"Kalian apa nggak terlalu cepat memutuskan menikah?" tanya Satria melempar undangan yang baru saja dia baca ke atas meja.
"Makin cepat makin baik, Bang. hal baik itu nggak boleh ditunda-tunda," sahut Rea alih-alih Axel yang menyahut.
"Aku tahu. Cuma apa mereka nggak memikirkan perasaan Eve? Sekarang Eve pasti sedang meratapi kebodohannya karena masih mengharapkan lelaki yang nggak pernah mengharapkan dia lagi."
Axel meremas tangannya, gigi-gigi dalam rongganya saling beradu.
"Jangan salahkan rencana pernikahan mereka atas yang menimpa Eve sekarang. Bahkan Axel sudah pernah memberi kesempatan lama buat dia. Kalau sekarang Axel menemukan wanita lain yang juga mencintainya apa itu salah?" Rea yang jadi emosi. Dia tahu Eve adik Satria, tapi dalam hal ini lelaki itu tidak tepat membelanya.