Keadaan Mansion utama keluarga Keane kini terasa panas. Setelah kepulangan mereka dari panti asuhan Dwi Hasanah, Arseno meminta penjelasan kepada kedua orang tuanya.
"Tunggu, saya ingin bicara," ucap Arseno saat memasuki mansion utama dan melihat kedua orang tuanya ingin langsung ke kamar mereka yang ada di lantai 2.
"Silahkan di ruang keluarga. Yuriza kamu langsung ke kamar saja," ucap Tuan David yang langsung melangkahkan kakinya ke ruang keluarga.
"Baik Pa," ucap Yuriza yang langsung melangkahkan kakinya menuju kamar.
"Langsung saja, Pa, Ma. Kenapa Papa dan Mama memberikan Arseno seorang wanita yatim piatu? Wajahnya juga tidak terlalu cantik. Selva masih menang dalam segi kecantikan dengan Jingga" ucap Arseno langsung.
"Jaga mulut kamu Arseno. Dia memang anak yatim piatu namun sopan santunnya masih jauh di atas Selva. Lupakan Selva dan menikah dengan wanita pilihan Mama," ucap Nyonya Diva.
Arseno menghembuskan nafas dengan kasar.
"Arseno, Mama tidak pernah suka kamu berbicara dengan Selva lagi. Mulai sekarang putus dengan Selva dan jangan pernah menyebutkan nama dirinya di depan Mama, dia itu tidak baik untukmu, dia model yang selalu bersama lelaki, apakah kamu tidak marah Arseno?" ucap Nyonya Diva.
"Sudah Ma. Ya, Arseno tidak akan menyebutkan nama Selva lagi," ucap Arseno yang malas mendengar Mamanya menjelek-jelekkan kekasihnya.
"Bagus, sekarang menikahlah dengan Jingga anak yang sangat baik dan pekerja keras," ucap Nyonya Diva.
"Apa kata kerabat kita jika Arseno menikah dengan seorang yang tidak sederajat dengan kita? Bukankah ini akan membuat malu keluarga kita dengan menikahi wanita yang tidak memiliki apa-apa?" tanya Arseno kesal.
"Arseno,, keluarga Keane tidak pernah memandang seseorang dari ekonominya, Mama rasa kamu sudah tahu itu," tegas Nyonya Diva.
"Terus apa alasan Mama menjodohkan Arseno dengan dia?" tanya Arseno.
Nyonya Diva tampak terdiam dan langsung menoleh ke arah suaminya, seolah-olah meminta bantuan atas pertanyaan yang di ucapkan oleh anaknya.
"Jingga anak yang malang, dirinya kehilangan kedua orang tuanya saat dirinya berusia 10 tahun, Papa sangat mengenal kedua orang tuanya, dan mereka adalah keluarga baik-baik, Papa dan Mama meminta kamu untuk menikahinya karena kami ingin membantu Jingga agar hidup dengan layak dan merasakan arti keluarga," jelas Tuan David.
"Iya Arseno. Mama sangat memohon agar kamu menerima dirinya demi Mama, Mama sangat menyukai dirinya dan Mama ingin dia jadi istri kamu," ucap Nyonya Diva yang memohon kepada anaknya.
Sungguh ini adalah jurus andalan Nyonya Diva agar Arseno menuruti kemauannya.
"Ma jangan seperti ini," ucap Arseno.
"Mama akan memberikan kalian waktu menikah, jika memang kalian tidak saling cinta selama 1 tahun kamu berhak menceraikan Jingga," ucap janji Nyonya Diva.
"Ma, kenapa begitu? Kasihan Jingga. bagaimana jika Jingga yang nanti mencintai Arseno sedangkan Arseno tidak?" tolak Tuan David.
"Mama yakin Arseno dan Jingga akan saling mencintai," ucap Nyonya Diva.
"Baiklah, Arseno akan menerima pernikahan ini selama 1 tahun selebihnya Arseno berhak menceraikan Jingga dan Mama ataupun Papa tidak boleh menghalangi Arseno jika sudah sampai 1 tahun itu," ucap Arseno tersenyum sinis.
"Baik," ucap Nyonya Diva.
Arseno tersenyum dan langsung meninggalkan kedua orang tuanya.
"Mama, kenapa Mama mengambil keputusan seperti itu?" tanya Tuan David saat melihat Arseno sudah tidak terlihat.
"Papa, cinta itu sudah ada hanya Arseno kehilangan memori masa lalu, Mama yakin sekali Arseno akan mencintai Jingga kembali," ucap Nyonya Diva.
"Bagaimana jika tidak, Ma? Bagaimana jika Arseno kembali sakit karena kembali teringat masa lalunya?" tanya Tuan David.
"Yakin kepada Mama, Mama yakin cinta itu akan kembali muncul," ucap Nyonya Diva.
"Papa tidak akan bertanggungjawab jika terjadi sesuatu kepada Arseno," ucap Tuan David.
"Iya Papa tenang aja. Papa harus selalu dukung keputusan Mama," ucap Nyonya Diva yang memeluk mesra suaminya.
***
Sementara itu di Panti Asuhan Dwi Hasanah, seorang wanita bernama Jingga tengah sibuk dengan kegalauannya. Dirinya sedang berusaha menyadarkan dirinya dari kenyataan yang ada. Sungguh Jingga sangat tidak percaya ada seorang lelaki kaya dan tampan yang akan di jodohkan dengannya.
"Jingga," panggil Adisty yang melihat Jingga berdiri di depan jendela kamar mereka. Dirinya baru terbangun dari tidurnya dan melihat hari sudah pukul 17.00.
Jingga dan Adisty memang tidur sekamar karena keterbatasan kamar di panti asuhan.
"Adisty bagaimana keadaan kamu?" tanya Jingga.
"Aku sudah baik kok. Tadi di kasih obat sama Bu Dwi sebelum tidur, kamu ada apa?" tanya Adisty.
"Adisty kamu tau pemilik Keane Properti?" tanya Jingga.
"Tau. Punya Nyonya Diva kan? Memangnya ada apa?" tanya Adisty.
"Nyonya Diva menjodohkan aku dengan anak lelakinya," ucap Jingga.
"Benarkah? Maksudmu Tuan Arseno?" tanya Adisty tak percaya.
"Iya Tuan Arseno," ucap Jingga lagi.
Perkataan Jingga sontak membuat Adisty menampar dirinya sendiri.
"Aw sakit, ini beneran Jingga?" tanya Adisty tak percaya.
"Kenapa ini seperti di novel-novel yang sering aku baca sih? Kisah seorang CEO kaya raya menikah dengan seorang wanita yang tidak kaya," ucap Adisty lagi.
"Aku juga tidak percaya Adisty, namun aku bingung aku harus bagaimana? Sepertinya Tuan Arseno tidak menyukai perjodohan ini, aku tidak tahu harus menerima atau menolaknya," ucap Jingga.
"Kalau dari kamu sendiri bagaimana?" tanya Adisty.
"Ya, aku tidak tahu Adisy, jujur aku tertarik dengan dirinya namun dia sangat kasar dan pemarah, aku takut jika dia berperilaku kasar denganku," ucap Jingga.
"Aku juga tidak pernah bertemu langsung sebelumnya. Jadi gak bisa memastikan jika dia orang yang seperti apa. Tapi kalau melihat Nyonya Diva harusnya anaknya baik sih," ucap Adisty.
"Jangan bilang kamu mencintai kekayaannya?" ucap Adisty penuh selidik.
"Ih apaan sih mana ada kali aku kaya gitu. Ya siapa yang gak suka dengan Tuan Arseno yang sangat tampan, badannya kekar gitu pokoknya idaman banget deh," ucap Jingga.
"Mulai deh menghayal," ucap Adisty tertawa.
"Engga kok aku hanya gak nyangka aja ternyata anak yatim piatu seperti kita ini masih ada yang tertarik," ucap Jingga.
"Yaelah, siapa tahu jika banyak yang suka sama kamu. Kalau aku sepertinya memang tidak ada yang tertarik dengan aku yang tidak cantik seperti ini," ucap Adisty tertawa.
"Aku doain juga deh semoga kamu juga dapat jodoh terbaik dan bisa mengerti kamu yang sangat pemarah," ucap Jingga tertawa.
"Ih jahat banget sih kamu. Karena ada cowo kaya raya yang di jodohkan sama kamu, kamu jadi sombong begini," ucap Adisty sambil tertawa.
"Engga kok, aku juga belum tentu menerima dia, nanti saja, kita harus melihat Tuan Arseno lebih jauh lagi," ucap Jingga.
"Jingga, Adisty," panggil Bu Sri yang langsung masuk ke kamar mereka berdua.