Chereads / (Not) A Perfect Marriage / Chapter 18 - Arseno Meninggalkan Jingga?

Chapter 18 - Arseno Meninggalkan Jingga?

'Wanita ini memang sangat pengertian. Harusnya dia marah karena suaminya masih mendekati wanita lain tapi tidak dengan dia. Memang dari awal saya sudah mengingatkan Jingga untuk tidak melibatkan cinta tapi saya tidak menyangka dia akan setegar ini,' batin Arseno.

Kini, Arseno dan Jingga beranjak meninggalkan pesta pernikahan, melajukan kendaraan begitu cepat. Ya, Jingga mengerti bahwa Arseno pasti khawatir dengan Selva karena sudah menunggu dirinya. Jingga hanya terdiam seolah bisa memahami semuanya dengan baik. Dirinya tidak boleh terlihat menyedihkan, bukankah ini hanya pernikahan satu tahun? Setelah satu tahun mereka akan saling melepas satu sama lain.

Tak lama, Selva sudah terlihat di ujung jalan, seperti sudah menunggu kedatangan Arseno. Arseno kini sudah menghentikan mobilnya tepat didekat Selva.

Dengan gerak cepat Selva langsung membuka pintu mobil, namun dirinya terkejut karena melihat Jingga berada di samping Arseno.

"Apa kamu menjemput saya untuk melihat kemesraan kalian berdua? Kalau begitu saya rasa kamu tidak perlu menjemput saya," tanya Selva.

Arseno terdiam mendengar ucapan Selva. Namun, melihat Arseno hanya terdiam, akhirnya Jingga yang memutuskan untuk menjawab pertanyaan Selva.

"Nona Selva maafkan saya, Tuan Arseno hanya mengantarkan saya ke apartemen miliknya karena saya tidak tahu alamatnya, setelah itu anda dan Tuan Arseno bisa pergi," ucap ramah Jingga.

Selva hanya terdiam tanpa menggubris ucapan Jingga, hingga Jingga berinisiatif untuk pindah duduk di belakang.

"Silahkan duduk di samping Tuan Arseno, Nona. Saya rasa saya sudah kelewatan," ucap Jingga yang langsung duduk di kursi belakang.

"Baguslah kalau kamu sadar diri," ucap ketus Selva.

Arseno hanya menghela nafasnya secara perlahan seolah tidak bisa menangani perdebatan kedua perempuan yang sama-sama merupakan miliknya. Ya, Jingga adalah miliknya karena status Jingga adalah seorang istri dari Arseno Keane. Sementara Selva juga adalah miliknya karena Selva merupakan kekasih yang sangat dicintai oleh Arseno.

"Sudah?" ketus Arseno.

"Sudah sayang," jawab Selva.

"Tolong jangan membuat keributan disini, saya sudah cukup pusing dan capek dengan keadaan ini," ujar Arseno.

'Keadaan ini? Haha, anda pikir hanya anda yang lelah dengan semuanya? Saya pun begitu Tuan Arseno. Walaupun anda pengusaha terkaya dan terkenal bukan berarti saya bisa menerima anda begitu saja,' batin Jingga.

"Iya sayang," jawab Selva.

Kini Arseno langsung melajukan mobilnya dengan kencang seolah dirinya ingin segera mengantarkan Jingga sampai ke apartemennya. Namun, lagi-lagi Jingga sadar diri akan sikap Arseno yang terlihat acuh kepadanya.

1 jam berlalu, kini Arseno sudah memarkirkan mobilnya tepat di parkiran apartemennya.

"Selva tunggulah disini, saya mau mengantarkan Jingga ke kamar apartemen saya," ujar Arseno.

"Sayang, bukankah Jingga sudah dewasa? Dia bisa sendiri, kan? Ayolah jangan membuat seolah Jingga tidak bisa kesana sendirian." Nada bicara Selva jelas memperlihatkan bahwa dirinya sangat tidak menyukai Jingga.

"Tuan Arseno, tidak apa-apa, saya bisa sendirian lagi pula sepertinya kekasih anda tidak menyukai jika anda mengantarkan saya," ucap Jingga.

"Baiklah, kamu ke resepsionis saja dan minta dia mengantarkan kamu ke apartemen saya, ini kuncinya," Arseno memberikan kuncinya kepada Jingga.

"Baiklah Tuan Arseno dan Nona Selva, maafkan saya sudah mengganggu anda," Jingga langsung turun dari mobil dan beranjak masuk ke apartemen.

Arseno menatap Jingga seolah sangat mengkhawatirkan Jingga untuk masuk pertama kali ke apartemen miliknya.

"Sayang, kenapa kamu menatap Jingga seperti itu? Kamu mengkhawatirkan dia?" tanya Selva.

"Selva, saya juga manusia yang punya perasaan manusiawi. Jingga baru pertama kali kesini, kemungkinan dia nyasar itu sangat besar. Kamu tahu juga kan bahwa dia adalah orang biasa? Bisa jadi dia tidak pernah memasukin apartemen mewah seperti ini," jelas Arseno.

Selva terdiam, seolah tidak bisa membantah ucapan Arseno lagi.

"Ayo kita pergi!" Arseno langsung membawa mobil pergi dari parkiran setelah melihat Jingga sudah masuk ke lobby apartemen.

Sementara itu Jingga yang baru pertama kali masuk ke apartemen mewah sangat begitu canggung.

"Maaf Nona, anda siapa?" tanya seorang Satpam.

Wajar saja Satpam itu curiga dengan Jingga karena Jingga terlihat seperti orang asing.

"Oh, saya Jingga. Saya ingin ke apartemen milik Tuan Arseno," ucap Jingga.

"Apa anda adalah istri yang baru dinikahi oleh Tuan Arseno?" tanya Satpam tersebut, seraya mengambil ponselnya dan melihat ke arah ponsel kemudian melihat ke arah Jingga seolah sedang mencocokkan wajah yang ada di ponsel dengan wajah Jingga.

'Jika memang dia istri Tuan Arseno, lalu kemana Tuan Arseno? Masa iya baru nikah sudah di tinggal,' batin Pak Satpam.

Jingga terdiam seolah memikirkan, bagaimana bisa Satpam ini tahu perihal pernikahannya?

"Nona, pernikahan kalian sangat meriah, jadi kami dengan jelas tahu tentang pernikahan Tuan Arseno yang diselenggarakan hari ini," ujar Satpam yang seolah menjawab pertanyaan Jingga di dalam hatinya.

"Oh, iya," jawab singkat Jingga.

"Baiklah Nona Jingga, mari saya antarkan ke kamar Tuan Arseno," ucap sopan Satpam tersebut.

Jingga hanya menganggukkan kepalanya dengan sangat sopan. Kini mereka berdua berjalan bersama, Jingga tak henti-hentinya memperlihatkan koridor apartemen yang sangat indah dan menawan.

'Pemiliknya pasti bukan orang sembarangan. Lihatlah apartemen ini sangat mewah dan berkelas,' batin Jingga.

"Sudah Nona jangan melihat apartemen ini seperti itu. Saya tahu, suami anda sangat luar biasa memiliki apartemen yang sangat mewah dan sangat terkenal seperti ini," ucap Pak Satpam.

Jingga tediam seolah mencerna ucapan Satpam tersebut.

'Milik suami aku? Apa ini milik Tuan Arseno? Ya Tuhan aku seperti tidak percaya dengan semua ini. Kekayaan keluarga Keane benar-benar di luar nalar aku,' batin Jingga.

Jingga kembali mengingat apartemen ini bernama Keapro, mungkinkah itu artinya Keane Properti?

'Ya Tuhan, aku terkejut mendengar kekayaan Tuan Arseno Keane,' batin Jingga.

"Nah, kita sudah sampai, ini apartemennya. Tuan Arseno memiliki kamar dipaling atas karena apartemen ini miliknya jadi Tuan Arseno membuat kamar khusus untuknya. Silahkan beristirahat Nona Jingga. Anda bisa memanggil kami jika anda memerlukan kami," ucap Pak Satpam panjang lebar.

"Baiklah, terima kasih, Pak," jawab Jingga.

"Sama-sama Nona, saya harap anda senang berada disini, bagaimanapun apartemen ini milik anda mulai hari ini," ucap Pak Satpam.

Jingga hanya mengangguk kecil lalu tersenyum.

Seperginya Pak Satpam, Jingga langsung membuka apartemen milik Arseno, dengan perlahan Jingga membuka pintu. Jingga langsung membulatkan matanya, melihat apartemen yang sangat mewah, luas, dan desainnya juga bukan main-main bagi Jingga. Ya, wajar saja Arseno adalah seorang pengusaha properti, jadi dirinya pasti tau properti yang berkualitas untuk apartemennya.

"Jadi sekarang aku berperan jadi Nona Arseno Keane? Orang paling kaya di negara ini. Ah, rasanya aneh sekali, aku lebih suka tinggal di panti meskipun tidak sebesar ini namun disana sangat ramai dengan anak-anak," ucap Jingga.

Bersambung...