"Kamu nggak mau memberiku jawaban sekarang?" tanya Abi, sembari melipat lengannya ke bawah kepala.
"Nanti aja. Kamu kan udah kasih aku waktu sampai kamu kembali," sahut Dea melirik Abi yang kini terbaring di sisinya.
"Kalau kamu jawab sekarang kan aku bisa mengajakmu ikut perjalananku."
Dea menggeleng lantas mengubah posisi tidurnya menyamping, menghadap Abi.
"Aku banyak kerjaan. Aku udah sering bolos juga. Bang Andra bisa ngomel-ngomel dan memecatku."
"Tak masalah kamu bisa bekerja di tempatku."
"Engga, makasih."
"Hei, jangan langsung nolak. Bekerja di tempatku gajinya besar, fasilitas lengkap, dan yang pasti kamu juga akan memperoleh kenikmatan setiap saat," ujar Abi seraya mengulum senyum.
"Kerja macam apa begitu," sungut Dea mulai curiga.
"Melayaniku di kamar."
Dea menggeram. Sudah dia duga pasti kerjaan yang Abi maksud itu pekerjaan yang aneh.
"Terima kasih, Tuan. Tapi aku nggak tertarik." Dea mengubah posisi tidurnya, memunggungi Abi.