutkan pekerjaan mereka, sementara Anna bersikap acuh tak acuh pada kedua rekan kerjanya itu.
Hubungan Anna dan Lena semakin hari bertambah renggang sejak Anna hamil anak Nino, kakak ipar Lena.
Lena tidak menyangka jika Anna bisa melakukan sesuatu di luar dugaannya dengan Nino. Lalu siapa yang harus disalahkan dalam hubungan mereka? Anna atau Nino?
Di rumah Nino, Ivana tidak pernah lagi merawat diri, berdandan atau sekadar berjalan-jalan keliling komplek bersama anaknya.
Ivana berbuat seperti itu karena merasa percuma saja dia berdandan karena Nino tidak setia pada Ivana. Di sisi lain selain sibuk mengurus anak dan rumah Ivana juga mempunyai kegiatan lain yaitu berselingkuh dengan teman kuliahnya yang masih single.
Kebetulan Jefta baru putus beberapa bulan lalu dari calon tunangannya, Jefta juga pernah menyimpan perasaan khusus pada Ivana waktu mereka kuliah di Fakultas FISIP dulu.
Ivana adalah bintang kampus semasa kuliah di Universitas Taruna Satya di Kota Bandung. Awalnya dia bertemu Jefta ketika Ivana sedang mengisi acara sebagai MC sekaligus panitia penerimaan mahasiswa baru, kemudian obrolan mereka berlanjut via sms.
Ivana sering mencurahkan hatinya kepada Jefta semata-mata karena merasa tidak diperhatikan Nino. Lama-lama dari curhat berubah menjadi ketergantungan yang dia pikir cinta.
Sore itu Nino memberitahu istrinya kalau dia akan pulang terlambat dari kantor karena ada janji dengan klien di perusahaan mebel milik papa mertuanya, entah benar atau tidak Nino bertemu klien yang pasti Ivana sudah tidak peduli lagi dengan Nino.
Setelah memandikan Aaron, Ivana menaruh anak laki-lakinya di dalam box bayi lalu dia menunggu sampai Aaron tidur. Tidak berapa lama anaknya pun tertidur sehingga Ivana bisa pergi mandi.
Dua puluh lima menit kemudian Ivana keluar dari kamar mandi dan sudah berganti pakaian, saat Ivana hendak membuat susu untuk Aaron tiba-tiba ponselnya bergetar.
Ddrrtt ... ddrrrtt ... ddrrtt ....
Ivana segera melangkah ke arah meja tempat menyimpan telepon rumah, gelas dan handphone lalu diambilnya ponsel itu.
Ternyata yang menghubungi Ivana adalah Jefta.
"Hai, Jef tumben sore-sore gini telepon," ujar Ivana senang.
"Hai, Van emangnya salah kalo gua nelepon lo? By the way suami lo udah pulang belum?" tanya Jefta.
"Belum."
"Tumben jam segini dia belum pulang dari kantor papa lo ... jangan-jangan dia selingkuh lagi," balas Jefta.
"Gak tau aku juga, dia selingkuh atau enggak aku gak peduli lagi," tukas Ivana.
"Elo sih Van, coba dari dulu pacaran sama gua terus married kan gak akan jadi begini."
"Gak usah ngungkit masa lalu, Jef. Lagipula kamu dulu bukan bintang kampus sih, makanya aku gak mau pacaran sama kamu."
"Susah emang ya kalau ngomong sama eks bintang kampus. Van, kapan-kapan ketemuan yuk."
"Apa kamu bilang? Ketemuan? Duh enggak deh, aku takut papaku marah kalau sampai ketahuan."
"Lho, kita kan sahabatan ... sahabat tapi mesra, he, he."
"Apaan sih, Jef. Sahabat tapi mesra, gak ada dalam kamusku itu."
"Tapi emang bener kan? Dari dulu sahabatan terus bahkan sampe sekarang ... tapi mesra kayak sekarang ngobrol di handphone."
"Terserah kamu aja, tapi aku gak pernah nganggap kamu sebagai sahabat mesra," sahut Ivana.
"Ya udah, jadi kapan mau ketemuannya? Gua pengen ngajak lo lunch di Violin Cafe deket kantor gua, mau gak?"
"Hmm ... aku pikir-pikir dulu, ya. Aku atur waktu dulu kapan bisa ketemuan di sana, okay?"
"Okay, gua tunggu Van. Salam buat Aaron."
"Thanks Jef, nanti aku salamin ke Aaron."
"Bye, Van."
"Bye, Jef."
Dari sahabat jadi kekasih, mungkinkah hubungan Ivana dan Jefta terus berlanjut sampai ke pernikahan? Lalu bagaimana dengan Nino yang telah menghamilinya dan sekarang berselingkuh di luar sana?
*****