"Halo, Dhi, di mana?" Kalimat tanya itu langsung terdengar begitu Adhi mengangkat panggilan telepon setelah dering ketiga. Ibunya siang-siang begini meneleponnya pasti ada maunya.
"Kenapa, Bunda?"tanya pria itu waspada.
"Dimana?" ulang ibunya lagi membuat Adhi mengernyit kebingungan.
Adhi menatap pantulan dirinya di cermin. Meringis, dia meneliti apakah kumur-kumurnya sudah bersih atau belum. "Di kamar mandi."
"Kamar mandi mana?" tanya Ayu lagi. "Bukannya hari ini agendamu rapat sekaligus makan siang, ya?"
Adhi memutar matanya malas. "Bunda sudah tau jadwalku, tau aku sedang makan siang di luar, jadi kenapa masih bertanya?" decak Adhi menatap raut kesalnya di kaca besar di depannya itu.
"Hanya mengetesmu saja." Pria itu menipiskan bibirnya.
Seharusnya dia tidak perlu kaget mendengar itu. Ibunya memang seabsurd itu terkadang.
"Kenapa, sih, Bunda? Apa ada yang bisa saya bantu?"
Ayu terkikik geli di seberang sana. "Kamu sangat tidak cocok berbicara seperti itu."