Chereads / Anti Romantic / Chapter 12 - 12. Namanya Leon

Chapter 12 - 12. Namanya Leon

"Apa benar ini tempat kost yang kau tempati?" Tanya Ryshaka, wajahnya melihat ke arah sekitar dan dahinya berkerut, ia terlihat tidak senang dengan suasana yang ada disekitarnya.

Aletha memang tinggal di tempat kost campur, dan kebanyakan dari mereka adalah seorang mahasiswa, sehingga tidak heran kalau suasananya sedikit ramai, bahkan di ujung gazebo banyak pemuda- pemudi yang bermain musik sembari minum kopi.

"Setelah ini, kemasi barang-barang mu kita cari kost yang lain!"

Aletha hanya bisa melongo saat Ryshaka mengatakan itu, sekarang sudah pukul 8 lewat dan ia terlalu lelah kalau harus bongkar barang dan mengemasnya untuk pindahan.

"Terimakasih banyak, Pak! tapi rasanya tubuh saya sudah remuk. La akugipula saya tidak ada agenda selain mandi dan rebahan."

"Tidak ada penolakan Aletha, kata-kata yang keluar dari mulut saya itu adalah sebuah perintah!"

Aletha tidak menyukai sifat otoriter Ryshaka yang seperti ini, seperti ia adalah seekor kerbau yang dicocok hidungnya sehingga bisa menurutinya, terdengar tidak manusiawi baginya, ia lebih suka berdebat atau pembicaraan dua arah.

Perdebatan di antara keduanya terhenti saat ada seseorang yang berteriak dengan lumayan kencang.

"Bee?!"

Kedua alis Ryshaka menyatu heran mendengar pria itu memanggil nama Aletha-nya dengan sebutan Bee, dan Ryshaka semakin menggertakkan giginya kuat ketika pria tersebut dengan lancang langsung memeluk tubuh Aletha, semua terjadi begitu spontan, seolah keduanya memang sering melakukannya.

Ryshaka hanya bisa menjadi penonton, mengamati dengan seksama oleh apa yang Aletha dan pria itu lakukan.

"What a long time no see, Leon? I Miss you so bad!" Seru Aletha sebelum memeluk kembali pria bernama Leon itu.

"Jadi namanya Leon? terlihat senada dengan perilakunya yang suka menerkam, dasar Singa!" Gumam Ryshaka dengan suara rendah.

"Aku baru kembali ke kost malam ini, karena banyak hal yang menyita waktu, maaf sudah membuatmu menunggu terlalu lama." Ucap Leon dengan nada sarat akan penyesalan.

Ryshaka mengakui bahwa pria tersebut mempunyai perilaku manis yang banyak disukai oleh kaum hawa.

"Yang membuatku kecewa adalah kamu pergi begitu saja tanpa pamit terlebih dahulu padaku." Ucap Aletha dengan nada merajuk.

"I am really sorry, sweet heart. Promise, I'm not doing that anymore."

"Pingky promise? Sangat kekanak-kanakan sekali!" Ucap Ryshaka dengan nada rendah yang sama.

Karena sudah sangat jengkel, akhirnya Ryshaka membuat suara deheman untuk menyadarkan keduanya jika ada seorang pria yang kehadirannya tidak dianggap sedari tadi.

"Ehem!"

Aletha baru sadar oleh eksistensi Ryshaka ketika mendengar suara itu.

"Aku baru ingat kalau aku datang kemari dengan atasanku, perkenalkan namanya Ryshaka." Ucap Aletha pada Leon.

"Perkenalkan namaku Leon, just Leon. Tanpa embel-embel apapun." Ucapnya seraya mengulurkan sebelah tangannya.

Ryshaka tak segera menyambut uluran tangan pria tersebut. Sorot matanya memandang tajam Leon, ia berusaha membuat aura mengintimidasi agar pria tersebut tahu ia sedang berhadapan dengan siapa.

"Namanya Aletha. "Ucap Ryshaka singkat.

Leon mengerutkan alisnya bingung, sebuah tanda tanya besar hinggap di kepalanya. Ia sudah jelas tahu siapa nama wanita yang ada di depannya.

"Harusnya anda menyebut nama Ryshaka dan bukannya Aletha." Ucap Aletha tersenyum kecil, karena ia kira Ryshaka sedang bergurau.

"Saya hanya memberi secuil informasi, karena sepertinya lelaki ini tidak bisa mengeja namamu dengan baik," Ucap Ryshaka seraya menolehkan pandangannya pada Aletha.

"Kalau anda paham dengan tata bahasa, anda pastinya tahu bahwa Aletha Naquita Varendia, mempunyai makna yang sangat indah, jadi jangan merusak keindahan maknanya dengan kalimat asal yang keluar dari mulut anda." Ungkapan panjang lebar Ryshaka sepertinya sudah cukup untuk membuat mental pria dihadapannya ini melosok tajam. Terlihat dari gerak Leon yang menarik kembali uluran tangannya yang tak jua tersambut.

"Sepertinya perkenalannya sudah cukup, kalau begitu aku permisi dulu Leon, sampai nanti!" Ucap Aletha berusaha menyelamatkan keduanya dari hawa kecanggungan yang menyelimuti, sembari menarik kuat pergelangan tangan atasannya agar mulutnya yang berbisa tak lagi melontarkan kalimat tajam.

Leon melambaikan tangannya melihat kepergian keduanya, meski ia tahu mereka takkan berbalik arah untuk membalas lambaian tangannya.

Ryshaka mengikuti langkah Aletha yang terkesan terburu-buru menuju tempat kost yang ia tinggali, meskipun terlihat minimalis dengan cat dinding yang diwarnai pastel, namun terlihat nyaman karena Aletha sudah menatanya sedemikian rupa.

"Bapak bisa duduk di sana!" Tunjuk Aletha mengarah pada tempat duduknya yang terbuat dari kumpulan dakron yang cukup besar.

Aletha baru saja membelinya di sebuah market place, dan itu terasa sangat nyaman untuk dibuat bersantai.

Aletha berusaha menahan ledakan tawa saat Ryshaka menuruti perintahnya. Ryshaka seperti Titan yang berada di kost- an mungilnya. Kedua kakinya yang panjang menekuk hingga menyentuh dagunya.

Ryshaka memang mempunyai tinggi badan di atas rata-rata pria Indonesia, mungkin sekitar 180 cm lebih, entahlah Aletha juga tidak tahu ia belum pernah mengukurnya sendiri.

"Bapak mau dibuatin minum apa?"

"Kamu tidak perlu repot-repot Aletha."

"Tidak repot sama sekali, karena saya hanya memiliki minuman kaleng."

Dahi Ryshaka berkerut tidak suka saat mendengarnya.

"Saya kira kamu seorang wanita yang ter- organisir, ternyata tidak sama sekali." Ucap Ryshaka saat mengintip isi kulkasnya, dan benar saja didalamnya hanya ada beberapa minuman kaleng serta sayuran yang sudah terlihat layu.

Jadi bagaimana selama ini asupan gizi Aletha, selalu makan fast food kah?

"Setelah melihat ini saya jadi bertambah yakin untuk memintamu pindah kost."

"Tapi saya sudah terlanjur nyaman tinggal di tempat ini!" Tolak Aletha mentah-mentah

Dan hanya suara deheman Ryshaka yang Alettha dengar.

DASAR.

" By the way, apakah tempat kost ini cukup aman?" Tanya Ryshaka.

"Keamanan tidak usah diragukan lagi, meskipun tempat ini bukankah high class, tapi belum pernah ada kasus pencurian selama 2 tahun saya tinggal di sini." Jawab Aletha.

"Sebenarnya bukan itu maksud dari pertanyaan saya." Ucap Ryshaka.

"Lalu keamanan yang seperti apa?" Tanya Aletha.

"Apakah tidak pernah ada hewan buas yang tiba-tiba datang ke kamarmu untuk menerkam, saat kamu berada dalam kondisi lengah?"

"Hewan buas? Tentu saja tak ada." Sahut Aletha dengan tawanya yang riang.

"Benarkah tak ada? Seperti singa contohnya?" Tanya Ryshaka.

"Apalagi singa!" Tawa Aletha semakin meledak mendengar itu, sebelum sebuah pemikiran menyeruak dalam isi kepalanya.

Singa mempunyai arti yang sama dengan Lion.

Apakah yang dimaksud oleh atasannya adalah Lion atau Leon?

Sahabat karibnya?

"Meskipun saya tinggal di tempat ini, tapi saya juga berusaha menjaga perilaku supaya tidak memancing nafsu pria di sekitar saya." Ucap Aletha dengan nada rendah, ia berusaha menjaga intonasi suaranya agar tak meledak mendengar ucapan Ryshaka.

"Tolong jaga kepercayaan saya!" Ucap Ryshaka dengan nada penuh tekanan.

Aletha tak bisa berbuat apapun selain menganggukkan kepalanya pasrah.