Gerald mengayunkan kaki menapaki anak tangga satu demi satu menuju lantai dua butik Mariana. Sudah pukul tujuh malam ketika dia berhasil memarkirkan mobilnya di pelataran gedung lantai tiga tersebut. Lampu di lantai satu sudah padam, tapi ketika dia mendongak ke lantai dua, lampu di sana masih menyala. Jadi, dia memutuskan untuk masuk setelah sebelumnya menyogok security gedung dengan sebungkus rokok dan selembar uang berwarna merah.
"Ada yang tertinggal, El?" tanya Mariana tanpa melepaskan pandang dari layar laptop ketika mendengar langkah seseorang masuk. Dia masih sibuk menggambar sketsa di sana.
Gerald tersenyum kecil, lalu meletakkan sesuatu tepat di atas meja kerja Mariana.
Melihat ada sebuah bungkusan mendarat dengan sempurna di mejanya, Mariana mengangkat kepalanya. Matanya bersitatap dengan mata sayu Gerald selama beberapa detik, sebelum dia kembali mengalihkan pandang ke layar laptop.
"Ada apa?" tanya Mariana dingin.
