Hari Sabtu, Bulan Agustus 2012.
Ivana bersiap-siap bertemu Jefta setelah bertahun-tahun lamanya tidak pernah bersua sejak hari wisuda mereka. Selama ini Ivana hanya bbm-an, ber-medsos-an atau mengobrol di telepon dengannya.
Pagi tadi Ivana sudah bertanya pada Lena apakah dia mau ikut atau tidak ke acara reunian kecil kakaknya di Violin Cafe. Ternyata Lena menerima ajakan Ivana, ia juga mengajak Andi ikut ke cafe tersebut.
Aaron sudah rapi, bersih dan wangi pagi itu. Ivana makin sayang saja pada Aaron meski ia tidak lagi mencintai Nino seperti dulu. Ivana berencana mengajak teman kuliahnya yang lain ke cafe agar Nino tidak mencurigai pertemuan mereka.
"Va, kamu mau ke mana? Kok pagi-pagi gini udah rapi? Aaron juga?" tanya Nino tiba-tiba melihat istrinya sudah rapi dan cantik.
"Aku mau reunian sama temen kuliahku dulu di Violin Cafe," jawabnya tanpa ekspresi.
"Kenapa Aaron dibawa juga? Kamu gak nitipin Aaron sama mama atau aku?" Nino bertanya lagi.
"Enggak tuh, aku gak mau nitipin Aaron sama mama atau kamu. Dia kan anak aku masa aku titipin emang barang apa dititip-titip," balas Ivana ketus.
"Ya udah, kalo gak mau nitipin sama aku. Have fun, Say." Nino tersenyum, sebuah senyuman yang penuh kepalsuan.
"Kamu gak mau ikut? Banyak cewek cantik di sana, lho." Ivana memancing Nino.
"Aku gak ikut, ah. Males ... hari ini aku mau di rumah aja," imbuh Nino.
"Oh, gitu ... kirain mau pergi sama temen-temen kamu yang hobby mabuk-mabukkan itu," sindir Ivana.
"Kamu pikir aku mau mabuk-mabukkan tiap hari?"
"Jawab aja sendiri, No."
"Ketus banget sih ngomongnya," balas Nino tersinggung.
"Pikir aja sama kamu kenapa aku jadi kayak gini, introspeksi diri sendiri lah."
"Kamu masih marah soal Anna yang hamil anak aku itu?" tanya Nino penasaran.
"Aku pergi dulu, gak usah bahas Anna lagi deh. Aaron sayang yuk pergi ke kafe sama Mami." Ivana meraih Aaron dari boxnya lalu digendongnya anak itu.
"Body kamu makin gak oke makin ke sini, Va. Gak selangsing dulu."
"Masa bodoh mau langsing kek, mau gemuk kek," timpal Ivana kesal.
Iva, Iva, kamu gak nyadar kalau aku udah gak cinta lagi sama kamu? Dari dulu juga sebenernya aku memang gak cinta banget, sih. Batin Nino.
"By the way, aku ngajak Lena sama Andi juga ke reunian. Jangan pikir aku selingkuh kayak kamu, ya."
Deg! Nino serasa dipanah oleh perkataan Ivana yang begitu tajam menusuk hatinya. Tersindir? Sudah pasti dia tersindir akibat ulahnya sendiri.
Akan tetapi Ivana juga berniat selingkuh dengan Jefta untuk membalas sakit hatinya pada Nino. Ivana sudah salah memilih suami, dia tidak menyangka kalau dirinya akan tertipu pesona laki-laki tersebut yang sangat tampan seperti aktor campuran Korea-Taiwan.
Rayuan manis seorang Nino mampu mengalahkan segalanya termasuk hati dan logika Ivana saat itu sehingga dengan mudahnya dia memberikan kesucian pada Nino.
Meski Ivana bukan perempuan gampangan tetapi entah mengapa dia jatuh begitu saja ke dalam buaian dan tipu daya Nino.
*****