Deny memandang Ara hanya sebentar saja, itupun dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
"Ara ... wah kebetulan sekali kamu ke rumah, ayo sarapan bareng. Sebentar lagi tante sama Deny mau berangkat ke kantor," kata nyonya Andine.
Ara mencuri pandang ke arah Deny yang tampak mengoleskan selai pada rotinya lalu mengigit serta mengunyahnya.
"Syukurlah, Tan. Semoga kedepannya perusahaan akan maju lebih pesat lagi setelah di pimpin oleh Deny," sambut Ara sambil tersenyum tipis.
Nyonya Andine menarik kursi di sebelahnya dengan maksud agar Ara duduk di sampingnya.
"Pastinya dong, Ara. Deny pasti bisa untuk memajukan perusahaan walaupun Deny belum pernah sama sekali bekerja di perusahaan manapun," ujar nyonya Andine lalu menengok ke arah Deny.
Deny tampak acuh mendengar pembicaraan keduanya.