Deny menghembuskan nafasnya berulang kali.
"Astaga, aku harus bisa hadapi semua ini. Apapun nanti yang terjadi padaku, aku harus kuat."
"Untung saja tadi mama tidak memaksa aku untuk tetap tinggal saja di kantor. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku benar-benar harus mengambil berkas penting itu dengan segera? Sedangkan acara masih jam 10 nanti?"
Deny diam dan mengarahkan mobilnya berbelok ke kiri.
"Enggak-enggak. Menurutku perkenalan itu tidak terlalu penting, bisa kapan aja. Mungkin aku akan kembali ke sana agak terlambat dan membawa sejuta alasan jika mama tanya-tanya. Yang terpenting aku bebas untuk hari pertamaku di kantor."
Deny memperlambat laju mobilnya, dia ingin menikmati pemandangan yang ada di hadapannya, yang terlewatkan sedikit demi sedikit dengan seiring berjalannya waktu.
Tangan Deny sibuk mengambil botol mineral yang ada di hadapannya. Dengan masih menyetir, dia pun membuka dan meminumnya sembari dirinya konsentrasi untuk menyetir.
Glek ... glek ...
