"Ini adalah cek uang kamu sebagai bayaran tubuhmu semalam, silakan foyakan uang kotormu itu dengan teman-teman jalangmu lalu kembali melakukan hal yang sama lagi." Menatap Ello.
Taehyung hanya tersenyum melihat wajah Ello yang diangap dirinya sok polos di hadapan seorang Kim Taehyung.
"Uang itu ibaratnya raja Jika, ada uang kamu bebas melakukan hal apa saja namun jika tidak maka kamu kesulitan."
"Dan hari ini kamu membuktikan pada aku bahwa uang bisa membeli apa saja termasuk takdir," papar Taehyung yakin akan ucapanya.
Taehyung kembali mejelaskan pada Ello bahwa uang adalah raja dengan uang dia bisa membeli apa saja termasuk takdir, dan hari ini Ello membuktikan pada dirinya, Pria itu hanya tersenyum mengeleng-geleng kepalanya menatap dingin Ello tanpa peduli dengan perasaan Ello Taehyung melempar cek berisi uang empat miliar itu pada wajah Ello.
"Dasar sampah yang tidak pantas dipungut," lontar Taehyung pergi.
Setelah melempar cek itu di wajah Ello, Kim Taehyung akhirnya melangkah pergi meningalkan Ello sendirian di kamar. Ia mengukir senyuman kemenangan akan saham yang akan ia dapatkan dari taruhan dengan teman-temanya.
"Ingat jangan pernah muncul di hadapan aku lagi setelah ini Jika, sekali kamu muncul atau tunjukan wajah kotormu itu akan aku pastikan wajah polos ularmu itu hancur seperti pecahan kaca, cam'kan kata-kata aku ini! Madam pasti sudah menjelaskanya padamu." Lalu melangkah pergi.
Pria itu kembali menegaskan hal yang mengancam Ello, Ia tidak peduli dengan gadis yang semalam melayani dirinya itu D
dan kembali melangkah pergi menghiraukan Ello yang masih diam dan membisu di tempat tanpa berucap sepatah kata pun.
Ello yang masih diam membisu dan melihat cek uang empat miliar jatuh di kakinya saat tadi Kim Taehyung membuang ke wajahnya, ada rasa yang begitu sesak di dada Ello. Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam ia diam sejenak menatap lekat cek tersebut.
Rasa sesak di dadanya begitu menyiksa dirinya namun Ello berusaha tegar karena, ia tahu ini semua demi sang ayah. Setelah diam sejenak mengontrol sifat emosionalnya Ello mengambil cek tersebut lalu segera melangkah keluar untuk pergi.
"Apa kamu akan pergi malam-malam begini dengan keadaan kamu yang masih lemah itu?" Tanya seorang wanita paruh baya pada Ello saat melihat gadis muda itu yang sedang melangkah untuk pergi dengan langkahan kaki yang sudah dipahami oleh wanita paruh baya itu.
Dia adalah Madam. Ya tempat Madam masih sangat ramai lebih dari kedatangan Ello yang semula, Gadis itu hanya diam tanpa menjawab ucapan Madam namun ia berbalik menatap wanita paruh baya yang ada di belakanganya itu.
"Istrahatlah di sini tubuhmu sangat lemas Besok pagi akan aku perintahkan supir aku mengantar kamu pergi," tawar Madam merasa iba pada Ello.
Wanita paruh baya itu memang sangat merasa simpatik pada gadis muda itu sejak pertama kali bertemu, andai bukan karena janjinya pada Kim Taehyung pasti tidak akan ia biarkan gadis itu dinodai dengan cara seperti ini hanya karena keselamatan sang ayah namun, apalah daya jika nasi sudah menjadi bubur mau gimana pun itu adalah keinginan anak itu.
"Terimakasih Madam. Aku harus pergi sekarang untuk menyelesaikan administrasi pembayaran rumah sakit papa, sebelum besok dia di operasi," jawab dingin Ello menatap Madam dengan senyuman.
Gadis ini mengapa sikapnya tiba-tiba begitu dingin dan tatapanya pun sama pada aku? Perasaan saat tadi datang sikap ia tidak sedingin ini? Apa ada sesuatu yang terjadi? tanya Madam dalam hati menatap bingung dengan sikap Ello.
"Tapi ini sudah malam, taksi atau bus akan sulit untuk di dapat di tengah larut malam seperti ini," pinta Madam.
Wanita itu meminta agar Ello tidak memaksa pergi apalagi jalanan di sini sedikit rawan dengan para preman jalanan.
"Jika aku di sini kasihan adik aku, dia akan menunggu aku dan ayah kondisinya akan semakin parah maaf, kan aku dan terimakasih untuk perhatian nyonya, aku harus pergi," seru Ello menolak tawaran Madam dan keras kepala memaksakan diri pergi.
"Baiklah jika itu keinginanmu tapi, biarkan supir aku mengantar kamu pulang." Madam menawar.
Wanita itu sangat kwatir dengan keadaan gadis muda ini apalagi klubnya yang sangat ramai tentu saja, para pria mata keranjang akan mengikuti Ello untuk memaksanya melakukan hal yang sama di jalanan yang sangat sepi di malam yang semakin larut ini.
Wanita paru baya itu juga tidak memiliki seorang anak, ia hanya tinggal berdua dengan suaminya jadi wajar saja ia memperhatikan Ello karena rasa penasaranya pada gadis muda itu.
Ello tidak bisa menolak permintaan terakhir Madam akhirnya, ia hanya diam mengangukan kepalanya pelan sebagai tanda mengiyakan. Melihat hal itu Madam dengan cepat memerintahkan anak buahnya yang bekerja di klub memangil supirnya yang sedang tidur di mobil untuk mengantar pulang Ello.
Tidak lama kemudian mobil putih Yamaha Madam datang sudah parkir di depan pintu utama klub Madam, Ello pun dituntun Madam mengantar gadis muda itu ke depan sampai di mobil Ello masuk ke dalam mobil dan pintu mobil kembali ditutup lalu gadis muda itu menurunkan kaca mobil.
"Terimakasih Madam aku pamit pergi dulu," ucap Ello dengan nada rendah dan tersenyum pada Madam walau sebenarnya ada sesak di dadanya.
Madam yang juga tersenyum dengan menatap kedua mata sendu Ello sekilas meneteskan air mata, sambil melambaikan tanganya saat Ello yang sudah pergi dengan mobil melaju sambil melambaikan tangan juga kembali pada Madam dan menutup kaca mobil lalu menghilang dari tatapan Madam.
Wanita itu menghapus air matanya ia tahu bahwa Ello berusah tidak terlihat lemah pada hal sebenarnya gadis itu sedang menahan luka di dalam hatinya agar tidak terlihat lemah.
"Gadis yang malang, untuk pertama kali aku meneteskan air mata karena kamu," bicara Madam sendiri dengan dirinya.
Jika ini takdir biarkan dia berjalan semestinya Tuhan aku iklas dengan lapang dada, batin Ello
****
"Ayah! Ada apa dengan kondisimu! Siapa pun tolong aku hiks..." tangis Seli meminta tolong pada perawat rumah sakit untuk melihat kondisi ayahnya.
Tapi tidak ada satu pun orang yang mau menolongnya Seli menangis dengan keras sambil memegang kedua tangan ayahnya.
"Ayah bertahanlah hiks... kakak akan datang sebentar lagi dan ayah akan dapat pertolongan medis. Seli mohon bertahanlah demi aku dan kak Ello hiks...." tangis Seli sambil menatap wajah Lucas dengan butiran air mata membasahi wajah ayahnya.
"Semua akan baik-baik saja hiks... kak Ello hiks... cepatlah Seli tidak ingin kehilangan ayah hiks..." deru air mata Seli kembali pecah saat itu.
"Siapa pun tolong ayahku..." ucap Seli masih terus menangis saat melihat kondisi ayahnya yang kembali kritis.
Bersambung.