Chereads / Esostrefis Gynaíka / Chapter 18 - Kecewa

Chapter 18 - Kecewa

Setelah kejadian barusan, Lena yang masih marah dan jengkel pada Evan tentang pengakuannya tadi langsung pergi dari rumah makan meninggalkan Rika, Albert serta Evan.

Evan berusaha mengejarnya ke luar tapi Lena sudah menghilang dengan sangat cepat. Sementara di luar, Rika dan Albert tidak mengetahui kalau Lena sudah pergi  menggunakan angkutan umum jurusan Lembang-Stasiun Hall.

Mereka asyik bersenda gurau sambil menyantap camilan khas Lembang, ketan bakar berbumbu yang dibungkus daun dan jagung bakar. Mengetahui Lena menghilang dari tempat tersebut, maka Evan cepat-cepat menghubunginya.

Tuut ... tuut ... tuut ....

Yang ditelepon tidak menjawab panggilan Evan.

Len ... lo pergi ke mana sih? Kenapa gua telepon gak diangkat?

Dia mencoba menelepon Lena sekali lagi namun tetap tidak diangkat oleh Lena, lalu  masuk ke dalam untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Selama sarapan Evan terus memikirkan pertengkarannya dengan Lena yang tidak perlu terjadi karena sebuah kesalahpahaman.

Perasaannya sangat tidak enak, hidangan lezat yang tersedia di hadapan Evan pun tidak dapat mengobati kekecewaan hatinya. Dia makan sambil sesekali melamun.

Tiga puluh menit kemudian waktu Evan selesai sarapan, Rika dan Albert masuk ke dalam untuk bergabung dengan teman-temannya. Rika terlihat celingukan mencari-cari keberadaan mereka.

Tidak sampai satu menit matanya tertuju pada Evan yang duduk sendiri di sudut ruangan. Rika bingung karena di sana hanya ada Evan seorang, sedangkan Lena tidak ada.

Lho kok Evan sendirian di sana? Di mana Lena?

Karena tidak menemukan Lena, maka dia segera menghampiri Evan bersama Albert.

"Van ...," panggil Rika pada Evan.

Evan tidak mendengar panggilan Rika, tampaknya dia masih memikirkan kejadian tadi dengan Lena.

Rika semakin heran kenapa Evan terlihat bingung, kesal, kecewa dan marah. Rika lalu mendekatinya kemudian duduk di depan Evan.

"Van, kamu kenapa bengong? Ada apa sih sebenarnya? Lena mana?" tanya Rika terus menerus sambil menepuk bahu Evan supaya dia sadar dari lamunannya.

"A--a--apa?" Evan balik bertanya.

"Lena di mana? Kamu kok makan sendirian di sini?" Rika penasaran apa yang terjadi pada Lena dan Evan.

"Tadi Lena pulang duluan, mungkin dia naik kendaraan umum soalnya aku telepon gak diangkat sama dia," jelas Evan.

"Lho, kenapa pulang duluan? Kalian ada masalah apa tadi? Kalian habis berantem?" selidik Rika.

"Sorry, kalo kamu memang mau tau tanya langsung aja ke dia," ujar Evan.

"Ya udah kalo gitu sekarang kita pulang aja, aku khawatir sama Lena," balas Rika.

"Oke, aku juga khawatir sama dia. Tadi dia nangis-nangis gitu waktu pulang," ungkap Evan.

"Tuh kan, pasti kalian habis berantem deh. Kalo gitu kita gak usah pulang ke rumah masing-masing, kita langsung ke rumah dia aja. Aku pengen tau ada masalah apa sebenarnya," tandas Rika agak jengkel.

"Bert, kita pulang ya," ajak Rika tergesa-gesa pada Albert.

Setelah Evan membayar makanan dan minuman yang dipesannya tadi ke kasir, mereka bertiga segera pergi menuju rumah Lena.

Selama perjalanan dari Lembang ke Jalan Rangga Sari, sesekali Rika melirik pada Evan melalui kaca spion. Dalam hatinya Rika jengkel sekali karena Evan sudah membuat sahabatnya menangis.

Evan! Lo tau gak kalo Lena suka banget sama lo? Apa yang lo omongin sama dia sampe nangis kayak gitu?!

Satu jam kemudian setelah melalui jalanan yang ramai dan macet dari Lembang, Rika, Evan serta Albert akhirnya sampai juga di rumah Lena.

Rika segera menelepon Lena, memastikan kalau dia ada di rumahnya atau tidak.

Tuut ... tuut ... tuut .... klik.

"Halo, Len. Lo ada di rumah?" tanya Rika.

"I--iya, gua ada di rumah. Kenapa?," jawab Lena, suaranya terdengar seperti sedang menangis.

"Lo nangis? Ada apa? Gua di depan rumah lo, nih. Sama Albert dan Evan juga," balas Rika.

"Mending lo pulang aja deh, gua lagi pengen sendiri," tegas Lena.

"Lo ada masalah apa sih sebenernya? Tau gak Evan khawatir banget sama lo," jelas Rika.

"Besok gua ceritain di kantor. Sekarang lo pulang aja sama Albert sama Evan juga. Gua gak mau ketemu atau kenal lagi sama Evan!" teriak Lena tiba-tiba di telepon.

Klik.

Rika terkejut dengan ucapan Lena tadi, dia tidak menyangka Lena semarah itu di telepon. Dia semakin penasaran pada apa yang terjadi antara Evan dan Lena.

"Rik, gimana? Lena mau ketemu sama aku, gak?" tanya Evan.

"Dia ... dia ... dia bilang gak mau kenal atau ketemu kamu lagi, Van."

"Ka, kita pulang dulu ya. Gak enak nongkrong di pinggir jalan gini, nanti kalo mau telepon Lena lagi pas di rumah lo aja. Jangan di sini." Albert menasihati Rika.

"Bener juga kata lo," balas Rika.

"Aku minta maaf sama kalian, khususnya sama Lena karena udah bikin acara kalian berantakan," sesal Evan.

"Gak apa-apa, Van. Kita gak masalah, aku udah maafin kamu dari tadi," sahut Rika, meski sebetulnya dia sama sekali belum memaafkan Evan.

Tidak lama kemudian, ketiga orang itu pulang ke rumah Rika lalu Evan mengambil motor dan pamit pulang ke rumahnya.

Evan sangat kecewa karena Lena mengira dirinya mempermainkan Lena, padahal hari itu seharusnya menjadi hari terindah untuk Evan.

Setelah mengetahui bahwa Lena tidak ingin bertemu atau mengenal dia lagi, maka Evan bertekad tidak akan menemui Lena lagi sesuai permintaannya.

Kali ini bukan saja hati Lena yang terluka namun Evan juga merasakan hal yang sama, bahkan hatinya tercabik-cabik oleh ucapan dan sikap Lena ketika di Lembang tadi.

******