Pencarian mayat didesa bagian tengah, memakan waktu 4 jam. Saat ini, para prajurit berada di daerah tanah bagian teratas.
"Sudahlah Zeline, berhentilah menangis," Sudah selama 4 jam Zeline terus menangis.
"Aku akan pergi ke rumahku untuk mencari kakek dan adikku, apa kau mau ikut?" ucap Rizuka sekali lagi.
Tetapi Zeline hanya diam dan membisu, Zeline tidak mengeluarkan satu kata patah pun sejak tadi ia menangis.
Karena Zeline hanya diam saja, Rizuka pun berdiri berlalu meninggalkan Zeline disana.
***
"Semua rumah? Rumah teman kakek, rumah Jovita, telah hancur dan gosong!!"
"Jangan-jangan semua rumah disekitar sini terkena bom!?"
Gumam Rizuka kaget, ia pun memutuskan untuk mempercepat langkah kakinya. Karena sekitar 5 meter lagi, ia akan sampai dirumah dimana tempat ia tinggal.
"Mayat ... mayat ... ada dimana-mana!"
Gumamnya yang terus berlari.
Sampai pada akhirnya ia pun sudah sampai...
Tampak Rizuka jatuh terduduk disana, ia menatap bekas puing-puing rumahnya yang telah hancur.
Ia membendung air matanya, hal ia takutkan dari semalam ternyata benar-benar terjadi.
Dengan segera ia pun bangkit, lalu melangkahkan kakinya dengan langkah kecil, terdapat dua sosok mayat yang telah gosong disana.
"Postur tubuh itu... mirip seperti kakek dan Lea.." gumamnya.
Wajah Lea tidak terlihat lagi, senyum manisnya sudah tak ada lagi, kakek yang sabar tidak akan pernah menasehatinya lagi, ia benar-benar menyesal.
Pada akhirnya ia menangis histeris seorang diri disana, ia benar-benar menyesal.
Terakhir kalinya ia bertemu mereka adalah dirumah, ia pergi meninggalkan rumah karena malas mendengar kakeknya yang suka menceramahinya.
"Dengan sikapmu yang seperti itu, kau tidak akan punya teman,"
Kalimat terakhir dari kakeknya kepadanya.
"Siall...!!!!!" Teriaknya terus menangis.
Tak lama kemudian ada seseorang yang menyentuh bahunya dari belakang, lalu orang itu mengatakan.
"Karena dunia ini penuh rasa sakit dan penderitaan," ucapnya.
Mendengar suara itu, Rizuka pun menghapus air matanya lalu menoleh
kearah sumber suara itu.
Ternyata sumber suara itu adalah
kakeknya yang sedang berdiri tegak.
Kakeknya itu juga terlihat sehat.
"Kakek kenapa bisa berdiri? Kakek masih hidup!!!" Ucap Rizuka yang tidak menyangka sekaligus senang, kemudian Rizuka memeluk sosok kakeknya itu.
Tapi saat Rizuka memeluknya, sosok kakeknya itu tiba-tiba saja menghilang.
"Kakekkk...!!!!!!!!!!!!!" Teriak Rizuka, lalu menangis sejadi-jadinya.
***
"Sudahlah, jangan menangis,"
Tampak Abian menenangkan Rizuka disana, Zeline pun juga ada disana bersama mereka.
Rizuka pun mengusap air matanya, dan ia berusaha untuk tidak menangis lagi, matanya terlihat sembab.
Begitu pun juga Zeline. Kemudian Abian pun berlalu meninggalkan mereka untuk melanjutkan pekerjaannya.
***
Pada malam hari, akhirnya tugas penguburan mayat telah selesai, setelah perjalanan pulang, hari ini semua pasukan militer termasuk Abian beristirahat di barak.
Sedangkan Rizuka dan Zeline, beristirahat dipengungsian anak-anak.
Mereka hanya berdiaman dari tadi.
Posisi mereka saat ini sedang duduk seraya bersandar di tembok, pada akhirnya, Zeline pun mulai membuka suaranya.
"Akibat kau terlalu berharap, kau jadi seperti ini," ucap Zeline tiba-tiba.
Mendengar istilah Zeline barusan, Rizuka pun menoleh kearahnya.
Rizuka tampak terkejut karena melihat hidung Zeline mengeluarkan darah.
_Bersambung_
Jangan lupa komentar guys!