Chereads / Annethaxia Luo Putri Negeri Salju / Chapter 6 - 006 Padang Bunga

Chapter 6 - 006 Padang Bunga

Bagian bumi dengan empat musim, memiliki musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Musim semi terjadi antara bulan Maret, April, dan Mei. Pada musim ini, cuaca cenderung hangat tetapi sering hujan. Musim panas terjadi sekitar bulan Juni, Juli, dan Agustus. Pada musim ini cuaca cenderung hangat bahkan sering sangat panas.

Musim gugur ada pada bulan September, Oktober, dan November. Pada musim ini hari terasa lebih pendek, semakin dingin, dan daun-daun gugur dari pohon. Musim dingin ada pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Pada musim ini hari terasa lebih dingin dan sering bersalju.

Adalah sebutan La Battaglia dei Fiori atau Pertempuran Bunga yang selalu diadakan setiap dua tahun sekali di musim semi di kota Franstomohon–kota di mana sekarang Javier menetap dan mengadu nasib. Festival ini merupakan serangkaian perayaan musim semi di mana masyarakat Franstomobelle–sebutan untuk penduduk Franstomohon–, bersaing untuk membuat hiasan bunga yang paling mewah selama parade. Mereka akan menghias kendaraan yang mayoritas hiasan tersebut berasal dari bunga, yang sebagian besarnya didapat dari desa Karaskas–tempat Jacob dan ibunya tinggal.

Saat musim semi, padang rumput di desa Karaskas seolah disulap menjadi hamparan warna kuning cerah yang cantik. Bunga canola berwarna kuning keemasan adalah pusat daya tarik Karaskas, menjadikan daerah yang biasanya sepi tersebut ramai oleh para wisatawan yang ingin menyaksikan sendiri indahnya bunga canola mekar. Pemandangan ini banyak diburu untuk objek foto oleh para fotografer.

Waktu terbaik untuk mengunjungi bunga canola mekar di Karaskas adalah di bulan Februari sampai Maret.

Franstomohon terkenal dengan penjualan bunga daisy[1] dan minyak canola[2]nya, namun produksinya begitu lambat, dibanding dengan permintaan akan kedua jenis bunga ini. Karena hanya sedikit petani dari desa Karakas yang membudidayakan ke dua jenis bunga ini untuk kemudian dikirim ke Franstomohon.

Untuk alasan itulah, lahan perkebunan milik Mandel Hills mulai merambah membudidayakan bunga daisy dan canola, di samping bunga mawar[3] dan bunga-bunga jenis lainnya. Dengan harapan, di tahun ini bisa mensupply permintaan akan bunga daisy dan canola lebih banyak, sekaligus mengikuti festival bunga di kota Franstomohon.

Maka tidak mengherankan, Jacob begitu gusar, tanaman bunga yang baru saja dibudidayakannya, dipetik begitu saja tanpa seijinnya.

"Hai gadis bodoh! Apa yang kau lakukan dengan bungaku?!"

Seseorang yang disebut bodoh, mengabaikan perkataan Jacob yang tajam. Seolah tidak mendengar apa yang diucapkan pria bertubuh tinggi besar itu.

Merasa ucapannya tidak digubris, Jacob turun dari kudanya, dan dengan langkah lebarnya mendekati gadis yang dia sebut bodoh itu. Tangannya dengan kasar mencengkram lengan gadis itu, mencegah tangannya kembali memetik bunga-bunga miliknya. Hingga, beberapa bunga yang telah gadis itu kumpulkan di tangannya, jatuh berserakan ke tanah. Gadis itu tampak terkejut.

Satu tangkai mawar putih, lolos dari tangannya, terangkat ke udara, dan mengenai wajah serta lengannya. Duri yang ada pada tangkai mawar itu tanpa sengaja menggores pipi mulus dan juga lengannya, sebelum akhirnya bunga mawar putih itu pun ikut terhempas ke tanah.

Satu goresan cukup membuat darah segar keluar dari pipi dan lengan gadis itu. Membuat Jacob melonggarkan cengkraman tangannya karena tidak menyangka, dirinya telah melukai gadis bodoh pencuri bunga.

Seketika, kecanggungan di antara mereka memenuhi atmosfer di padang penuh bunga yang bermekaran. Seolah waktu terhenti dan Jacob merasakan de ja vu. Gadis di hadapannya, seolah pernah ia lihat, namun entah di mana.

Gadis bodoh pencuri bunga. Berambut ikal dan hitam legam, kulitnya yang diterpa sinar pagi seolah berkilauan, terlihat putih cerah, bulat lebar matanya dengan warna hazel. Sesekali mengerjap. Memperhatikan pria yang masih mencengkram sebelah tangannya dengan pandangan kosong. Gadis itu menunggu. Seolah menantang Jacob untuk melancarkan serangan dari mulutnya untuk yang ke dua kalinya. Sama sekali tidak menyadari bahwa pipi dan lengannya terluka.

Jacob berdeham, untuk memecah keheningan. Tiba-tiba merasa salah tingkah. Melepas begitu saja cengkramannya, dan menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Menganggap Jacob tidak lagi memberinya ancaman, gadis itu lantas memungut satu per satu bunga-bunga yang terjatuh. Menyusunnya dengan rapi di ke dua belah tangannya. Jacob seketika seperti kehilangan kata-kata.

Gadis ini, apakah bodoh secara harfiah? Tidak memahami bahwa dirinya sedang marah? Bahkan, ucapannya diabaikan begitu saja seperti angin.

"Hei, apa kamu tahu, bunga-bunga yang telah kau petik itu milik siapa?" Jacob mencoba memancing gadis itu agar mau merespon. Menekan dalam-dalam amarah di dalam dadanya.

Gadis itu menghentikan aksinya dari merapikan bunga-bunga putih kuning nan indah itu. Tertegun dengan pertanyaan Jacob. Setidaknya itu yang ada dalam pikiran Jacob.

Namun, yang terjadi selanjutnya, membuat Jacob membelalakan matanya, menggeleng, dan bahkan menghela napas dengan kasar. Menjambak rambutnya sendiri. Mengeraskan rahangnya. Menggeram.

Bagaimana tidak? Gadis di hadapannya, setelah aksi diam mematung, alih-alih merespon pertanyaan Jacob, ia mengendus aroma bunga-bunga yang telah ia rangkai di tangannya, satu per satu. Meresapi setiap aroma wangi yang terhirup indra penciumannya. Menikmati dengan sungguh-sungguh dengan mata terpejam. Kemudian gadis itu tersenyum. Senyum yang indah. Namun, tidak cukup untuk menawan hati Jacob yang saat itu telah berada di puncak kemarahan. Apa pun yang terlihat indah di mata orang lain, jika Jacob sedang dikuasai amarahnya, semua itu tidaklah tampak indah.

'Apa gadis bodoh ini, gila?' batin Jacob.

Jacob memperhatikan gadis di hadapannya dengan seksama, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Menilai.

Namun, Jacob tidak menemukan keanehan. Atau sesuatu yang tidak biasa pada gadis itu. Semua tampak normal.

Pakaian yang dikenakan gadis itu pun tidak tampak aneh. Dress sepanjang lutut dengan warna kuning pucat. Lengan baju, tiga per empat panjangnya. Pakaian yang biasa dikenakan oleh para gadis pada umumnya di Karaskas.

Hanya saja, rambut hitam legamnya menandakan dengan jelas, bahwa gadis si pencuri bunga bukanlah berasal dari Karaskas. Bisa jadi, seorang pendatang. Entah dari mana. Jacob tidak memiliki pemikiran dari mana asal gadis itu.

***

[1] Bunga daisy akan tumbuh sepanjang musim panas dan penyerbukannya dibantu oleh lebah. Daisy bisa tumbuh melalui benih yang tersebar di musim gugur dan berbunga pada saat musim semi. Bunga ini akan kembali kuncup pada saat malam hari.

Daisy putih bermakna cinta setia dan kepolosan. Tak heran jika banyak pria yang menggunakan bunga daisy putih disaat melamar gadis pujaannya.

Bunga daisy merah bermakna cinta yang diam-diam, kecantikan yang tidak diketahui pemiliknya, ketulusan dan kesederhanaan. Sedangkan daisy orange bermakna suka cita, kehangatan dan semangat. Terkadang di acara kelulusan, seseorang memberikan rangkaian bunga dimana terdapat daisy orange di dalamnya. Ternyata maksudnya untuk memberi semangat dan merayakan suka cita. Secara umum, bunga daisy bermakna kemurnian, kepolosan, kesucian, kesederhanaan, kelembutan dan kesetiaan.

[2] Bunga canola atau dikenal juga dengan nama rapeseed merupakan komoditi penting untuk menghasilkan minyak canola yang katanya lebih baik untuk kesehatan jika dibandingkan dengan minyak kelapa sawit. Saat musim bunga canola juga menjadi musim panen madu bagi para petani lebah. Sebab ladang bunga ini disukai para lebah madu.

[3] Bunga hias mawar adalah tanaman yang membutuhkan perawatan yang tidak begitu sulit. Uniknya, mawar bisa mekar sepanjang musim hingga musim gugur.

Warna bunga mawar pada musim gugur memiliki corak cantik dan sangat elegan. Bunga hias ini juga lebih tahan terhadap hama penyakit.