*******
Drrtt... drrtt... drrtt... drrtt (Suara ponsel yang terus bergetar)
Arga merasa suasana hatinya jadi lebih baik Setelah dia bertemu dengan Liora. Dia sedikit terlena saat mengingat caranya bertemu kembali dengan liora, sampai dia tidak menyadari ponselnya terus bergetar.
Arga sangat terkejut saat qibo tiba-tiba muncul dihadapannya.
" Ya ampun arga,,,ternyata kau disini !?"
" Dari tadi aku telfonin gak di angkat, taunya malah ngelamun disini " ujar qibo yang datang sambil membawa payung.
" Duh sorry bo, gak kedengaran sumpah !" arga berusaha menjelaskan
" Udahlah,, banyak alesan ni anak ! " qibo berjalan mendekati arga dan duduk di sebelahnya
" Eh itu,,,tadi aku ketemu cewek cantik " ujar arga berusaha membuat qibo penasaran.
" Serius ga, trus dia dimana sekarang ? apa kau sempat berkenalan dengannya, atau kau sudah meminta nomornya ?" qibo terlihat antusias.
" Ih,,,, apaan sih bo nempel nempel " tepis arga
" Please jauhin rambut sarang ular ini dari hadapanku " arga mendorong kepala qibo.
" Ya elah ga pelit banget sih, sama temen sendiri gak mau berbagi " qibo terlihat manyun.
" Eh bo, tadi katanya mau beliin obat !? "
" Mana obatnya ? " tanya arga mengalihkan pembicaraan.
" Ada nih ! " ujar qibo sambil mengangkat kantong belanjaan yang ada di tangan kanannya
" Yaudah sini berikan padaku " pinta arga.
" Eitss,,, tunggu dulu. Kau mau ini kan, beritahu dulu siapa cewek cantik yang kau temui tadi ?" qibo memberi syarat agar arga memberitahunya siapa wanita yang di temui arga saat dia hampir mengelilingi seluruh taman hanya untuk mencari arga sahabatnya.
" Baiklah,,,! " ujar arga
Arga menceritakan saat dia bertemu dengan liora dan juga mamanya dulu. Arga terlihat bersemangat, qibo memberikan reapon yang baik.
" Wah,, jadi gitu ceritanya ga "
" Tapi kenapa kau tidak mau saat orangtuanya mengajakmu tinggal bersama dengan mereka ?" tanya qibo penasaran.
" Hmmmm,,, aku tidak bisa mengingkari janji yang telah kuucapka kepada ibu sebelum beliau meninggal. Ibu tau ayahku sangat marah saat ibu memilih untuk tetap melahirkanku, walaupun resikonya sangat berbahaya. Tapi Tuhan memberikan kami waktu yang cukup lama menjaga ibu dalam keadaanya yang semakin hari semakin lemah, suatu hari saat aku pulang sekolah aku meminta agar ibu menungguku di halte bus dekat rumah kami, tapi entah bagaimana tiba tiba sebuah mobil melaju sangat kencang dari arah sebrang. Mobil itu seperti kehilangan kendali, sebelum akhirnya melaju dengan cepat ke arah halte dimana saat itu ibu akan menyebrang untuk menjemputku. Aku menyaksikan dengan mata kepalaku bagaimana mobil itu menabrak ibu " Terang arga pada sahabatnya.
Qibo merasakan sesuatu yang membuat hatinya begitu sedih.Selama ini arga tidak pernah menceritakan pada siapapun tentang dirinya ataupun kehidupannya,tapi karna qibo adalah satu satunya orang yang sangat peduli padanya di kala senang ataupun sedih,arga tanpa ragu menceritakan apa yang terjadi dalam hidupnya. Saat qibo mendengar arga menceritakan kejadian yang di alaminya waktu dulu,tanpa sadar air matanya berlinangan.Siapapun orangnya tidak akan pernah bisa melupakan kejadian tragis yang merenggut nyawa orang yang mereka cintai.Waktu itu Arga masih anak anak,betapa hancurnya dia saat menyaksikan semua itu,dan kehidupannyapun sangat menderita sampai sekarang ini. Berkat bantuan dari qibo arga bisa bekerja sebagai pengisi acara di sebuah cafe milik pamannya.
" Kau hebat ga,,,setelah semua yang terjadi,kau tetap menepati janjin yang telah kau buat dengan ibumu dulu. Aku sangat yakin,,,ibumu pasti bangga memiliki anak sepertimu " qibo menepuk pundak arga sembari memasang wajah sedih.
" Eh kau ini kenapa ?"
" Aku rasa ada yang salah dengamu " ujar arga terkejut meilhat ekspresi qibo.
" Ga,,,ajari gimana caranya terlihat keren walaupun lagi sedih dong, kok aku nggak bisa ngatur ekspresi wajah kalau lagi sedih gini " ujar qibo sambil merengek menatap arga.
" Dasar bodoh, kau itu sudah terlihat keren dengan memiliki rambut yang tidak dimiliki orang lain seperti ini " ujar arga.
" Eiits,,,jangan bilang kau ingin mengatakan kalau rambutku itu langka, lagi !? " sahut qibo menyela ucapan arga.
" Ahahha,,,tau aja bo " arga merasa terhibur dengan tingkah konyo sahabatnya.
" Ga ,jadi gimana rencana selanjutnya, apa kau akan lanjut kuliah atau stop sampai kita tamat Sma aja ? " tanya qibo serius.
" Aku sih berharap bisa masuk ke universitas Glenxya yang ada di pusat kota itu bo, tapi katanya disana semua mahasiswanya dari keluarga kaya. Andai saja aku bisa mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas itu, pasti aku akan mewujudkan impian ibu yang ingin menjadikan aku seorang musisi terkenal " ujar arga memandang ke arah langit seperti sedang berkomunikasi dengan bayangan ibunya.
" Kau yakin ingin masuk ke universtas itu ga ? tapi untuk biaya masuknya bagaimana ,kau mau mengumpulkan uang dari mana ? " tanya qibo khawatir.
" Hmmmmm,,,,benar juga ! "
" Untuk biaya pendaftara sampai masuk, setidaknya aku butuh uang 15 juta. Dan untuk pendaftaran beasiswa ,baru bisa di ajukan setelah kita belajar selama Setengah semester itupun di lihat dari hasil nilai " ujar arga.
" Wah,kau sangat cepat mencari informasi tentang universitas itu, semuanya kau rincikan dengan detail. Aku akan membantumu memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan uang sebanyak itu sebelum pendaftaran mahasiswa baru di buka " ujar qibo memberikan arga semangat.
" Baiklah,tapi apakah bantuan itu masih lama ?" tanya arga mengernyitkan dahinya.
" Tentusaja masih harus difikirkan, biarkan aku memikirkan caranya terlebih dahulu " ujar qibo menempelkan telunjuk di jidatnya.
" Sepertinya otakmu berfikir terlalu keras, mau aku bantu meringankannya ?" tanya arga kembali.
" Tidak perlu ! "
" Kau tau kan aku seorang pemikir yang genius " jawab qibo kembali menutup mata.
" Kalau begitu cepat berikan kantong yang ada di tanganmu itu sekarang ! " sorak arga ditelinga qibo
" Astaga,,,maaf ga aku lupa "
" Ehehe,,,jadi maksudnya ini toh " ujar qibo menyerahkan bungkusan obat ketangan arga
Setelah dua sahabat itu bercengkrama cukup lama, akhirnya hujanpun berhenti dan cuaca kembali terang. Arga bergegas membungkus gitarnya dan segera meminta qibo untuk mengantarnya ketempat kerja. Qibo dengan senang hati membantu sahabatnya dan langsung tancap gas ke Cafe milik pamannya.
" Hallo paman " sapa qibo saat masuk ke dalam cafe
" Hei kalian darimana saja ?" sebut saja erik,pamannya qibo yang memiliki wajah tampan dengan karisma yang sangat memikat.
" Maaf bos,saya mengalami sedikit masalah sebelum berangkat kesini " jelas arga sembari menyiapkan diri untuk tampil.
" Ya sudah tidak apa apa. Lagian tadi diluar juga hujannya lebat sekali " jawab erik kembali ke meja kasir.
" Wah, kalian bukan seperti bos dan karyawan.Justru terlihat seperti paman dan keponakannya, Ahh,,,aku sangat iri melihatnya. Padahal aku adalah keponakanmu, tapi kenapa aku tidak setampan dirimu paman " ujar qibo mengambil posisi duduk di depan meja kasir.
" Ahaha,,,kau seharusnya bangga punya paman sepertiku. Dengan begitu kau bisa terkenal saat orang orang tau kau adalah keponakanku " ujar erik mencoba menggoda qibo.
" Oke,,aku sudah siap. Sebaiknya aku segera naik ke atas panggung " ujar arga sambil bergegas membawa gitarnya naik ke panggung yang ada di tengah cafe.
Sementara itu qibo dan pamannya erik mulai sibuk melayani pengunjung cafe yang datang satu per satu. Di tengah pengunjung yang datang di cafe itu, sekelompok remaja yang duduk di tempat VIP meminta agar menu yang mereka pesan segera di antar. Erik menyuruh qibo untuk membantunya mengantar pesanan mereka segera. Qibo sangat canggung saat melihat sekelompok remaja cantik dan beberapa teman lelakinya seusianya duduk disana, dari penampilan mereka sudah bisa dilihat kalau mereka anak orang kaya.
" Silahkan,,ini pesanannya !? " ujar qibo sedikit canggung.
" Oh iya terimakasih,,," Jawab zein salah satu dari anak laki laki yang duduk di meja itu.
Cek,,cek,,satu,,dua,,,! ( gema suara dari microfon )
Arga yang saat itu sudah mempersiapkan penampilannya, mulai memetik gitar dan menyanyikan sebuah lagu sendu yang membuat semua pengunjung cafe merasa terhanyut dalam melodi indah yang dilantunkan arga. Ternyata di antara para pengunjung cafe itu ada Liora dan juga milie, mereka sudah berada di sana sejak tadi.
" Wah,,,! "
" Suaranya sangat merdu " ujar milie
" Iya,,,begitu menenangkan hati, suaranya juga terdengar sangat familiar " ujar liora yang saat itu baru saja meneguk segelas kopi caramel panas yang barusaja di hidangkan qibo.
" Hey, bagaimana kau mengatakan suaranya sangat familiar. Kita kan baru pertama kali datang kesini ? " ujar zein menyela ucapan liora.
" Eh,,,benar juga. Memangnya kapan kau pernah mendengar orang ini bernyanyi ? " sahut bram yang duduk di sebelah zein.
" Mmmm,,,itu aku tidak terlalu yakin.Tapi ini memang suara yang sama yang pernah kudengar sebelumnya !" ujar liora.
" Permisi,,,apa kalian sedang membicarakan penyanyi cafe kami ?" qibo menyela obrolan mereka.
" Eh,,,iya betul, apa kau mengenalnya ?" tanya liora.
" Tentu saja, dia itu sahabatku " ujar qibo terlihat bangga.
" Wah,,,kau dan sahabatmu itu....apa kalian bekerja di sini ?" tanya milie
" Iya dia bekerja di sini... Ini adalah cafe milik pamanku, jadi aku yang merekomendasikan dia bekerja dengan pamanku " jelas qibo.
Sementara itu suasana cafe menjelang petang semakin ramai.Semenjak arga bekerja sebagai pengisi acara di cafe milik erik, pengunjung di cafe ini semakin hari semakin meledak.Alasan mereka datang karna sangat menyukai suara dan permainan gitar arga.Liora dan teman temannya juga merasa senang bisa datang ke cafe miliki erik.Saat jam istirahat karyawan, milie menghampiri erik dan memberikan secarik kertas untuk di bacakan oleh penyanyi cafe yang bekerja disana , yang ternyata adalah arga. Setelah erik menerima dan memeeiksa pesan itu,dia segera menyuruh salah satu karyawannya menyerahkan surat itu kepada arga untuk di bacakan di hadapan semua pengunjung cafe.
* By me: sandra_ssi*