Ketika Aleana yang melihat Yura kesusahan ketika dia akan berdiri sambil menahan rasa sakit, Aleana merasa kasihan.
'Buat berdiri saja kesusahan bagaimana nanti dia perginya, mana harus masih menyetir mobil lagi' batin Aleana
"Hmm, Tian aku minta tolong ya sama kamu, buat anterin Yura periksa ke dokter lalu sekalian antar dia pulang" ucap Aleana kepada Bastian. Ya, Aleana kadang memang memanggil Bastian dengan sebutan 'Tian' atau 'sayang' itu hal yang biasa Aleana lakukan.
"Enggak usah Na, aku bisa sendiri kok" cegah Yura.
"No, liat kamu kesakitan kayak gitu masih mau menyetir mobil sendiri gimana kalau terjadi sesuatu dengan kamu ? aku gak mau kamu kenapa-napa Ra." tolak tegas Aleana
"Aku bisa pesan supir, atau naik taxi Na. Aku udah cukup repotin kamu dengan tugas aku dan aku enggak enak kalau harus ngrepotin Bastian" ujar Yura pura-pura menolak.
"Aku sih enggak merasa direpotkan, lagian kamu sahabatnya Aleana jadi enggak apa-apa kok" ucap Bastian mengungkapkan pendapatnya.
"Nah, kan Tian aja enggak keberatan kok. Yaudah sana cepet kalian berdua pergi ke dokter kasihan Yura" kata Aleana.
"Ya udah kalau kamu maksa, memang paling susah nolak permintaan kamu" putus Yura sambil tersenyum. " Makasih ya Na, kalau gitu aku pergi dulu" ucap Yura sambil memeluk Aleana dan berjalan keluar apartement yang di ikuti Bastian dibelakangnya.
"Tian jaga Yura baik-baik dan antar dia sampai rumah ya" ujar Aleana di depan pintu apartementnya. "Kabari aku kalau ada apa-apa" ucapnya lagi yang di jawab anggukan serta senyuman manis Bastian dan kecupan di kening Aleana yang tidak disadari oleh Yura karena dia sudah berjalan duluan.
Ketika mereka sudah di dalam lift, Yura sudah tidak berpura-pura sakit lagi, malah dia menampilkan senyum dan bergelayut di lengan Bastian.
"Akhirnya kita bisa pergi dari sana dan memiliki waktu untuk berduaan" kata Yura yang telah berhasil menjalankan rencananya tanpa dicurigai oleh Aleana.
"Hmm, untung kamu pintar mencari alasan yang membuat dia dengan mudahnya percaya" puji Bastian pada Yura.
"Habisnya aku udah kangen sama kamu sayang, beberapa hari ini kita jarang bersama menghabiskan waktu berdua" keluh Yura dengan wajah cemberut.
Ting...
Bunyi lift yang menandakan mereka sudah sampai di basement. Mereka segera berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil.
"Kita mau kemana sekarang, sayang ?" tanya Yura ketika Bastian sudah mulai menjalankan mobilnya.
"Hmm, ke apartement aku gimana ? melanjutkan yang tadi, karena sudah beberapa hari kita tidak melakukannya" jawab Bastian sembari menoleh sebentar kearah Yura dengan menampilkan senyum penuh minatnya.
"Sayang, kamu bikin aku malu, tapi baiklah lagian aku juga rindu dengan kamu" ucap Yura dengan muka memerah karena malu.
Setelah menempuh jarak sekitar 30 menit mereka sampai parkiran apartement Bastian dan keluar dari dalam mobil. Berjalan beiringan menuju lift yang akan membawa mereka ke unit Bastian.
Ketika baru masuk di dalam lift, Bastian yang sedari tadi memperhatikan belahan dada Yura sudah tidak dapat menahan keinginannya langsung mendorong yura ke dinding lift, meraih tengkuk Yura dengan satu tangannya dan melumat bibirnya dengan rakus. Tangan Bastian yang lainnya tak tinggal diam langsung meremas payudara Yura yang sedari sudah tadi terlihat begitu menggoda.
"Ahh..." satu desahan lolos dari mulut Yura ketika Bastian mulai meremas payudaranya dengan lebih kuat.
"Aku sudah tidak tahan, sayang" ucap Bastian di sela-sela ciuman mereka.
Ting...
Ketika mendengar bunyi pintu lift Yura spontan lansung mendorong Bastian pelan agar dia menghentikan tindakannya.
"Sabar sayang, ayo kita masuk ke apartement kamu dulu dari pada disini nanti dilihat orang" ajak Yura sambil menggandeng tangannya menuju unit apartement milik Bastian.
Sesampainya mereka di dalam apartement, Bastian dengan cepat menutup pintu. Setelah itu dia berbalik menghadap Yura dengan tatapan mata yang sudah bergairah, menarik Yura kehadapannya sehingga mengikis jarak diantara mereka, dan langsung melumat bibir Yura dengan ganas seakan tidak ada hari esok untuk mereka berdua.