Chereads / You're still mine / Chapter 10 - Arsya Party

Chapter 10 - Arsya Party

Esok malam pun tiba, dikediaman rumah Arsya kini telah ramai oleh sahabat-sahabat nya, karena Arsya sedang mengadakan Party dirumah nya. Alasan Arsya mengadakan Party seperti ini agar hubungan diantara mereka semua menjadi baik seperti dulu. Arsya kini sedang memikirkan banyak alasan untuk dia berikan pada Viona dan Arka. Seharusnya Arsya tidak mengundang Irene datang ke Party ini karna tidak diijinkan oleh Viona dan Arka. Akan tetapi Arsya tetap dengan pendirian nya bahwa dia akan mengundang Irene karna tanpa Irene maka persahabatan mereka kurang lengkap. Bahkan Arsya sampai membujuk Irene dengan segala cara nya agar gadis itu mau datang ke Party nya.

~ Flashback ~

Dua hari yang lalu Arka datang kesebuah Studio pemotretan Irene. Lelaki itu membawa sebuah bunga dan beberapa makanan untuk Irene. Sebelum datang Arsya memastikan kondisi mood Irene dulu apakah sedang bagus atau sedang buruk lewat Karin. Setelah mengetahui bahwa mood Irene sedang bagus Arsya pun memutuskan untuk datang menemuinya dengan beberapa makanan dan bunga agar Irene mau datang ke Party nya nanti.

Kini Arsya sudah berada didepan Ruang Make-Up Irene. Arsya pun langsung melangkah masuk ke dalam dan Irene pun melihat bayangan Arsya di cermin langsung menyambut nya karna kondisi Irene saat ini sedang di make-up.

"Hallo, girl." sapa Arsya sambil tersenyum.

"Tumben lo kemari, biasa nya juga engga." tanya Irene to the point.

"Come on, Irene. Lo bukan nya balik nyapa gue malah langsung kasih gue pertanyaan kaya gitu." jawab Arsya membuat Irene terkekeh.

"Hehehe ... Sorry, kan lo tau gue tuh bukan orang yang suka basa-basi." kata Irene sambil tersenyum.

"Iya iya, gue juga tau. Nih gue datang kesini engga dengan tangan kosong tapi gue bawa sesuatu buat lo," ujar Arsya membuat Irene penasaran.

"Ttadaaaa ... ini buat lo!! Gimana lo suka gak?" lanjut Arsya sambil mengeluarkan bunga dan beberapa makanan dari belakang punggung nya.

"Terima kasih, gue suka kok. Eh, tapi lo pasti ada mau nya kan ngasih gue kaya gini." tebak Irene yang sudah hapal dengan sifat Arsya.

"Wkwkwk, lo emang tau aja Irene." jawab Arsya sambil tertawa.

"Yaudah lo mau apa dari gue?" tanya Irene cepat.

"Simple, gue cuma mau lo datang ke Party gue nanti." jawab Arsya dengan semangat.

"Oke, tapi siapa aja yang lo undang?" tanya irene lagi.

"Hanya orang terdekat gue doang atau bisa dibilang sahabat-sahabat gue." jawab Arsya santai.

"Sahabat lo? Berarti orang itu juga lo undang." ucap Irene kembali bertanya dengan tatapan tajam.

"Iya, tapi lo tenang aja gue pastiin dia gak bakal ganggu lo." jawab Arsya yang mulai gugup takut semua rencana nya gagal.

"Maaf, Sya. Gue gak bisa datang," ujar Irene membuat Arsya terkejut.

"Tapi Irene gue mohon lo datang, masa lo tega sama gue? Lo kan sahabat gue juga." kata Arsya sambil memelas.

"Keputusan gue udah bulat, gue gak bisa datang." ucap Irene datar lalu berjalan keluar meninggalkan Arsya.

Arsya pun tidak tinggal diam, dia langsung mengejar Irene dan menahan tangan Irene.

"Tunggu dulu, lo sahabat gue kan Irene? Masa cuma gara-gara Kenzie lo gak mau datang ke Party gue." seru Arsya pura-pura kecewa.

Irene yang melihat raut wajah kecewa Arsya pun menjadi tidak tega. Tapi mau bagaimana lagi dirinya tidak bisa jika harus bertemu Kenzie lagi.

"Ma-af," ujar Irene menggantung karna melihat Arsya yang kini duduk memohon pada dirinya dan itu membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"Arsya jangan malu-malu'in gue bangun gak!!" seru Irene sambil tersenyum paksa pada orang-orang yang menatap kearah mereka.

"Gue bakal bangun kalau lo mau datang ke Party gue." ancam Arsya dan Irene pun menghela nafas berat.

"Oke!! Gue datang ke Party lo, puas." ucap Irene dengan terpaksa.

"Thank you very much, pokok nya gue tunggu kedatangan lo nanti." kata Arsya lalu berdiri dan berlari keluar dengan semangat.

Irene yang melihat itu sungguh sangat kesal pada Arsya. Jika bukan ditempat umum dia tidak akan mengiyakan permintaan Arsya walaupun lelaki itu berlutut dan menangis memohon padanya. Lain kali Irene akan membalas perbuatan Arsya yang telah membuat dirinya malu seperti ini. Kemudian Irene pun langsung pergi ke ruang pemotretan dengan mood yang hancur.

~ Flashback End ~

Dari kejauhan Arsya melihat Viona dan Arka yang sedang berjalan kearah nya dengan tatapan tajam. Arsya pun hanya menelan saliva nya dengan kasar. Rasanya Arsya ingin sekali berlari dari kedua orang ini karena tatapan mereka berdua seperti siap membunuh.

"Hai, Vio !! Gimana sama Party nya suka kan." sapa Arsya basa-basi sambil tersenyum hambar yang kini sudah ada dihadapan Arsya.

"Suka saking suka nya aku pengen bunuh kamu." jawab Viona dengan datar sambil menyilangkan kedua tangan nya di dada.

"Lo kenapa undang Irene? Kan gue bilang Irene gak perlu diundang." ucap Arka sambil bertanya.

"Irene juga kan sahabat gue kalau gak diundang yang ada gue gak enak sama dia." jawab Arsya mengelak pertanyaan dari Arka.

"Iya, aku tau tapi kalau Irene datang kesini pasti dia bakal ketemu Kenzie dan aku gak mau itu terjadi." ucap Viona kali ini sambil melirik kearah Irene yang sedang mengobrol dengan Rania dan Inara.

"Gue paham tapi gak ada salah nya juga kan mereka bertemu. Lagian gue yakin mereka berdua bakal baik-baik aja walaupun bertemu." jelas Arsya

Tiba-tiba Sakha datang dan langsung menimpali obrolan mereka bertiga.

"Udah, lo berdua gak usah marahin Arsya percuma juga lo berdua marah toh kini Irene juga udah ada disini. Lagian liat aja sisi baik nya dari si Arsya dia tuh pengen kita kumpul semua kaya dulu." ucap Sakha

"Tapi kan lo tau, Kha. Keadaan nya udah beda sekarang," ujar Arka dan diangguki oleh Viona.

"Iya, seenggak nya kita usaha biar semua nya baik-baik aja kaya dulu. Lo percaya aja pasti semua nya akan berjalan dengan lancar." kata Sakha sambil tersenyum.

Disisi lain Irene kini sedang mengobrol ria bersama Rania dan Inara. Mereka bertiga melepas rasa rindu karna sudah lama tidak kumpul bareng kaya gini. Mereka bertiga pun saling cerita satu sama lain, dan Rania pun menceritakan pada Inara bahwa dirinya kemarin itu di prank oleh Irene sampai nangis kejer. Sedangkan Irene yang mendengar itu hanya tertawa senang dan Rania yang melihat itu hanya mencebik bibirnya dengan kesal.

"Ututu ... Maaf Ra, tapi jujur kemarin itu gue senang banget karna berhasil nge-prank lo." ucap Irene sambil menahan tawa nya.

"Iya, lo yang senang gue engga." jawab Rania merajuk.

Inara yang melihat itu menahan dirinya untuk tidak tertawa pasti jika dia tertawa Rania juga bakal merajuk pada nya.

"Sorry, cantik. Sebagai permintaan maaf dari gue, lo bakal gue beliin Sepatu Branded limited Edition yang lo pengen beli itu." seru Irene membuat Rania dan Inara terkejut.

"Woahhh ... Serius lo bakal beliin dia itu?" tanya Inara sambil menunjuk Rania dan memastikan perkataan Irene barusan.

"Iya gue serius, emang gue pernah bohong pada kalian berdua." jawab Irene jujur.

"Terima aja permintaan maaf nya. Lagian gue juga yakin lo gak benar-benar marah sama Irene. Lumayan kan dapet Sepatu Branded terus Limited Edition lagi." bisik Inara pada Rania.

"Eh, lo berdua ngomongin apa? Awas yah kalau sampai ngomongin gue." ucap Irene

"Oke, gue terima permintaan maaf lo tapi janji yah yang lo bakal beliin gue itu." seru Rania

"Iya gue janji soal itu mah gampang nanti bakal gue kirim barang nya langsung ke rumah lo," ujar Irene sambil tersenyum.

"Kalau gak percaya nih gue langsung pesan ke Toko nya sekarang." tambah Irene membuat mereka bertanya-tanya.

"Lo serius kan Toko nya ada di Paris, masa iya lo mau langsung terbang kesana?" tanya Rania tak percaya.

Irene pun hanya menganggukan kepalanya sebagai tandan jawaban nya. Lalu Irene pun mencari kontak seseorang dan langsung melakukan panggilan telpon. Tidak menunggu waktu yang lama telpon tersebut pun langsung diangkat oleh seseorang disana.

"Hallo, Damien. How are you?" sapa Irene sambil bertanya kepada seseorang yang bernama Damien.

Sedangkan Rania dan Inara hanya diam sambil berpikir !! Siapa orang yang bernama Damien dan kenapa tiba-tiba Irene menghubungi nya.

"Hallo, Baby. I'am fine and you?" jawab Damien kembali bertanya pada Irene.

"I am also fine. Oh, yeah I want to buy the limited edition branded shoes. Is it still there or has run out?" jawab Irene dan bertanya kembali.

"There is one more left It's not that you want to order these shoes, it's not that you don't like the model as much as I do." ucap Damien menjawab pertanyaan Irene.

"You're right, I want to give these shoes to someone. Apparently you know my taste damien." kata Irene sambil terkekeh.

"I'm a famous designer as well as a famous shop owner so I know your fashion taste, Baby." seru Damien sambil bercanda.

"Okay, I don't doubt you anymore. Yes, I'll transfer the money later and I'll send the address for the order to you." ucap Irene

"You don't have to pay for it and I'll send the item tomorrow afternoon, okay!!" seru Damien menolak pembayaran dari Irene.

"I will still pay for it and you don't have to do that for me," ujar Irene

"It's okay to think of it as a gift from me because you always help me. if you pay I will be mad at you." ucap Damien sambil mengancam.

"Okay, thank you very much Damien." kata Irene tulus.

"The same, see you later Baby." ucap Damien

"Yes, see you later Damien." jawab Irene lalu menutup panggilan nya.

Kemudian Irene menatap Rania dan Inara yang sedari tadi menatap nya dengan tatapan penuh tanda tanya. Irene yang mengerti akan tatapan itu pun langsung menjelaskan pada mereka berdua bahwa orang yang tadi dia telpon itu teman nya yang bernama Damien. Dia pemilik Toko Branded dan seorang desaigner terkenal serta Irene juga memesankan Rania sepatu di Toko miliknya. Walaupun pada akhirnya Irene tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk membayar sepatu tersebut sebab ditolak oleh Damien dengan alasan sebagai hadiah ucapan terima kasih.