..."Emm, begini, sebenarnya aku mau bilang ke kalian berdua karena kalian adalah pacar dan juga sahabat aku"
~~~[[]]~~~
"Aku mau pergi ke luar negeri sekitar enam bulan, itu bisa lebih juga bisa kurang tergantung keadaan" ucap Aleana sambil menatap wajah pacar dan juga sahabatnya secara bergantian.
Setelah mendengar ucapan Aleana Bastian yang terkejut hanya diam tidak merespon, sedangkan Yura dia dalam hati dia merasa sangat senang karena ini kesempatan untuknya agar bisa lebih dekat dengan Bastian tanpa ada halangan dari Aleana. 'Kalau bisa lebih lama lebih bagus atau malah gak perlu kembali kesini aja sekalian' batin Yura.
Setelah beberapa detik Bastian tersadar dan berkata "Apakah ada sesuatu yang terjadi ? atau kamu ada masalah ?" paniknya.
Yura mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Bastian terkesan khawatir karena Aleana akan pergi lama membuatnya tidak senang. 'Bastian kenapa sih terlihat peduli pada Aleana seperti itu ? Biarkan saja dia pergi, lagian disini masih ada aku yang lebih baik dari Aleana' batin Yura kesal tapi tetap menampilkan kesan yang tenang dan peduli di saat yang bersamaan.
"Iya ada sedikit masalah, tapi tidak apa-apa aku bisa mengatasinya. Tapi aku janji sama kalian berdua kalau masalahnya cepat selesai aku akan secepatnya kembali kesini" jelas Aleana menyakinkan kedua orang tersebut dengan senyum tipisnya.
"Baiklah kalau memang kamu harus pergi, kapan kamu berangkat ?" pasrah Bastian yang terlihat sedih.
"Iya Na, lalu bagaimana dengan kuliah kamu?" timpal Yura.
"Besok siang aku berangkat dan untuk kuliah aku sudah menghubungi pihak kampus" jelas Aleana.
"Kalau gitu besok biar aku antar kamu ke bandara ya sayang?" ucap Bastian sambil menggenggam salah satu tangan Aleana yang berada di atas paha dengan mata menatap mata Aleana.
"Jangan lupakan aku, aku juga akan ikut mengantarkan sahabatku ini ke bandara, oke" kata Yura dengan menampilkan senyum.
"Baiklah, terserah kalian dan karena aku besok siang sudah harus berangkat jadi aku pamit mau pulang dulu ya, soalnya masih perlu beres-beres baju sama keperluan selama aku pergi. Kalian enggak apa-apakan aku tinggal pulang dulu ?"
"Aku sih enggak apa-apa kok Na, lagian aku juga mau ke mall hari ini mau shopping. Sebenarnya sih pengen ajak kamu sekalian, tapi karena kamu perlu berkemas...ok.lah aku sendiri enggak apa-apa" jawab Yura menjelaskan.
"Aku antar kamu pulang ya sayang ? kamu tadikan enggak bawa mobil sendiri ?" tawar Bastian.
"Enggak usah Tian, aku bisa naik taxi, lagian kamu sebentar lagi ada kelas. Aku enggak mau gara-gara aku kamu jadi bolos. Big no sayang!:" tolak Aleana tegas, karena dia tidak mau Bastian mengorbankan bolos kuliah hanya demi mengantar dia pulang. "Ya udah aku pulang dulu ya" pamit Aleana pada Bastian dan Yura sembari berdiri dari kursi.
"Hati-hati ya Aleana sampai ketemu besok" ucap Yura
"Hati-hati sayang, besok aku jemput, oke" ucap Bastian dengan bersamaan dengan Yura.
Setelah kepergian Aleana dari kantin Yura langsung memegang kedua tangan Bastian yang berada di atas meja sembari menatap wajah laki-laki yang sangat dia cintai.
"Sayang kamu kenapa terlihat sedih seperti ini ?"
"Aku tidak apa-apa" jawab Bastian.
"Sayang, aku tau kalau kamu pasti sedih seperti ini gara-gara Aleana akan pergikan ? jangan sedih sayang ada aku yang akan menemanimu disini" ucap Yura lembut membujuk Bastian.
"Hmm, bagaimana dia nanti ketika sampai di negeri orang? apakah dia akan baik-baik saja sendirian disana" gumam Bastian pelan yang masih bisa didengar oleh Yura.
'Ayolah, Aleana itu bukan anak kecil, lagian aku bisa menggantikan Aleana bahkan memberikan lebih seperti biasa yang tidak akan pernah kamu dapatkan darinya' batin Yura kesal.
"Sayang, Aleana dia gadis yang kuat. Aku yakin tidak akan terjadi apa-apa dengan dia, lagi pula tadi kamu lihat sendiri bahwa dia sangat yakin dengan keputusannya tadi. Kalaupun ada apa-apa dia pasti akan memberi kabar pada kita, karena kitalah orang terdekat Aleana selama ini" jelas Yura lembut untuk meyakinkan Bastian agar berhenti mengkhawatirnya Aleana.
~~~[[]]~~~
Di sisi lain
Aleana yang baru saja sampai di apartemennya langsung masuk dan menuju kamar tidur untuk mulai mempersiapkan barang-barang yang akan dia bawa pergi.