Pada pagi hari, semua anak-anak di pengungsian bangun dari tidurnya, begitu pun juga Rizuka. Rizuka mengusap kedua matanya lalu menoleh kesamping, rupanya anak perempuan itu sudah sadar sebelum ia bangun.
"Ngomong-ngomong, namamu siapa?" Tanya Rizuka pada anak perempuan itu, anak perempuan itu pun seketika menoleh padanya.
"Kau siapa?"
"Heh, malah tanya balik, aku Rizuka, aku disuruh kak Abian menjagamu disini," ucap Rizuka sambil mengulurkan tangannya.
Tapi anak itu tidak membalas uluran tangannya, alhasil Rizuka pun menurunkan tangannya.
"Aku Zeline," ucap anak perempuan berambut sebahu itu.
"Kau, kau mirip adikku,"
Setelah Rizuka mengatakan itu Zeline tidak membalasnya. Sejenak suasana hening, karena anak perempuan itu sangat diam dan dingin.
Untuk mencairkan suasana, Rizuka akhirnya menbuka suaranya lagi.
"Pasti kau sedih karena kehilangan ibumu,"
"Kau tahu dari mana aku kehilangan ibuku," tanya anak perempuan itu_Zeline_
"Diceritakan kak Abian, kak Abian adalah prajurit pasukan militer yang menyelamatkanmu semalam,"
Tampak para prajurit datang dan membagi-bagi makanan ke anak-anak, antara lainnya terlihat sosok Abian.
"Itu kak Abian, ayo kita kesana,"
Ajak Rizuka sambil menarik tangan kanan Zeline. Zeline pun mengikutinya.
"Kak Abian!" Teriak Rizuka yang bersama Zeline berlari menghampiri Abian.
"Zeline, ini kak Abian, dialah yang menyelamatkanmu semalam, berterima kasihlah padanya," ucap Rizuka kepadanya.
"Jadi, kakak ini yang menyelamatkanku, tapi kenapa hanya aku yang selamat?" gumam anak perempuan itu yang tentu saja tidak diketahui Rizuka dan Abian.
"Ahhh, sial..."
***
"Ibu, ayo kita lari ibu!!" Teriak seorang gadis berambut sebahu bernama Zeline, ia sedang berusaha menggendong ibunya yang tak berdaya didepan rumah. Ibunya tidak bisa berbicara, dan ibunya juga terlihat lumpuh.
Tapi entah kenapa saat itu ibunya hanya diam dan terlihat pasrah, bahkan ibunya tidak memberikan isyarat pada Zeline sekalipun.
"Ibu, kenapa ibu diam saja? Ayo ibu lari, naiklah digerobak ini, aku akan mendorongmu, ibu ayo naik ibu!" Pinta Zeline yang sangat panik, ia sedang berusaha menggendong ibunya naik kegerobak sampah.
***
"Berikan aku pisau," ucap Zeline tiba-tiba, wajahnya terlihat lesu.
"Pisau, untuk apa?" Tanya Rizuka.