Umbara : "Kau belum terlihat siap, Bara?"
Suara berat Umbara langsung memenuhi ruangan yang Bara tempati. Pria tua itu menggigit cerutu.
Bara : "Sepertinya saya harus menambah masa di sini, Kakek. Bukan sepertinya lagi, tapi memang harus."
Bara mengatakan dengan perasaan cemasnya. Bohong jika dia tidak khawatir dengan penilaian Umbara.
Umbara : "Memang kenapa? Sande tidak cerita apa pun."
Bara mendesah pelan. Dia lantas menceritakan apa yang terjadi baru saja di hadapannya. Umbara mendengarkan dengan ekspresi yang sulit dibaca.
Umbara : "Tidak masalah untukku Bara. Aku juga titip Sande lagi. Tapi kau juga harus pastikan kebenarannya. Jangan sampai dibohongi oleh orang tersebut. Pastikan makan dan lain-lainnya dulu."
Seperti halnya seorang kakek yang sayang dengan cucunya, Umbara memberikan begitu banyak nasihat. Dia harap Bara bisa mempertimbangkan lagi pilihan hidup ini. Karena Umbara tahu, perkara ini akan berlangsung lama.
