Chereads / NAMA DI KAIN KAFAN / Chapter 8 - SUARA BEL PINTU DI TENGAH MALAM

Chapter 8 - SUARA BEL PINTU DI TENGAH MALAM

Mbok Jum berjalan menuju ke arah sebuah lemari besar, berwarna merah jambu di sudut kamar tersebut. Lalu Mbok Jum segera membuka lemari, kemudian mengambil sebuah handuk, juga satu setel piyama tidur untuk Seroja. Setelah itu Mbok Jum kembali menghampiri Seroja, lalu memberikan semua barang yang diambilnya tersebut, kepada Seroja untuk digunakan.

"Ini handuk dan piyama tidur milik Mbak Rembulan, bisa digunakan oleh Mbak Seroja sebagai pengganti pakaian Mbak Seroja yang basah saat ini!" ujar Mbok Jum sambil tersenyum ramah.

"Oh ya, terimakasih ya Mbok. Apakah itu kamar mandinya?" tanya Seroja sambil menunjuk ke arah sebuah pintu, yang terhubung dengan kamar Rembulan.

"Iya benar Mbak Seroja, silahkan mandi di sana tidak apa-apa. Nanti setelah itu Mbok Jum akan mengantarkan Mbak Seroja, ke kamar tamu yang berada di samping kamar ini. Untuk merapikan semua barang bawaan Mbak Seroja, sekalian beristirahat sambil menunggu Bapak dan Mbak Rembulan pulang. Oh ya, Mbak Seroja sudah makan belum? Jika belum Mbok Jum siap kan ya?" tanya Mbok Jum menawarkan.

"Sa-saya belum makan Mbok, jika tidak merepotkan Mbok Jum ...."

"Oh ya, tentu saja tidak merepotkan Mbak, sebentar Mbok siapkan dulu ya. Nanti Mbok Jum temani Mbak Seroja untuk makan," jawab Mbok Jum kemudian segera berjalan, menuju ke arah dapur.

Selepas kepergian Mbok Jum, Seroja segera meletakkan tas yang dibawanya di atas lantai kamar. Lalu dia berjalan menuju ke kamar mandi, untuk segera membersihkan tubuh dan berganti pakaian.

Beberapa menit kemudian, dia pun selesai dengan aktivitasnya tersebut. Pada saat Seroja keluar dari dalam kamar mandi, bertepatan dengan kehadiran Mbok Jum yang memasuki kamar tersebut.

"Mbak Seroja, makanan sudah Mbok Jum siapkan. Ayo kita makan dulu, tapi sebelumnya kita ke kamar tamu dulu yang ada di sebelah ya. Untuk menyimpan barang bawaan Mbak Seroja, setelah itu baru kita ke ruang makan," ajak Mbok Jum dengan ramah.

"Baik Mbok," jawab Seroja sambil tersenyum pula.

Kemudian mereka berdua segera keluar dari dalam kamar Rembulan, lalu berjalan menuju ke kamar tamu yang dimaksud oleh Mbok Jum. Di depan pintu sebuah kamar, yang berukuran juga memiliki bentuk hampir sama dengan kamar milik Rembulan. Mbok Jum segera menghentikan langkah kakinya, lalu membuka pintu kamar tersebut. Kemudian dia pun melangkahkan kakinya kembali, untuk masuk ke dalam kamar.

Setelah itu menekan saklar tombol lampu, yang berada di dinding dekat samping pintu. Untuk memberikan penerangan, di dalam kamar tersebut.

"Nah ini dia, kamar untuk Mbak Seroja beristirahat, sudah Mbok Jum rapikan kok. Sebenarnya memang kamar Ini, setiap hari selalu Mbok Jum rapikan. Walau pun tidak ada yang meniduri, karena Mbak Rembulan seorang yang sangat apik sekali terhadap kebersihan. Sehingga jika dia melihat segala sesuatu di dalam rumah ini, dalam kondisi yang kotor atau berantakan sedikit saja. Pasti Mbak Rembulan akan memerintahkan kepada Mbok Jum, untuk segera membersihkannya. Oh ya, Mbak Rembulan juga Mbak Seroja, juga memiliki seorang adik loh," ujar Mbok Jum sambil menoleh kearah Seroja, yang berdiri di disampingnya.

"Seorang adik? Apa maksudnya Mbok Jum?" tanya Seroja dengan kening yang nampak berkerut.

"Iya seorang adik, kalian bersaudara satu Bapak tapi berbeda Ibu, karena Pak Haji Ibrahim menikah lagi setelah bercerai dengan istri pertamanya. Pada saat melahirkan anaknya yang pertama, istri kedua Pak Haji Ibrahim meninggal. Lalu anak yang dilahirkan tersebut, yang berjenis kelamin perempuan. Diberi nama Aliza Nur Islami, tetapi saat ini Mbak Aliza sedang mendapatkan tugas PKL. Di salah satu rumah sakit yang berada di Bandung, tetapi rencananya besok Mbak Aliza juga sudah pulang kembali ke rumah. Jadi nanti bisa berkenalan, dengan Mbak Seroja," tutur Mbok Jum menceritakan.

"Oh begitu, sangat menyenangkan sekali mendengarnya Mbok Jum, ternyata aku memiliki seorang saudara perempuan lainnya selain Rembulan!" sahut Seroja dengan raut wajah, yang nampak sangat bahagia sekali.

"Ya sudah, sekarang Mbak Seroja sebaiknya menaruh tas yang dibawanya, di atas tempat tidur terlebih dahulu. Merapikannya nanti saja, setelah Mbak Seroja makan," usul Mbok Jum menyampaikan.

"Baiklah Mbok kalau begitu," jawab Seroja nampak menurut saja, dengan apa yang Mbok Jum sarankan.

Setelah itu mereka berdua kembali keluar dari dalam kamar, dan berjalan menuju kearah ruang makan. Yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kamar tersebut, pada saat mereka tiba di ruang makan. Terlihatlah berbagai macam aneka menu makanan, yang tersaji di atas meja makan tersebut. Yang nampaknya sudah disiapkan oleh Mbok Jum, sebaik mungkin untuk menjamu kedatangan Seroja saat ini.

Dengan Hati penuh kebahagiaan, Seroja segera duduk disalah satu kursi dekat meja makan. Ditemani oleh Mbok Jum, yang duduk di hadapannya. Kemudian dengan gerakan yang sedikit malu, Seroja pun langsung mengambil piring lalu mengambil nasi, beserta dengan lauhan yang sudah disediakan.

Seroja makan nampak dengan sangat lahap sekali, Mbok Jum terlihat terus memperhatikan wajah Seroja. Sambil tersenyum tipis penuh kebahagiaan, karena Mbok Jum sangat tidak menyangka sekali. Dapat bertemu dengan kembarannya Rembulan, yang selama ini hanya ada di dalam cerita mereka, yang tinggal di dalam rumah ini.

"Bagaimana Mbak Seroja, enak tidak masakan Bu Jum?" tanya Mbok Jum sambil tersenyum.

"Masakan Mbok Jum enak sekali, aku sangat suka. Lagi pula sebelumnya aku belum pernah, menikmati daging yang di beri bumbu seperti ini," puji Seroja sambil terus mengunyah makanan, yang berada di dalam mulutnya.

"Oh, itu namanya rendang Mbak Seroja, makanan itu merupakan menu kesukaan Mbak Rembulan, Mbok Jum sangat sering memasaknya," sahut Mbok Jum menceritakan.

"Aku juga sangat menyukainya Mbok Jum, dulu Ibuku tidak pernah memasak menu ini. Makanya baru saat ini aku mencobanya, karena Ibuku lebih sering memasak menu makanan. Yang berupa sayuran, beliau sangat menghindari memakan menu makanan yang berupa daging atau pun ikan," tutur Seroja menjelaskan.

"Oh begitu, pantas saja Mbak Seroja bilang, jika belum pernah menikmati makanan seperti rendang ini. Kalau begitu sekarang Mbak Seroja, bisa makan rendang yang banyak ya jika memang suka, hehehe," ujar Mbok Jum sambil tertawa kecil.

Mendengar perkataan Mbok Jum tersebut, Seroja pun ikut tertawa kecil. Nampak sekali kebahagiaan di kedua matanya Seroja, dia sangat merasa senang sekali. Dengan situasi yang ada di rumah ini, apalagi dengan sikapmu Mbok Jum yang penuh dengan kasih sayang terhadap dirinya.

Setelah kurang lebih selama 30 menit, menikmati makan malamnya. Akhirnya Seroja beserta dengan Mbok Jum, merapikan semua bekas hidangan makanan, yang berada di atas meja makan. Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba saja terdengar bel rumah tersebut berbunyi dengan keras.