Chereads / Blood King Husband / Chapter 2 - Penghinaan

Chapter 2 - Penghinaan

"Keranjang buah? Lo buta apa gimana hah? Emangnya gue sakit sampai harus Lo bawa gue buah sebanyak ini. Oh ya juga harus Lo inget jangan pernah lagi Lo injak kaki di Perusahaan gue dan ambil kata-kata cinta Lo itu gue enggak butuh, gue udah punya orang yang gue cintai sekarang lebih baik Lo pergi kalau enggak mau berakhir gue makan di sini," sahutku dengan tegas tanpa peduli dengannya.

Bukannya pergi justru Klara semakin mendekat kearahku, "Sean, jika kamu ingin makan aku tidak masalah aku akan menyerahkan segalanya bahkan tubuhku ini, dadaku ini liat dada ku sangat besarkan?Semuanya hanya akan menjadi milikmu, kau harus tau tubuhku selalu ingin menanti dekapan darimu, ayolah Sean raba aku sekarang, pliss."

'Dada besar itu bukan punya Lo tapi Quiena. Dia kira mau makan tubuhnya, duh ini cewek udah sinting, cewek begok gue cuma mau darah Lo doang,' batin Sean.

"Lo beneran murahan ya, tubuh lo ini sama sekali gue enggak selera, tapi darah Lo yang akan jadi makanan buat gue. Pilihan cuma dua Lo pergi atau mati di sini, gue hitung sampai tiga kalau Lo nggak pergi gue gak akan jamin hidup Lo, satu! Dua ... ti–tiga," ucapku mencoba mengancamnya.

Akhirnya Klara pun pergi meninggalkan serta keranjang buah sialan juga dibawa sertakan, kebencian ku dengannya seakan memang tidak bisa lagi terobati.

Mengingat nama Quiena, aku semakin ingin bertemu dengannya, entah kenapa gadis itu bisa menerima tubuhku, jelas-jelas tubuhku tidak bisa terima sembarangan wanita. Kecenderungan ini justru membuatku tersiksa, sekian tahun lamanya jika melihat orang lain sedang bermesraan di depanku, tapi aku tidak bisa melakukannya pada wanita manapun. Aku hanya bisa memuaskan diriku dengan beberapa tontonan menarik.

"Quiena Ning Diesty ... tunggu aku sebentar lagi, aku akan pasti mencarimu. Kau harus bisa menjadi milikku," gumam ku.

"Quiena? Siapa Quiena apa mantan lu lagi? Perasaan kesepuluh mantan lu enggak ada deh namanya Quiena, gue baru denger," ucap Emanuel tiba-tiba berada di dekatku dan menguping pembicaraanku.

"Iya Quiena, gadis yang sangat istimewa buat gue. Dia juga bisa menerima tubuh gue dan itu artinya Lo sendiri udah tahukan gue terobsesi dengannya, tapi akan ada kemungkinan kalau sebentar lagi gue juga akan jatuh cinta."

"Gue ikut seneng, Sean. Tapi Lo harus ingat kalau Lo udah pernah buat tanda di tubuh Quiena secepatnya mungkin Lo harus bisa lindungi dia, sebab Jacobs pasti akan mencari Quiena. Lo tau sendiri Jacobs akan menjadikan Quiena tempat balas dendam buat kita," ucap Emanuel memperingati ku.

"Makasih brother, Lo udah ingetin gue. Secepatnya gue bakalan nemuin Quiena dan bawa dia kesini tinggal bersama gue."

"Gue bakalan bantuin lo."

Permusuhan antara aku dengan Jacobs sampai sekarang belum selesai. Kematian Marie atas ketidaksengajaan ku membunuhnya, Jacob harus kehilangan Marie 'pacarnya' membuat Jacobs tidak terima dan selalu ingin membalaskan dendam atas apa yang pernah kulakukan.

Jacobs menjadi pengganti dariku sebagai penguasa kerajaan vampir yang berada di Kastil Bram, Rumania. Aku dengannya adalah saudara kandung, tapi kami telah memutuskan persaudaraan dan mencari klan masing-masing, hanya disebabkan oleh wanita yang sangat ia cintai mati karena kesalahpahaman ia ingin bermusuhan denganku. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi menjauh dari kerajaan dan menetap di Filipina.

Seakan menjadi manusia biasa aku telah hidup puluhan tahun menjadi seorang CEO di Perusahaan pembuatan lingerie, karena ketidakpuasan ku bersama wanita aku akhirnya merancang sebuah lingerie dengan pemikiran liar ku.

Waktuku hanya tersisa 45 hari itu artinya selama itu aku harus bisa menemukan Quiena dan membawanya bersamaku jika tidak Jacobs pasti akan membawanya. Pengibaran klan di masing-masing wilayah dalam waktu singkat, semua klan yang menjadi pengikut ku akan menutup dirinya serta menghilangkan aroma bau vampir dari tubuh kami, itu artinya Quiena juga akan tercium harum oleh Jacobs.

Aku sekarang sedang bersama Emanuel dalam sebuah ruangan. Dia mencari identitas nama Quiena sebab hanya dia yang mengerti internet, tapi tidak denganku. Aku bahkan tidak tahu apapun dengan benda itu meskipun aku seorang CEO.

Emanuel terus mencari tahu informasi tentang gadis bernama Quiena, ia sangat berkerjasama untuk membantuku sampai akhirnya titik terang pun dapat kami temuin.

"Sean, Lo kesini deh mending baca sendiri," ucap Emanuel setelah ia menemukan keberadaan Quiena.

"Jadi Quiena tinggal di sekitar kita? Hemm okay gue bakalan bisa menemukan dia dengan mudah, Lo tunggu saja di sini gue bakal keluar." Aku sudah bertekad untuk mencarinya gadis ku.

"Semangat, Brother."

Hatiku sudah mantap untuk mencari lalu membawa gadis ku, tapi tiba-tiba Edward justru menghentikan langkahku, entah apa yang akan dilakukan anak ini.

"Bos, mau kemana? Sekarang sudah waktunya untuk kita mengatur beberapa Clan untuk persiapan perang nantinya," ucap Edward berusaha menahan jalanku.

"Tunggu sampai aku kembali."

Edward hanya mengangguk mendengar perintahku. Edward masuk di golongan Clan mixed blooded ia golongan darah campuran yang bisa mengkonsumsi makanan manusia juga meminum darah hewan tapi dia selalu minum darah karena persiapan makanan manusia tidak pernah ada sedangkan aku sendiri memiliki Clan pure blooded golongan darah murni dan hanya bisa meminum darah juga Emanuel ia memiliki Clan yang sama denganku. Mereka adalah sahabatku.

Keinginanku untuk mencari Quiena terus ku lanjutkan, aku tidak ingin sia-sia melewatkan kesempatan untuk bisa bertemu dengannya. Menyelusuri di mana tempat tujuan yang akan ku datangi, satu persatu rumah aku datangin meskipun hanya berdiri di depan pintu tujuannya agar harum wangi tubuh Quiena tercium olehku.

Keseratus satu rumah telah ku datangi, tinggal beberapa rumah lagi sebelum matahari terbit. Rumah keseratus dua sedang aku datangi.

"Sepertinya ini rumahnya. Um, baunya harum sekali ... benar ini rumahnya. Aroma wangi yang khas tunggu aku sayang, aku datang," gumam ku saat memasuki rumah lewat jendela. Bukan hal yang susah untuk seorang vampire untuk mencoba masuk kedalam.

Terlihat wanita cantik sedang tertidur nyenyak, aku mencoba mendekati Quiena. Mengusap lembut wajahnya serta memberi kecupan manis agar mimpinya bisa melihat diriku. Aroma manis tubuhnya tidak bisa ku jelaskan sebab begitu manis dan belum pernah sama sekali ku temukan gadis seperti dirinya.

Tidak menunggu waktu lama, aku langsung membawa dirinya pergi bersamaku, hanya sesaat dan kami langsung sampai di tempatku. Bukan hal sulit jika mempersoalkan masalah kecepatan, tentu saja kami adalah makhluk yang tercepat setelah para serigala.

Quiena masih tertidur nyenyak, mimpi indah sangat ia nikmati. Aku langsung meninggalkan dirinya di ranjang sebab Emanuel dan Edward mengetahui bahwa seseorang telah hadir di tempat kami tentu saja aku harus beritahukan kepada mereka.