Kenzo menyerahkan cangkir yang dari tadi dia tiup sambil aduk itu kepada Dea. Isinya sudah hangat, Dea bisa langsung meneguknya.
"Jangan marah-marah, Sayang. Kamu minum cokelat itu dulu ya, biar tenang," ucap Kenzo masih dengan senyum mempesonanya.
Dea mengembuskan napas kasar lalu mengambil cangkir itu dan meneguknya sedikit. Rasa manis cokelat langsung memenuhi lidah dan mengalir ke tenggorokan. Nikmat.
Dea meletakkan cangkir cokelat itu ke meja lantas bersandar pada sofa yang dia duduki. Tidak ada yang perlu diperdebatkan. Percuma saja. Toh dia sudah ada di sini. Dea melirik tangan kirinya. Di sana Kenzo menautkan jari jemarinya seperti sedang menyalurkan kehangatan di tengah derasnya hujan.