**********
( * Flash back * 2 Hari menjelang kelulusan )
Langit senja terlihat murung, gumpalan awan hitam menutupi bayangan matahari yang akan tenggelam. Arga duduk dipinggir jembatan yang ada di tengah kota malpiyon. Tatapanya kosong, tangannya terus memainkan batu yang ada digenggamannya.
" Ibu,,, apa kau marah padaku ?" gumamnya lirih.
" Apa yang harus aku lakukan ibu, aku sangat lelah menjalani hidup seperti ini,,,inikah saatnya aku menyerah ?" bicara sendiri.
Arga mengambil sesuatu dari dalam ransel yang dibawanya. Itu adalah fotonya dengan almarhum sang ibu. Arga memandangi foto itu, tanpa sadar air matanya mengalir.
" Si arga kemana sih, kok nggak ada kabar dari tadi" ujar qibo sembari mondar mandir di meja kasir.
" Kenapa sih kamu kayak orang lagi kebakaran jenggot aja " tegur erik pamanya.
" Ini si arga belom ada kabar, katanya mau beli persiapan buat acara kelulusan nanti " terang qibo.
" Ooh,,, telfon saja dia !" saran erik.
" Aku sudah menelfonnya berulang kali, tapi tidak di angkat " ekspresinya tampak khawatir.
" Kau sudah pergi kerumahnya ?" tanya erik lagi.
" Yasudah kalau begitu aku akan pergi ke rumahnya, aku berangkat !" langsung bergegas pergi.
" Huftt,,, anak anak jaman sekarang datang dan pergi sesuka hati mereka " ujarnya lanjut merapikan meja.
Tok,,,tok,,,tok,,,! ( Pintu diketuk )
Paul keluar dari dalam rumah. Matanya seperti habis bergadang selama seminggu. Berjalan sempoyongan memegang sebotol alkohol.
" Maaf om, arga ada ?" tampak sedikit cemas
" Apa ?"
" Siapa yang kau cari, anak pembawa sial itu ? "
" Oh,,,K-kau sirambut keriting yang sering menolongnya itu kan ?" sambil menunjuk nunjuk qibo.
" Mmm,,, I-iya om, apa arga ada dirumah ?" tanyanya lagi.
" Anak pembawa sial itu sudah pergi, aku sudah mengusirnya dari sini !" soraknya
" Ha,,, diusir ?" qibo lantas panik.
" Tidak ada gunanya kau mencari anak pembawa sial itu, mungkin sekarang dia sudah menyusul ibunya !" ocehnya sambil berbalik menutup pintu rumah.
" Astaga arga,,, kau dimana sih, kenapa kau tidak mendatangiku !?" qibo langsung menghidupkan motornya bergegas mencari keberadaan arga.
Diperjalanan qibo terus memantau sekitar, tiba-tiba dia teringat suatu tempat yang sering dikunjungi arga saat dirinya butuh waktu untuk sendiri. Qibo langsung tancap gas, dan dugaanya benar. Dia melihat arga tengah duduk disana. Dia berjalan menghampiri sahabatnya itu.
Tep,,,tep,,,tep,,,! ( langkah kaki )
" Mmmp,,,untuk mencari seorang selbritas itu ternyata memang tidak mudah !" celotehnya perlahan duduk di sebelah arga.
" Kenapa kau bisa kesini ?" tanya arga tergesa gesa menghapus air matanya.
" Ya bisalah,,, memangnya kau saja yang boleh datang kesini ?" ucapnya melototi arga.
" Bukan itu maksudku, siapa yang memberitahumu kalau aku disini ?" tatapanya terlihat serius.
" Kenapa kau melototiku, apa salahku ?" alih alih qibo mulai akting.
" huftt,,, aku sedang tidak ingin bercanda !" gumamnya memalingkang wajah.
Qibo hanya ingin menghibur sahabatnya itu, tapi sepertinya arga tidak sanggup untuk tertawa kali ini. Arga butuh waktu untuk menceritakan perasaanya, qibo yang sudah sejak lama mengenal arga bisa membaca gerak gerik arga yang terlihat gugup dan hampir menyerah seperti biasanya.
" Kau ingin menyerah begitu saja !?" tanya qibo serius.
" Maksudmu ? " tanya arga balik.
" Kau tidak bisa membohongiku, siapa lagi yang lebih mengalmu daripada sikeriting ini ?" jelasnya.
" Entahlah,,,aku sepertinya tidak punya jalan lain lagi, uang hasil bernyanyi yang kusimpan selama ini sudah lenyap, apa dia begitu membenciku ?" gumamnya dengan tatapan kosong.
" Jadi ayahmu mengambil semua uang itu ?" tanya qibo.
" Hmmm,,,!" responnya singkat.
" Ayo,,,!" qibo beranjak dari tempat duduknya dan mengulurkan tangan pada arga.
" Kemana ?" tanya arga heran.
" Kemana saja, malam ini aku ingin menghabiskan semua uang yang ada didalam dompetku, menurutmu siapa lagi yang harus ku ajak ? " qibo mulai menggoda arga.
" Dasar kau ini !" arga meraih tangan qibo dan berdiri.
Dua sahabat itu langsung meluncur menuju sebuah toko pakaian yang ada di pusat kota. Mereka masuk kesebuah toko kemeja di perempatan jalan Gali-gali, tepatnya ditengah kota.
Bruk,,,! ( bunyi benturan )
" Aw,,, aduh aduh kepalaku !" jerit qibo.
" Ahahahah,,,, lucu sekali " cekikik arga sampai memegang perutnya.
" Pintu sialan, aku kira pintunya terbuka otomatis !" gee
rutu qibo mengusap kepalanya.
" Ga coba kau bantu periksa, sepertinya kepalaku harus segera dioperasi !?" menyodorkan kepalanya kewajah arga.
" Apaan sih bo gak usah lebay gitu, cuma kebentur sedikit aja kok " ledek arga
Mereka masih sempat bersenda gurau di depan toko orang. Qibo yang memang tidak menyadari ada pintu di depannya merasa sedikit beruntung karna kecerobohan yang dilakukannya bisa membuat arga tersenyum kembali.
" Jangan ketawa terus ga,,, sakit ni kepala !" gertaknya
" Yaudah ayo masuk !" berjalan mendahului qibo.
" Punya sahabat gak ada romantis romantisnya !" gerutu qibo mengikutinya dari belakang.
" Udah jangan drama dramaan lagi, ayo cepat pilih !" desak arga.
Toko itu terlihat sangat ramai, mungkin karna beberpa sekolah mengadakan acara kelulusan di hari yang sama. Karna itu banyak yang datang ke toko untuk membeli seragam seperti kemeja dan celana baru. Arga hanya mengikuti qibo memilih pakaian, dia tidak berniat lagi untuk membeli karna tidak ada uang. Tapi ada satu stel kemeja dan baju kaos yang menarik perhatian arga, dia terus memandangi baju itu.
" Ga,,, kenapa malah ngelamun, ayo buruan pilih !" balik mendesak.
" Oo,,,gak ada yang bagus bo, kapan kapan aja deh aku belinya !" mencoba membuat alasan.
" Udah deh ga gak usah ngeles, aku tau apa yang sedang kau pikirkan " dia merangkul pundak arga.
" Ihh,,,kau ini kenapa sih !?" arga mendorong tubuh qibo menjauh.
Qibo yang didorong arga saat itu tidak sengaja menabra seseorang, orang itu ternyata liora yang juga datang bersama teman temannya.
Bruk,,,! ( Barang barang terjatuh )
" Eitss,,, sorry gak sengaja !" segera membantu wanita yang jongkok mengwmasi barang di hadapannya.
" Tidak apa-ap--- !" dia terlihat kaget sambil melotot pada arga.
" Eh nona berdine, kau rupanya !? " tegur qibo.
" Ada apa li ?" sahut millie yang datang menyusul liora.
" Bukan, dia tidak sengaja menabrakku !" terang liora.
" K-kau yang dicafe waktu itu kan ? siapa namamu ?" menghampiri qibo.
" Iya aku sahabatnya arga " menarik arga berdiri disebelahnya.
" Hei kau juga disini ?!" sapa millie pada arga.
"Iya, kebetulan sekali " sahutnya singkat.
" Arga kau juga ingin membeli pakaian untuk acara kelulusan nanti ya ?" tanya liora.
" Hmmm,,,aku cuma menemani dia belanja " jawab arga.
" Dia terlalu sungkan !" sela qibo.
Arga segera menyumpal mulut qibo dengan tangannya. Dia takut qibo memberitahu liora dan millie tentang masalahnya. Arga menyeret qibo menjauh dari liora dan millie, arga meminta qibo menutup mulut rapat rapat.
" Ada apa ?" liora tampak heran.
" Kenapa mereka bertingkah aneh seperti itu ?" sambung millie.
" Ya sudah kita lanjut saja memikih bajunya !" ajak millie.
" Baiklah kalau begitu " sahut liora meninggalkan tempat itu.
" Kau ini kenapa sih ga,,,?" terengah engah setelah arga melepaskan tangan dari mulutnya.
" Aku hanya takut kau bicara sembarangan didepan mereka " terlihat gugup.
" Kau ini bicara apa sih, aku cuma bilang kau terlalu sungkan. Kenapa reaksimu berlebihan begini ?" qibo mengernyitkan dahinya.
" Ah sudahlah, kalau kau sudah selesai ayo cepat bayar dan kita pergi !" ajak arga.
" Sabar dulu, masih ada yang mau aku pilih tunggu disini " ujar qibo.
Arga tidak tau kenapa dia bertindak seperti itu. Rasanya sedikit aneh, tidak biasanya dia salah tingkah di hadapan seorang wanita. Tapi, jantungnya terasa seperti sedang berpacu dengan sesuatu yang tidak bisa dijelaskannya.
" Kenapa dia menghindar, apa ada yang salah dengan ucapanku ? " gumamnya sendiri, liora.
" Kau bicara dengan siapa li ?" tanya millie yang tengah sibuk memilih baju.
" O,,,? tidak ada !" elaknya.
" Aku ingin melihat bagian sana sebentar, aku tinggal ya " ucap liora
" Baiklah, jangan lama-lama ya, nanti kita pulangnya jadi kemalaman " sahut millie.
" Okey !" ucapnya.
Liora masih merasa penasaran. Dia membuat alasan agar bisa menemui arga, meski dia sendiri tidak tau kenapa dia melakukan semua itu. Dia terus berjalan sampai kebagian pakaian pria, disana dia melihat arga tengah berdiri terlihat fokus memperhatikan sesuatu.
" Hei ga, kau masih disini ? " tegurnya
" Liora,,, iya aku hanya melihat lihat sambil menunggu qibo selesai belanja " terangnya canggung.
" Mmm, dimana kau sekolah ? eh maksudku kau dari SMA mana ? " tanyanya lagi.
" SMA Laroka ! " jawabnya singkat.
" Oh,,, jadi kau sekolah disana ! " ujar liora mencoba mengingat sesuatu.
" Iya, kalau kau sendiri ? " mencoba terlihat santai.
" Aku sekolah di SLOFA, yang ada di pusat kota ! " terangnya
Ditengah perbincangan mereka, qibo datang dengan membawa banyak pakaian. Qibo ingin arga mencoba semua pakaian itu, ternyata baju yang dari tadi dipilihnya akan diberikan untuk arga.
" Lah kok kalian bisa berduaan disini, bukannya tadi udah pergi ? " ujar qibo
" I-itu,,, millie masih memilih baju untuk acara kami nanti, jadi aku kebetulan bertemu arga disini. Aawalnya aku pikir kalian juga sudah pergi " sahut liora.
" Bagaimana kami bisa pergi sebelum mencoba baju baju ini ! " menyerahkan tas yang dia bawa ke tangan arga.
" Kenapa dikasih sama aku bo ? " arga bingung.
" Li kau temannya arga juga kan, bantu aku lihat baju mana yang bagus nanti ! " ujarnya mengabaikan pertanyaan arga.
" I-ya,,,baiklah " ucap liora bingung apa maksud qibo.
" Baju yang bagus menurut liora akan aku beli, jadi tugasmu hanya mencoba satu persatu stelan yang sudah kupilih !" jelas qibo.
Arga mengira qibo hanya ingin mencari perhatian liora dengan bertingkah sok akrab begitu. Tapi kenyataannya berbeda. Disaat arga pergi ke kamar ganti, liora dan qibo mulai sedikit berbincang.
" Ehemm,,, jadi sejak kapan kau mengenal arga ?" malu malu dengan ekspresi bodoh.
Liora mulai berfikir " Sepertinya sudah sangat lama, ya walaupun aku hanya bertemu dengannya sebentar saja,,, tapi kami sudah menjadi teman sejak hari itu !" ucap liora.
" Oh,,, tepatnya kapan dan dimana kau bertemu dengannya ? " ulangnya lagi.
" Entahlah aku juga tidak bisa mengingat pastinya, yang jelas hari itu aku bertemu dengannya saat aku ingin kembali dari pantai bersama orangtuaku " jelasnya lagi.
" Hmmm,,,jadi begitu, berarti kalian tidak terlalu akrab !? " gumamnya pelan.
" Apa,,,? " liora sedikit canggung mendengar ucapan qibo.
Arga keluar dari kamar ganti memakai stelan kemeja biru dengan warna yang sedikit terang. Dia berjalan sedikit canggung. Qibo merespon penampilan sahabatnya dengan baik.
" Wah,,, lihat siapa yang barusaja keluar ini, kau terlihat sangat keren !" puji qibo memutari arga.
" Bagaimana, kau akan membeli ini ? " tanya arga gerah.
" Tidak, coba yang lainnya ! " suruh qibo.
" Jangan membuatku terlihat bodoh di depan orang !" gerutu arga berbisik.
" Makanya, kalau aku bilang ganti kau harus menggantinya sobat " menepuk pundak arga.
Beberapa stelan baju sudah dipakai arga. Tapi qibo masih belum menemukan yang pas untuk sahabatnya itu. Dia akhirnya meminta pendapat liora.
" Sebenarnya apapun yang dipakainya terlihat bagus, tapi aku masih bingung memilihkan yang mana !?" gumamnya sendiri.
" Bukannya kau yang akan membeli baju itu, lalu kenapa kau menyuruh arga mencobanya ?" tanya liora bingung.
" Aku tidak bisa mengatakan alasannya sekarang,mumpung kau disini bantu aku memikih mana yang lebih cocok di pakainya, bagaimana ? " ucap qibo.
" Semua yang dicobanya bagus, tapi,,, menurutku bukan itu yang dia mau !" ujar liora agak terbata.
" Maksudmu ?" menatap bingung.
" Aku tadi melihatnya terus memperhatikan stelan baju yang ada di pajangan itu !" menunjuk sebuah patung ditoko itu.
" Wah, benarkah ? kenapa kau baru bilang !? " ujar qibo.
" Kau tidak kan tidak bertanya padaku !" balasnya polos.
" Hmmm benar juga, tunggu disini aku akan menceknya sebentar !" qibo langsung menuju patung yang di katakan liora.
Sementara itu liora merasa bingung apa yang harus dia lakukan. Dia berjanji pada milkie akan kembali secepatnya, tapi dia juga tidak enak kalau pergi begitu saja. Tiba-tiba ponselnya bergetar, itu panggilan dari milie.
" Li kau dimana ?" millie terdengar swdikit panik.
" Aku masih disini kok mil, di deretan pakaian laki laki aku sedang duduk di ruang ganti !" jawab liora
" Apa yang kau lakukan disana ? aduh li jangan ngada ngada deh !?" semakin panik.
" Iya kau tinggal baik ke lantai 2, sebelah kiri kau pasti bisa langsung melihatku " terang liora.
" Baiklah, tunggu disana !" tegas millie.
Millie bergegas mendatangi liora. Sedangkan arga keluar dari kamar ganti dengan memakai stelan hitam lainnya. Dia lebih merasa canggung karna qibo tidak ada disana.
" O,,, kemana lagi sih anak itu ?" gumamnya dalam hati.
" Yang ini juga bagus !" komentar liora
" B-benarkah ? tapi ini,,, aduh sebentar aku akan mengganti pakaianku dulu " tergesa gesa kembali ke kamar ganti.
Millie menemukan keberadaan liora. Dia langsung mengoceh begitu melihat si cantik liora tengah santai di ruang tunggu. Arga mendengar suara ribut diluar, dia bergegas keluar karna penasaran.
" Aduh li,,, ngapain sih kesini, aku udah hampir setengah jam kelilingin toko ini tau gak !? " ucapnya terlihat manyun.
" Maaf mil, aku lupa ngasi tau soalnya qibo minta tolong buat milihin baju " jelasnya
" Qibo !? " sejenak berfikir.
" Iya,,, temannya arga itu namanya qibo mil, yang tadi !" terangnya lagi.
" Oh, aku kira mereka sudah pergi, ternyata masih disini " ucap millie duduk disamping liora.
" Maaf ya gara gara kami, waktu kalian jadi keganggu " ujar arga yang baru keluar.
" Eh arga, enggak kok santai aja !" millie mukai bersikap manis.
" Astaga mil, jangan sok imut gitu, aneh tau !" bisik liora.
" Biarin aja " solot millie.
Qibo kembali setelah memeriksa pakaian yang disebutkan liora. Ekspresinya terlihat sedikit murung, dia kembali dengan tangan kosong. Liora menyadari ada sesuatu yang mereka rahasiakan. Millie yang tiba tiba merasa lapar mengajak liora untuk menemaninya makan sebelum kembali ke rumah. Tapi liora mengatakan kalau dia ada urusan sebentar dan menyuruh mereka menunggu disana.
" Hmm,,, teman teman aku ada perlu sebentar, apa kalian mau menunggu ?" terlihat serius.
" Oke jangan hilang lagi ya li, 10 menit !" tegas millie.
Liora mendatangi seorang pegawai toko, mereka sedikit berbincang sampai akhirnya liora meminta pegawai itu membungkus belanjaanya.
By me : Sandra_ssi