23:20
Malam di Markas besar Aliansi Petualang tidaklah semeriah saat siang hari. Meski begitu beberapa orang akan tetap lalu lalang karena gedung ini dibuka 24 jam.
Pria ini adalah salah satunya. Tubuhnya yang besar ditutupi zirah hitam legam. Dia membawa Kapak perang, pedang pendek dan perisai bundar. Persenjataannya sangat komplit seakan ingin pergi berperang.
Ia berjalan menyusuri lorong lantai dua yang gelap lalu berhenti di depan ruang konferensi bernomor 18.
Di dalamnya sudah ada cukup banyak orang. Pria maupun wanita dari berbagai usia, pejuang ataupun penyihir, dengan satu-satunya persamaan adalah mereka semua sudah siap tempur. Beberapa adalah teman pria berzirah hitam, sebagian adalah wajah yang familiar namun jarang berinteraksi, sedangkan sisanya benar-benar asing. Jika tebakan pria itu benar, semua petualang di ruangan ini harusnya kelas penakluk.
Pria itu memilih duduk disamping lelaki tua bertubuh pendek. Mereka sering minum dan berpetualang bersama.
"Carlie, sedang butuh uang jajan?" bisik pria tua, Odhor.
"Itu hanya nomor dua."
"Kehehe, tidak pernah berubah, kau ini. Mau dengar sesuatu yang menarik? Sebelumnya pada petunjukkan sirkus aku melihat detektif terkenal Delta Greyhorn masuk bilik walikota. Percayalah, malam ini kau akan sangat puas."
"Tentu. Sudah berapa lama menurutmu sejak Kota Denia mengalami situasi darurat? Aku menantikannya."
"Kek. Dasar maniak. Jangan sampai mati."
"Tidak akan."
Dua jam yang lalu wali kota mengumumkan situasi darurat level 2. Aliansi Petualang diminta untuk mendukung pasukan utama. Yah, meski sepertinya sedikit petualang yang tertarik. Mereka yang ada di sini kemungkinan sedang butuh uang ekstra seperti Odhor ataupun penggila perang seperti Carlie.
Beberapa saat kemudian seorang pria dengan setelan jas hitam memasuki ruangan. Pria itu adalah ketua Aliansi saat ini, Erick. Muda, tampan, dan mapan. Dia sangat populer dikalangan wanita. Jujur saja banyak orang yang iri dengannya, tidak terkecuali Carlie.
Situasinya sendiri sangat aneh. Seorang pria misterius entah dari mana datangnya berhasil menjadi ketua cabang. Enam bulan kemudian pria yang sama langsung menduduki posisi ketua aliansi. Tentu saja banyak yang memprotesnya. Sayangnya mereka semua berhasil dibungkam dengan erat.
Selain setelah kemunculannya enam bulan lalu semua tentang pria bernama Erick adalah misteri.
Erick berdiri di depan podium dengan wanita cantik berseragam resepsionis di sisinya.
"Terima kasih sudah datang selarut ini. Langsung saja ke pokok permasalahan. Aliansi menerima permintaan darurat dari walikota dua jam yang lalu. Untuk detail tugasnya sendiri cukup sederhana. Aliansi diminta bekerja sama dengan Batalion Ksatria Khusus dan penjaga kota untuk menangkap, hidup atau mati, penjahat bintang enam yang bersembunyi dikota ini, Hymne Blackjack," jelas Erick.
Setiap penjahat buron akan di labeli bintang. Dimulai dari bintang satu hingga lima. Penjahat bintang lima yang dinilai sangat berbahaya akan diberi satu bintang tambahan oleh pengadilan.
"Sampai sini ada pertanyaan?"
"Bayarannya?" tanya seorang penyihir.
Semakin banyak bintang yang dimiliki penjahat, semakin tinggi pula nilai buronnya. Penjahat bintang enam sudah terbukti menjadi bencana berjalan. Namun demikian orang-orang dalam ruangan ini tampaknya acuh tak acuh dan lebih peduli dengan bayarannya.
"Permintaan datang dengan surat resmi dari pengadilan. Jadi uang bukan masalah, terutama jika anda sekalian berkontribusi tinggi."
Erick melihat sekeliling. Setelah di rasa tidak ada yang akan bertanya lagi ia melanjutkan, "Menurut informasi dari Tuan Greyhorn, penjahat ini adalah dalang dibalik insiden Bizantium. Diperkirakan masuk kota dengan menyamar sebagai anggota rombongan sirkus. Pemimpin tertinggi pada operasi kali ini adalah Wali Kota Darton. Sedangkan petualang akan dipimpin oleh nona Anna. Selebihnya, silahkan ikuti arahan nona Anna. Oh ya, saya mendapatkan informasi penampakan kriminal kelas kakap lainnya di Kota Denia. Jadi operasi ini mungkin tidak akan berjalan mulus. Semoga berhasil."
Setelah selesai berpidato Erick segera meninggalkan ruangan.
"Kek. Pria yang sibuk," sarkas Odhor.
"Apakah ada pertanyaan lebih lanjut?" tanya Anna, mengambil alih.
Anna selalu tersenyum lembut. Selain itu dia juga masih memeluk boneka porselinnya, sama seperti biasa. Sejujurnya, Carlie tidak terlalu mengenal wanita ini. Odhor pun yang memiliki jaringan informasi luas hanya mengetahui sedikit tentangnya.
Keberadaanya sendiri adalah sebuah misteri. Walau tidak semisterius Erick, sih.
Wajah cantik, tubuh ramping, dan sering terlihat memeluk boneka. Namun tidak ada yang berani meremehkannya. Bahkan petualang di ruangan ini mungkin lebih takut padanya daripada penjahat bintang enam itu.
Alasanya sangat sederhana.
Para petualang yang tergabung dalam Aliansi pada dasarnya bersikap bebas dan bertindak semaunya. Namun meski demikian, mereka memiliki tiga hal yang wajib dihormati, atau setidaknya begitu.
Yang pertama adalah Ketua Aliansi. Kesampingkan dahulu fakta ketua saat ini banyak tidak disukai. Ketua-ketua sebelumnya bukanlah orang sembarangan dan menuai hormat dari banyak kalangan.
Kedua adalah kelompok petualang legendaris. Kelompok yang mempelopori era petualangan, dengan legenda yang tak terhitung banyaknya. Mereka diabadikan sebagai delapan pilar raksasa pada aula Markas Besar Aliansi.
Terakhir adalah para Vagabond. Julukan untuk petualang luar biasa yang diakui Aliansi dan disebut petualang terhebat. Puncak para petualang. Nama mereka diukir pada pilar di Markas Besar Aliansi dan kisah petualangan mereka diabadikan dalam buku Petualang Legendaris. Julukan Vagabond sendiri awalnya diambil dari olokan pepatah lama dimana di katakan, "Semakin hebat seorang petualang semakin miskin pula dia."
Kendati asal usul dan kisah eksploitasinya jarang diketahui, wanita bernama Anna ini tak pelak lagi adalah salah satu dari vagabond. Atau bahkan mungkin dia adalah salah satu dari petualang legendaris yang masih hidup.
Siapa yang tahu.
Sekedar info. Ketika Carlie baru bergabung dengan Aliansi, Anna sudah sering berperan sebagai resepsionis. Bahkan setelah hampir 15 tahun berlalu wajahnya sama sekali tidak berubah. Seolah aliran waktu tidak mempengaruhinya.
Seorang pria kekar yang memiliki suara lucu mengangkat tanganya. "Nona Anna, bagaimana menurutmu buronan ini?"
"Merepotkan," jawab Anna, masih dengan senyuman sempurna.
Hanya berdiri di depan dan tersenyum sudah cukup untuk membuat seorang maniak pertempuran seperti Carlie berdecak kagum. Dan musuh yang di cap merepotkan oleh orang dikaguminya membuat darah Carlie semakin mendidih.
"Mari selesaikan pembicaraan tidak perlu ini dan segera pergi ke medan perang!" seru Carlie, tanpa sadar.
"kehehehe."
"Hahaha."
"Maniak oh maniak."
Ruangan menjadi hidup. Ada yang tertawa, ada juga yang mencibir. Anna lalu bertepuk tangan pelan.
"Sangat baik jika kalian termotivasi. Namun sayangnya kita sepertinya harus datang sedikit terlambat." Mendapat tatapan ragu, Anna segera melanjutkan, "Kita kedatangan tamu ...."
Saat orang-orang mempertanyakan apa maksud dari perkataan wanita ini, terdengar suara dentuman dan dilanjutkan dengan getaran.
"Sepertinya mereka sudah datang."
Tanpa perlu di suruh lagi semua petualang sudah mengambil posisi bertempur.
"Silahkan pergi. Anggap ini sebagai pemanasan."
Dengan aba-aba dari Anna, pertempuran pertama malam ini segera di mulai.