"Tidak usa bertele-tela, Kakak tidak menyukainya," ujar Arseno.
Yuriza menghela nafasnya secara perlahan, tidak ada gunanya berbicara bohong kepada lelaki yang ada di depannya yang bahkan tidak menampakkan wajahnya.
"Maaf, tapi apa yang Kakak lakukan adalah sebuah kesalahan."
"Kesalahan?"
"Lalu apa masalahnya?"
"Kakak, Mama dan aku adalah seorang perempuan. Kami mengerti apa yang dirasakan Kak Jingga. Kalian memang menikah tanpa rasa cinta namun tidak bisa dipungkiri jika kalian adalah suami istri yang sah. Apakah ini bukan kesalahan jika Kakak malah mengajak wanita lain sedangkan istri Kakak tinggal dikamar seorang diri. Apa kakak tega jika ada seorang pria yang melakukan hal yang sama kepada Yuri?"
Arseno terdiam mendengar ucapan Yuriza. Memang setiap pergi dengan Selva seringkali membuat hati Arseno tidak tenang. Entahlah apa yang dirasakan oleh Arseno namun bayang-bayang wajah Jingga selalu menghantuinya dikala Arseno sedang bersama Selva sekalipun.