Chereads / (Not) A Perfect Marriage / Chapter 4 - Keputusan

Chapter 4 - Keputusan

"Selamat siang Nyonya Diva dan Tuan David," ucap Saptam yang berdiri di depan lobby perusahaan Keane.

"Apakah Arseno ada?" tanya Tuan David.

"Ada Tuan David. Silahkah masuk," ucap Saptam tersebut.

Nyonya Diva dan Tuan David langsung berjalan menuju lift. Mereka langsung memencet tombol lift untuk menuju ke lantai paling atas tempat ruangan Arseno berada.

Tak menunggu lama akhirnya lift tersebut membawa Diva dan David menuju lantai paling atas.

"Selamat siang Nyonya Diva dan Tuan David," ucap Naisa.

Naisa adalah sekretaris di kantor Arseno. Naisa yang selalu membantu Niko untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor dan mengatur pertemuan Arseno dengan kliennya.

"Ikut ke dalam," ucap ketus Nyonya Diva.

'Ya Tuhan, ada apa ini aku selalu takut jika berurusan dengan Nyonya Diva dan Tuan David,' batin Naisa.

Nyonya Diva dan Tuan David langsung masuk ke ruangan Arseno dengan Naisa yang membuntuti di belakang yang ikut masuk ke ruangan Arseno.

"Ma, Pa, silahkan duduk," ucap Arseno.

"Arseno, kamu tidak membawa wanita ke kantormu kan?" tanya Nyonya Diva yang melihat sinis ke arah Arseno, seolah-olah tahu jika anaknya mmebawa wanita.

"Tidak, Ma," jawab Arseno gugup.

"Naisa coba mendekat," ucap Nyonya Diva.

Dengan langkah gugup Naisa berjalan mendekati Nyonya Diva. Nyonya Diva tampat mendekati hidungnya di baju Naisa.

"Parfum Nai berbeda dengan parfum yang ada di ruangan kamu," ucap sinis Nyonya Diva.

Arseno terdiam mendengar perkataan Mamanya. "Mungkin pewangi Ma," ujar gugup Arseno.

"Arseno, jangan pernah berbohong, Mama tahu ini parfum wanita lain jelas-jelas ini parfum berkelas bukan hanya pewangi ruangan," ucap Nyonya Diva.

'Ya Tuhan, Tuan Arseno, jelas-jelas tadi aku melihat Selva masuk ke ruangan kamu, ternyata Nyonya tidak menyukai Selva,' batin Naisa.

Memang Nyonya Diva bisa di katakan orang yang selalu tahu jika anaknya berbohong. Arseno hanya bisa menundukkan kepalanya mendengar perkataan Mamanya.

"Mama tidak suka kamu membawa Selva kesini atau wanita manapun itu, kamu hanya boleh membawa calon istrimu ke kantor ini," ucap Nyonya Diva.

"Dan sampai kapan pun Mama tidak merestui hubungan kamu dengan Selva," ucap Nyonya Diva lagi.

"Iya, Ma," jawab singkat Arseno.

"Dan kamu Naisa, kamu harus laporan kepada saya kalau ada wanita selain calon istrinya ke kantor ini," ucap Nyonya Diva.

"Ma sudahlah Ma, nanti Mama cepat tua jika marah terus menerus. Ayo duduk disini, Arseno janji tidak akan pernah membawa Selva ataupun wanita lainnya ke kantor," ucap Arseno yang capek mendengar marahan Mamanya.

"Ya sudah, Mama pegang janji kamu," ucap Nyonya Diva yang langsung duduk di sofa diikuti oleh Tuan David yang sedari tadi hanya berdiam diri.

"Arseno berikan semua laporan perusahaan," ucap Tuan David yang kini mengambil alih pembicaraan.

Perusahan Keane Properti merupakan perusahaan Tuan David Keane yang sekarang sepenuhnya di pegang oleh Arseno, namun masih dalam pengawasan Tuan David.

Arseno mengambil berkas di atas mejanya dan memberikan kepada Papanya. Tuan David langsung membacanya dengan sangat teliti.

"Arseno, jelaskan tentang pekerjaan kamu apakah ada kendala atau yang lainnya!" perintah Tuan David.

'Oh jadi Tuan David kesini untuk memeriksa keadaan kantor, Ya Tuhan aku sudah gemetaran,' batin Naisa.

"Kendala besar tidak ada, Pa. Hanya saja proyek di luar kota ada mengalami kendala karena jalanan kesana berlubang ..." Arseno menjelaskan semuanya kepada Tuan David dan Nyonya Diva. Di lanjutkan oleh Naisa yang juga menjelaskan semuanya kepada Tuan David dan Nyonya Diva.

"Baiklah, kerja kalian pertahankan, saya ingin perusahaan ini tetap stabil," ucap Tuan David.

"Baik Tuan David," ucap Naisa.

"Nai kembalilah ke meja kamu dan panggil Niko kesini," ucap Arseno.

"Baik Tuan Arseno," ucap Naisa yang segera berlalu.

"Arseno, Mama benar-benar tidak menyukai Selva," ucap Nyonya Diva saat melihat Naisa sudah keluar ruangan.

"Ma, sudahlah jangan membahas dirinya," ucap Arseno.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk," ucap Arseno.

"Tuan Arseno memanggil saya?" ujar Sekretaris Niko.

"Niko bawa kami pergi ke restoran kita akan makan disana," ucap Arseno yang mengajak kedua orang tuanya untuk makan siang.

"Baik Tuan Arseno, mari," ucap Sekretaris Niko.

Akhirnya mereka berempat pergi ke restoran yang tidak jauh dari kantor. Arseno, Nyonya Diva, dan Tuan David kini sudah duduk di meja VVIP yang sudah di pesan oleh Sekretaris Niko, sedangkan Sekretaris Niko duduk di sebrang meja Arseno.

Arseno, Nyonya Diva dan Tuan David langsung memesan makanan untuk mereka masing-masing.

"Papa dan Mama mau apa?" tanya Arseno.

"Steak ikan," ucap Nyonya Diva.

"Papa juga sama," ucap Tuan Diva.

"Steak ikan 3 dan jus mangga 3," ucap Arseno kepada pelayan yang berdiri di sebelahnya.

Pelayan tersebut langsung mencacat pesanan Arseno dan segera berlalu meninggalkan meja Arseno.

"Jadi bagaimana keputusan kamu?" tanya Nyonya Diva langsung.

"Keputusan?" tanya Arseno bingung.

"Perjodohan itu," ucap Nyonya Diva.

Arseno menghela nafas panjang. "Ma Arseno bahkan belum memikirkannya," ucap Arseno.

"Mama tahu tadi ada Selva dan kamu pasti meminta izin kepadanya, harusnya kamu tidak m melakukan itu Arseno, kamu itu laki-laki yang punya keputusan sendiri, apakah kamu tidak kasihan kepada kedua orang tua kamu yang sudah tua ini? Kami menginginkan cucu sebelum kami berdua tiada, kenapa kamu tidak pernah mengerti sih?" ucap Nyonya Diva.

'Mama kenapa bisa tahu?' batin Arseno.

"Sebelum ke ruangan kamu, kami bertanya kepada Satpam dan katanya ada Selva di atas. Papa dan Mama melihat Sekretaris Niko yang buru-buru menaiki lift mungkin untuk memberitahu kamu jika ada kami yang datang," ucap Tuan David yang seolah-olah mengerti tatapan penuh tanya anaknya.

"Jadi sekarang apa keputusan kamu?" tanya Nyonya Diva.

"Ma, Arseno tidak mengenal wanita itu, bagaimana bisa Arseno langsung bisa memutuskan semuanya? Ini pernikahan Ma bukan pacaran, Arseno tidak ingin salah pilih," ucap Arseno.

"Jadi kamu mau bagaimana agar kamu segera memutuskan semuanya? Jangan terlalu lama Arseno, wanita seperti dirinya tidak banyak nanti jika di ambil orang baru kamu menyesal," ucap Nyonya Diva.

"Arseno minta waktu, biarkan Arseno mengenal wanita tersebut Ma, baru Arseno akan memutuskan akan lanjut atau tidak, Arseno harap Papa dan Mama tidak mendesak Arseno terlalu cepat," ucap Arseno.

"Baiklah, minggu depan kita akan bertemu dengan wanita itu Mama harap kamu bisa menerima dirinya," ujar Nyonya Diva.

"Baiklah, Arseno akan usahakan bertemu dengannya," jawab Arseno.

"Arseno, Papa tahu ini berat untuk kamu namun Papa bisa memastikan wanita yang akan di kenalkan kepadamu adalah wanita baik jadi kamu tidak usa meragukan kebaikannya karena dirinya memang sangat baik, dan wanita itu sangat cantik dan cocok untuk dirimu," ucap Tuan David yang mencoba menenangkan hati anaknya.

Arseno tersenyum terpaksa mendengar perkataan Papanya.

'Apa istimewanya wanita itu sampai Mama begitu yakin terhadapnya? Ya Tuhan aku harap ini bukan masalah, sungguh aku tidak bisa memastikan apakah aku akan menerima atau tidak,' batin Arseno.