Dea celingukan di kantin fakultas. Beberapa saat lalu Tata mengirim pesan bahwa gadis itu menunggunya di kantin fakultas. Namun sejak tadi bola matanya terus bergerak, dia tidak menemukan batang hidung temannya tersebut. Dea berkacak pinggang seraya berdecak, dirogohnya saku celana yang dia pakai.
Meng-scroll layar sentuh pada benda pipih di genggaman tangannya, Dea menekan nama Tata.
"Lo di mana sih?" tanya Dea langsung begitu Tata mengangkat panggilannya.
"Gue di kantin, kan kita janjian di sini," sahut Tata di sana.
"Gue juga di kantin, tapi lo nggak ada. Lo ngumpet di mana sih?" Dea celingukan lagi. Matanya tidak buta, dia tidak menemukan gadis keturunan Batak itu di mana pun.
"Hehe, gue di sini."
"Di sini di mana?"
"Gue di belakang etalase warung lagi makan bakso. Hehe."
"Astaga!" Dea menepuk jidatnya sendiri. Lalu menyeret kaki menuju etalase warung yang Tata maksud.