Chereads / Pasangan Terkasih / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

Aleana mulai menuruni anak tangga dan sesampainya di bawah dia melihat Yura dan Bastian yang sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing. Dalam pikiran Aleana dia hanya mendengus sebal pasalnya mereka lebih fokus pada ponsel dari pada mengobrol untuk semakin mengakrabkan diri. Karena Aleana akan senang jika sahabat dan pacarnya bisa akrab dan berbaur itu akan mengurangi jarak diantara satu sama lain. Sayangnya apa yang dilihat Aleana bukanlah sesuatu yang nyata adanya, bahkan hubungan mereka berdua lebih dekat dari pada hubungannya dengan Bastian.

#Flashback on#

Ceklek

Ketika mereka berdua mendengar suara pintu terbuka yang sudah bisa dipastikan bahwa itu berasal dari kamar Aleana, sehingga membuat mereka berdua segera merubah posisi duduk seperti semula agar Aleana tidak curiga.

"Kamu rapikan baju kamu, nanti ketahuan!" seru Yura pada Bastia sembari dia mengambil ponsel dan berpura-pura sendang asik bermain dengan ponselnya.

Sedangkan Bastian merapikan bajunya yang sempat dinaikan sampai dada oleh Yura tadi dan langsung mengambil ponsel untuk berselancar di internet membuka web yang berhubungan dengan mata kuliahnya untuk menutupi kekagetannya akan kedangan Aleana.

#Flashback off#

Aleana semakin berjalan mendekat ke arah mereka berdua. Ketika dia sampai di samping Yura dia berucap "Maaf ya, udah buat kalian menunggu agak lama."

"Santai aja Na, kayak sama siapa aja kamu ini." ucap Yura sambil tersenyum. Padahal di dalam hati dia mengumpat akibat kedatangan Aleana 'Sial, ngeselin banget si Aleana ini. Kenapa harus cepat selesai sih. Padahal aku berharapnya dia lama, kalau perlu dia ketiduran di dalam bathub juga gak pa-pa.'

"Iya sayang, tenang aja!' ujar Bastian dengan senyum lembutnya menatap kearah Aleana. Hal itu membuat Yura yang melihatnya pun menjadi marah karena cemburu.

"Ehmm, gimana Na kita mulai kerjain tugasnya sekarang aja ya ? biar nanti aku enggak kemaleman pulangnya" ucap Yura yang bertujuan untuk memecahkan suasana dihadapannya yang membuat dia marah.

"Hmm, ok Ra. Tapi kalaupun sampai kemaleman selesainya ini tugas kamu bisa menginap disini Ra dari pada malam-malam harus berkendara sendirian bahaya." ucap Aleana seraya memberikan saran pada Yura.

"Enggaklah Na, Enggak enak ada Bastian disini. Nanti aku ganggu waktu kamu sama Bastian lagi" jawab Yura pura-pura enggak enak

"Hahaha, kamu ngomong apa sih Ra. Bastian pasti enggak keberatan, lagian dia juga jarang nginap disini. Sekali menginap itu pasti karena dia udah terlalu lelah buat berkendara untuk pulang. Iyakan sayang ?" ujar Aleana menanggapi ucapan Yura sambil membuka laptop dan buku untuk memulai mengerjakan tugasnya tanpa melihat kearah lawan bicaranya.

"Iya Ra, gak pa-pa kok kalau kamu memang perlu menginap disinih. Toh hari ini aku memang harus pulang karena udah janji sama mama." dusta Bastian untuk menimpali ucapan Aleana, sembari mengedipkan sebelah mata kepada Yura tanpa disadari oleh Aleana.

Aleana dan Yura sudah mulai mengerjakan tugas kuliah mereka. Aleana duduk di seberang kanan Yura sedangkan Bastian duduk di seberang kiri Yura yang berhadapan dengan Aleana. Mereka duduk diatas karpet bulu dengan meja persegi panjang diatasnya yang menurut mereka lebih leluasa dari pada duduk di sofa. Hal itu semakin membuat Bastian dan Yura dengan leluasa mencuri-curi kesempatan untuk saling menggoda. Dimulai dari tangan kiri Yura yang dengan beraninya mengelus paha Bastian hingga mencapai pangkal paha yang tentu saja hal itu membuat gairahnya sebagai laki-laki naik tapi dia tetap membiarkan tangan melakukannya. Karena Bastian tidak mau kalah dia-pun menggunakan tangan kiri untuk memainkan ponsel dan tangan kirinya mulai meraba paha dan punggung mulus milik Yura secara bergantian. Tangan Bastian semakin mudah melakukan aksinya karena Yura tengah mengenakan rok mini dengan atasan baju lengan pendek yang berkerah rendah yang pas badan sehingga membuat belahan dadanya terlihat dengan jelas. Semakin lama tangan Bastian sudah menyentuh area sensitif Yura yang membuat Yura terkejut dan menahan desahannya. Begitupun dengan tangan kiri Yura sudah menyentuh junior Bastian yang sudah menegang akibat sentuhan sensual yang sedari tadi Yura berikan.

Satu jam berlalu dengan Aleana yang masih fokus mengerjakan tugas, bahkan dia sama sekali tidak sadar akan apa yang sudah terjadi di sekitarnya. Sedangkan Yura dan Bastian yang sudah sama-sama tidak tahan untuk melanjutkan kegiatan mereka ke arah yang lebih intim.

"Aduuuh" rintih Yura untuk membuat perhatian Aleana beralih padanya, dengan menampilkan wajah yang seperti menahan kesakitan sambil memegang perutnya.

"Yura, kamu kenapa ? bagian mana yang sakit ?" tanya Aleana panik.

"Perut aku sakit banget Na" keluh Yura

"Apa kamu telat makan atau makan sesuatu yang salah ?" tanya Aleana lagi.

"Enggak Na, aku makan tepat waktu dan makanan yang aku makan juga seperti biasa" jawab Yura.

"Terus gimana ini ? apa kita ke dokter aja ya Ra ? kita periksa biar tau kamu kenapa" ujar Aleana yang mengkhawatirkan sahabatnya.

"Gak pa-pa Na, aku masih kuat kok. Lagian tugas aku juga belum selesai. Aku takut kena marah pak Okta" ucap Yura sambil menampilkan senyum paksa dengan menahan rasa sakit.

"Gak bisa Ra, kamu harus segera di periksa dokter. Lihatlah wajahmu yang menahan sakit, aku saja tidak tega" bujuk Aleana.

"Bener Na, gak apa-apa kok. Nanti aja setelah tugas aku selesai aku ke dokternya" ucap Yura sambil pura-pura menahan sakit yang lebih dari pada tadi.

"Aduh, gini aja Ra. Kamu pergi ke dokter terus nanti langsung pulang untuk istirahat dan buat tugas pak Okta nanti aku bantu kamu ngerjainnya oke ?" putus Aleana yang sudah tidak tahan melihat sahabatnya kesakitan.

"Tapi gak bisa gitu dong Na, aku enggak enak sama kamu kalau gini" ujar Yura pura-pura tidak enak

"Enggak pa-pa Ra, udah cepet kamu harus segera periksa ke dokter ya? untuk tugas kuliah jangan terlalu dipikirkan, cukup kamu istirahat biar cepat sembuh" saran Aleana tulus pada Yura.

Sedangkan dari tadi Bastian hanya memperhatikan keduanya saja dengan penuh harap tanpa ikut campur agar Aleana tidak curiga akan reaksi Bastian yang mungkin saja bisa terlihat berlebihan dan malah mengacaukan semuanya.

"Yaudah kalau gitu aku pergi dulu ya dan bahan buat tugas aku tinggal disini" ucap Yura yang terkesan pasrah mengambil tas dan memasukkan ponselnya lalu berusaha untuk beranjak berdiri sambil memegang perutnya menahan rasa sakit.