Sejak kejadian itu, Kaylee berhasil menghindari panggilan Mister Declan Black. Tanpa disadari, dia menjadi lebih dekat dengan teman perempuan daripada teman laki-laki karena hanya anak perempuan yang akan membantunya menemukan alasan untuk menghindari pemanggilan.
Dia tidak tahu bahwa gadis-gadis itu tidak mau melihatnya sebagai kekasih gay Mister Black, dan mereka merasa nyaman dengan Kaylee daripada dengan anak laki-laki.
Yah, pada dasarnya Kaylee memang adalah perempuan tulen, jadi dia jauh lebih nyaman menghabiskan waktu dengan perempuan daripada laki-laki.
Kaylee ingat dia hampir tidak punya teman di masa sekolahnya karena sifatnya yang pemalu dan pendiam. Dia tidak pernah berbicara jika tidak ada yang berbicara dengannya, dan lebih memilih bersembunyi di pojokan disaat ada event tertentu pada sekolahnya.
Namun sekarang, dia dapat berbicara dengan bebas dan memulai percakapan dengan siapa saja. Yah, itu semua berkat pengamatannya terhadap perilaku dan watak Nick.
Meskipun dia masih seorang gadis pemalu dan lebih suka berdiri di sudut, dia merasa dia bisa melakukan hampir semua hal, dan tidak ada yang akan menghakiminya. Dia bisa menyembunyikan wajahnya di balik identitas Nick dan melakukan apapun yang dia inginkan.
Oleh karena itu, dia menggunakan kesempatan emas ini untuk bergaul dengan gadis sebanyak yang dia bisa. Pergi berbelanja, bergosip tentang pria seksi dan lain-lain. Namun demikian, dia tidak akan pernah melupakan identitas keduanya dan bertingkah seperti Nick yang terkadang akan meningkatkan dirinya sebagai pria paling tampan di dunia.
Dia sangat narsis, dia tahu, jadi jangan salahkan dia karena dia tidak ingin meningkatkan daya tariknya.
Tanpa sepengetahuannya, tindakan Kaylee yang seakan menjauhkan diri dari cowok bahkan membuka tangan untuk cewek membuat teman prianya merasa iri padanya. Gadis-gadis itu bahkan tampak bersenang-senang dengan 'Nick' daripada dengan mereka.
Mereka menjadi cemburu dan kesal karena menganggap Kaylee sombong dan tidak ingin berteman lagi dengan mereka setelah menjadi idola di kalangan perempuan.
"Hai, Jack, maukah kamu makan siang bersamaku di kafetaria?" Seperti biasa, Kaylee mengajak teman laki-laki pertamanya untuk makan bersama.
"Tentu saja..."
"Ehem,"
"Maaf, Nick. Aku lupa Mrs. Smith memanggilku untuk pelajaran tambahan. Sampai jumpa di kelas berikutnya."
Kaylee tidak merasa curiga ketika seseorang menyela tanggapan pertama Jacob. Dia tidak mempertanyakan mengapa Jack tiba-tiba menolak undangannya. Kaylee yang polos tidak tahu bahwa teman laki-lakinya mulai menjauhkan diri darinya dan menghindarinya.
Dia tidak merasa aneh dengan perubahan teman-temannya, dan dia tidak mempedulikannya. Bagaimanapun, dia bahkan lebih lega karena tidak ada yang memeluk bahunya secara mendadak. Dia juga tidak perlu mendengar kata-kata kasar dan vulgar yang membuat wajahnya terbakar oleh rasa malu.
Namun, ketika dosennya menginstruksikan mahasiswanya untuk membentuk sebuah grup, Kaylee menyadari bahwa tidak ada teman laki-laki yang mengundangnya untuk membuat grup bersama. Faktanya, Jacob, teman pertamanya sejak dia mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, bahkan tidak berbicara dengannya.
Pasti ada yang salah. Pikir Kaylee sambil merenungkan apa yang salah.
Dan sekarang… dosen mereka menyuruh semua siswa laki-laki untuk membawa sesuatu dari gudang dan memindahkannya ke aula utama.
Kaylee mengeluh pada dirinya sendiri saat teman-temannya meletakkan beban terberat di atas tumpukan kotak yang dibawa Kaylee. Dia bahkan harus membawa dua kotak yang berat.
Dua!?
Apa ini? Apakah dia sedang dibully? Yang benar saja? Di era modern ini?
Hhh… Kaylee tidak punya pilihan lain selain membawa dua kotak ini dengan sekuat tenaga. Tubuhnya tidak terlalu kecil, dan dia cukup tinggi dengan tinggi sekitar seratus enam puluh lima senti. Tidak ada yang akan curiga bahwa dia adalah seorang gadis yang menyamar sebagai remaja laki-laki.
Meski begitu… Kaylee belum pernah melakukan latihan beban sebelumnya, dan dia hampir tidak pernah melakukan latihan apapun.
Satu-satunya olahraga yang dia lakukan adalah treadmill setiap kali dia memiliki waktu luang di antara jadwalnya yang padat.
Kaylee merasa kewalahan mengangkat dua kotak seberat sekitar sepuluh atau mungkin lima belas kilogram membuat tangannya terasa kebas.
Kaylee berusaha menjaga agar kotak-kotak itu tidak jatuh. Dia merasakan wajahnya terbakar dan berkeringat di sekujur tubuhnya, tetapi dia bersikeras untuk menyimpan kotak-kotak itu.
Kotak-kotak yang dibawanya sangat berat, lebih dari yang bisa ditanggungnya. Kakinya mulai goyah, dan tangannya mulai mati rasa. Saat dia mencapai batasnya, tangan Kaylee jatuh lemas, melepaskan kotak dari tangannya.
Kaylee tersentak panik karena kotak-kotak yang dibawanya akan jatuh, dan isinya yang berisi piala penghargaan dan mug souvenir untuk kompetisi musik akhir pekan akan retak.
Untungnya, ada dua tangan yang kokoh untuk menggantikannya sebelum kotak-kotak itu benar-benar terlepas dari tangannya.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" suara dingin seseorang bergema di atas kepalanya, membuatnya merinding.
Kaylee menatap heran ketika dia melihat bahwa orang yang membantunya mengangkat dua kotak dari tangannya adalah orang yang selama ini dia hindari…
Declan Black!
"Mrs. Agatha menyuruh kami memindahkan benda-benda ini ke aula timur," jawab Kaylee sambil menahan rasa sakit di tangannya.
Dia yakin ada tanda merah dari dasar ujung kotak yang menekan kulit di lengannya. Untungnya dia mengenakan kemeja lengan panjang sehingga tidak ada yang akan melihat kulitnya yang membekas merah.
Kaylee sengaja mengenakan kemeja tebal dan lengan panjang agar tubuhnya terlihat lebih besar seperti anak laki-laki pada umumnya.
Sayangnya, dia sama sekali tidak tahu bahwa dia akan bertemu pria itu di tempat yang tidak terduga ini. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Jawaban apa yang harus dia berikan jika pria itu bertanya mengapa dia tidak pernah datang ke kantornya?
"Aku tidak bertanya apa yang Mrs. Agatha perintahkan padamu. Aku bertanya, apa yang kamu pikirkan untuk melepaskan peganganmu? Kamu sadar kita tidak akan memiliki mug atau piala untuk kompetisi akhir pekan ini jika semua ini pecah." itulah kalimat peringatan dari Declan dan pria itu mengucapkannya dengan nada tegas.
"Maafkan saya." tanpa disadari, dia berubah menjadi Kaylee dan melupakan perannya sebagai 'Nick.'
Selain itu, Kaylee merasa apa yang dikatakan Declan itu benar. Jika dia menjatuhkannya dan mug serta piala penghargaan pecah, acara dua hari lagi tidak akan berjalan mulus.
Dia merasa sangat bersalah dan tidak berani mendongak, seperti yang dilakukan Kaylee jika dia diliputi rasa bersalah.
Jika Nick yang mengalami kejadian ini, maka bocah itu akan meminta maaf dan segera memperbaiki kesalahannya. Bukannya berdiri diam dan menundukkan kepalanya.
Tapi, yah... Nick tidak mungkin tidak bisa mengangkat kedua kotak ini mengingat anak itu suka sekali berolahraga dan melatih otot-ototnya. Nick menjaga bentuk tubuhnya karena dia suka menarik perhatian.
'Tidak ada gadis yang tidak menyukai pria muda dengan perut sobek.' itulah yang Nick katakan padanya.
Author: Saya juga XD
Jadi dia yakin anak laki-laki itu tidak akan pernah membuat kesalahan ini sejak awal.
"Apakah kau Nicholas Larson?"
Kaylee menggigit bibir sebelum menjawab pertanyaannya, "Ya, pak."
Hanya Kaylee yang mendengar suara jantungnya yang berdebar kencang. Mungkin detak jantungnya lebih cepat dari mobil balap atau jet coaster di Wonderland. Bahkan mungkin secepat pesawat terbang?
Biasanya, pemeran utama wanita dalam novel akan berdebar-debar saat bertemu dengan pemeran utama pria. Hati mereka berdebar-debar karena merasa gugup menghadapi kekasih tercinta.
Tapi saat ini, karakter utama kita tidak berdebar karena dia telah bertemu kekasihnya. Tetapi dia merasa ketakutan karena dia bertemu dengan pria paling menakutkan dalam sejarah.