Mereka kini semuanya sudah berkumpul di ruangan Bu Sri, tak terkecuali Jingga, Adisty dan Bu Dwi serta pengurus panti yang lainnya.
"Saya minta maaf karena anak saya, Bu Sri," ucap Nyonya Diva langsung.
"Tidak apa-apa, Nyonya. Justru kami yang harus meminta maaf kepada keluarga Nyonya dan Tuan," ucap Bu Sri.
"Tidak, wajar jika Ridho seperti itu karena dia masih kecil," ucap Nyonya Diva.
"Sudahlah, jadikan pelajaran saja semoga ke depannya tidak terjadi seperti ini. Arseno, Papa dan Mama harap kamu jangan seperti itu terhadap anak kecil. Kita langsung saja kepada inti dari kita kesini," ucap Tuan David.
"Baik Tuan. Oiya karena hari ini pengurus panti sangat komplit jadi saya akan memperkenalkan mereka semua kepada Nyonya dan Tuan," ucap Bu Sri.
"Ini Bu Dwi dan ini Jingga dan Adisty yang merupakan anak panti namun saat usia mereka dewasa mereka masih tetap tinggal disini untuk membantu mengurus panti ini," jelas Bu Sri.
"Baiklah salam kenal semuanya. Saya Diva dan ini suami saya David serta anak saya Arseno dan Yuriza," ucap Nyonya Diva.
"Nyonya Diva adalah donatur terbesar di panti ini sudah 5 tahun belakangan ini," ucap Bu Sri.
"Ya benar. Kami adalah donatur terbesar, harapan saya semoga nantinya kalian bisa bekerja untuk panti ini secara ikhlas dan pastinya bentuklah karakter anak-anak yang baik walaupun kalian bukan orang tua kandung mereka," ucap Nyonya Diva.
"Baik Nyonya Diva," ucap semuanya.
"Baiklah, Adisty kau boleh pergi dari sini," ucap Bu Sri yang meminta Adisty keluar.
Adisty pun segera bergegas keluar ruangan.
"Jingga kamu tetap disini," ucap Bu Sri saat melihat Jingga hendak keluar.
'Aku disini? Ada apa? Apakah masih mau membicarakan masalah tadi? Bukankah sudah di selesaikan oleh Tuan David tadi?' batin Jingga.
'Apa? Ji .... ' batin Arseno. Seketika kepala Arseno sangat sakit saat mendengar nama Jingga.
"Kakak Arseno gak apa-apa?" bisik Yuriza yang melihat Kakaknya memegang kepala.
"Tidak," ucap Arseno.
'Kenapa kepalaku sakit mendengar nama Jingga? Siapa dia?' batin Arseno.
"Iya Bu Sri ada apa?" tanya Jingga.
"Duduklah Nak," ucap Nyonya Diva.
"Nyonya Diva akan menyampaikan sesuatu kepadamu," ucap Bu Sri.
Deg!
'Ya Tuhan apakah aku ada salah?' batin Jingga.
"Jingga santai saja," ucap Nyonya Diva. Jelas saja Nyonya Diva mengatakan seperti itu karena dirinya melihat Jingga yag tegang menghadapi Nyonya Diva.
"Iya Nyonya Diva," ucap Jingga.
"Jingga berapa umur kamu sekarang?" tanya Nyonya Diva.
"20 Tahun Nyonya Diva," jawab Jingga.
"Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal anak saya?" tanya Nyonya Diva.
"Sudah Nyonya, Nona Yuriza sering ke butik untuk membeli baju," ucap Jingga.
"Bukan Yuriza, tapi Arseno, Jingga," ucap Nyonya Diva.
"Tuan Arseno? Saya baru bertemu dengannya secara langsung baru tadi Nyonya Diva. Sebelumnya saya tidak pernah bertemu," ucap Jingga.
"Jadi begini Jingga dan Arseno, kami berencana untuk menjodohkan kalian bedua," ucap Nyonya Diva sontak membuat Jingga terkejut.
"Dijodohkan dengan Tuan Arseno? Nyonya Diva apakah tidak salah?" tanya Jingga terkejut.
'Jadi dia wanitanya? Cantik sih tapi bukan seleraku, tubuhnya yang kecil jauh dari kata seksi kekasihku, Selva,' batin Arseno.
"Tidak salah Jingga, memang kami ingin menjadikan kamu sebagai menantu kami," ucap Nyonya Diva.
"Nyonya DIva, tapi saya tidak memiliki apapun, saya hanya anak yatim piatu yang di tinggal kedua orang tua dan pendapatan saya juga tidak seberapa," ujar Jingga.
'Dia yatim piatu? Kenapa Mama memberikan aku seorang gadis yatim piatu? Jelas terlihar jika Selva lebih menarik,' batin Arseno lagi.
"Itu tidak masalah Jingga, kami bukan orang yang memandang seseorang dari ekonominya, memiliki menantu seperti dirimu bukan hal yang sulit," ucap Nyonya Diva.
"Jingga, Nyonya Diva dan Tuan David memang menginginkan kamu menjadi menantu mereka, mereka melihat dirimu baik dan pantas untuk Tuan Muda Arseno, Ibu harap kamu bisa menerima perjodohan ini," ucap Bu Dwi.
"Kenapa harus Jingga? Ada Adisty bukan yang lebih cantik dan baik dari pada Jingga. Sungguh, Jingga tidak punya kekuasaan untuk bersanding dengan Tuan Arseno," tolak Jingga yang merasa tidak enak.
"Kami memilih kamu karena kamu memang di takdirkan untuk anak kami, kami yakin kamu terbaik dan bisa memahami Arseno dengan baik," ucap Nyonya Diva.
'Tuan Arseno? Iya sih tampan, tapi laki-laki ini gak punya jiwa sabar dan sangat pemarah, sangat tidak aku sukai,' batin Jingga.
"Arseno kenapa diam saja? Bagaimana? Ini adalah Jingga yang akan kami jodohkan kepadamu, pasti kamu setuju kan karena wanita ini sangat cantik dan baik," ucap Nyonya Diva.
"Terserah Mama dan Papa saja," ucap Arseno yang langsung meninggalkan ruangan Bu Sri.
'Ya Tuhan, Tuan Arseno pasti tidak menerima perjodohan ini, lantas aku harus bagaimana?' batin Jingga.
"Jadi, bagaimana?" tanya Nyonya Diva.
"Apakah Tuan Arseno setuju dengan perjodohan ini Nyonya Diva?" tanya Jingga.
Nyonya Diva tampak menghela nafas panjang.
'Sudah ku duga pastinya Tuan Arseno tidak setuju dengan keputusan ini,' batin Jingga lagi.
"Jingga, memang Arseno tidak menyetujuinya, namun kami sangat menginginkan kalian bersama, jadi kami memohon kepadamu agar menerima perjodohan ini," ucap Nyonya Diva.
"Bagaimana jika Tuan Arseno tetap menolak?" tanya Jingga.
"Kami akan memberikan waktu, Jingga. Kami akan memberikan waktu kalian bersama hingga menuju hari pernikahan," ucap Tuan David yang sedari tadi hanya berdiam diri.
"Baiklah Tuan, saya meminta waktu itu untuk memikirkan," ucap Jingga.
"Kalau begitu kami pamit pulang dulu yah, nanti kami akan menghubungi kamu ,Jingga," ucap Nyonya Diva.
"Baik Nyonya Diva," ucap Jingga.
"Apakah tidak makan dahulu, Nyonya Diva?" tanya Bu Dwi.
"Tidak usa Bu, sepertinya Arseno sudah menunggu di luar sana, nanti kami akan kesini kembali, saya minta maaf atas ketidak enakan tadi yang Arseno perbuat," ucap Nyonya Diva.
"Tidak masalah Nyonya, terima kasih sudah berkunjung," ucap Bu Sri.
Nyonya Diva langsung berjalan ke luar diikuti oleh Tuan David dan Yuriza.
'Rasanya sedikit aneh dan seperti di novel-novel di jodohkan dengan pria tampan dan kaya raya,' batin Jingga yang tersenyum sendiri.
Bu Sri, Bu Dwi dan Jingga mengantarkan Nyonya Diva, Tuan David dan Yuriza hingga ke dekat mobil.
Jingga melihat Arseno yang menatap dirinya dengan tatapan penuh pertanyaan.
'Wajah itu, kenapa aku seperti pernah melihatnya? Namun dimana? Kenapa hatiku bergetar saat dirinya menatapku,' batin Arseno.
'Kenapa Tuan Arseno seperti salah tingkah begitu? Masa iya dia jatuh cinta kepadaku secepat ini?' batin Jingga.
'Ya Tuhan semoga keputusanku ini benar dengan menjodohkan Arseno dengan anak dari orang yang sudah di tabrak olehnya, semoga ini memang jalan terbaik bukan malah sebaliknya,' batin Nyonya Diva yang melihat Arseno dan Jingga saling bertatapan.