Chereads / Love Tones : The Last Song for You / Chapter 11 - 10 # Jalan Keluar

Chapter 11 - 10 # Jalan Keluar

*********

"Ini mbak, saya sudah membungkusnya sesuai permintaan!" ujar seorang wanita yang betugas menjaga kasir.

" Oh, baiklah kalau begitu terimakasih " megambil bungkusan yang ada di meja kasir lalu pergi.

Liora segera menyusul arga, qibo dan millie yang menunggunya di lantai 2. Setelah liora sampai, mereka segera turun ke lantai 1. Qibo yang terlihat sedikit cemberut membuat arga merasa aneh, dia membantu membawa semua pakaian yang dipilih qibo untuk dibayar dikasir.

" Bo, kau kenapa ? " arga memperlambat langkahnya.

" Aku baik baik saja, hanya sedikit syok !" jawab qibo lesu.

" Kita duluan saja, pasti mereka sudah mau pulang " bisik arga.

" Ya sudah kau saja yang bilang kita mau ke kasir dulu !" langsung menuju kasir.

Aga yang berjalan di belakang millie dan liora langsung memberitahu kalau mereka bisa keluar toko atau pulang duluan. Tapi millie tidak keberatan menunggu sebentar di luar, liora mengajak mereka nongkrong sambil menemani millie yang sedang kelaparan.

" Mmm,,, permisi aku harus ke kasir untuk mengantarkan belanjaan qibo, maaf sudah merepotkan kalian sebelumnya " ujarnya.

" Baiklah kami akan menunggu di luar !" sahut millie santai.

" Menunggu diluar, maksudnya ? " arga bingung.

" Ya kebetulan kita bertemu disini, jadi aku mau mengajak kalian makan malam bersama,,, gimana mau kan ? " ajak millie.

" Eee,,, tapi aku,.e kami harus kembali ke cafe setelah ini " elak arga.

" Sekarang masih jam setengah delapan, bagaimana kalau kita makan malam di cafe tempatmu bekerja saja ? " usul liora terlihat antusias.

" Nah,,, boleh juga tu " sahut millie.

Arga terlihat bingung harus mengatakan alasan apalagi. Jalan satu satunya dia segera menyusul qibo kemeja kasir dan memberitahu apa yang dikatakan millie.

" Kenapa lama sekali, apa yang kalian bicarakan diluar ? " saat melihat arga menghampirinya.

" Itu, liora dan millie mengajak kita makan malam bersama, aku sudah mencoba membuat alasan tapi malah jadi repot !" gerutu arga.

" Memangnya kau bilang apa ? " ujarnya penasaran.

" Aku bilang habis ini kita harus kembali ke cafe lagi, trus liora malah usulin makan malamnya di sana saja " ujarnya sambil menggaruk kepala belakang.

Arga dan qibo sudah keluar dari dalam toko. Mereka berjalan kearah parkiran mobil untuk memberitahu kalau mereka akan pergi. Arga mengetuk kaca mobil, liora membukannya mereka saling menatap satu sama lain. Millie yang duduk di sebelah liora seperti sedang menyaksikan sebuah serial hollywod dimana sepasang kekasih saling bertatapan dalam ceritanya.

" Ehem,,, !" pura pura batuk.

Arga dan liora tampak salah tinggkah saat millie mengejutkan mereka.

" O--- apa kalian sudah selesai ? " tanya milie senyum meledek.

" Ya, ya kami sudah selesai " jawab arga kikuk.

" Kalau begitu ayo jalan, kita bertemu lagi di cafe " ujar millie langsung tancap gas.

Arga dan sahabatnya menyusul mereka dengan sepeda motor kesayangan qibo. Diperjalanan mereka saling berbincang. Qibo menanyakan hal yang sama dengan yang ditanyakan millie pada liora. Sepertinya sahabat mereka sama sama merasakan keanehan pada sikap liora dan arga malam itu. Saat mereka sibuk berbincang, liora mendapat telfon dari zein.

" Hallo zein, ada apa ? " ujarnya

" Aduh,,, gawat ni li, aku baru aja dapat kabar kalau band yang kita sewa buat acara nanti gak bisa tampil, mereka bilang vokalisnya barusaja ngalamin kecelakaan !" suara zein terdengar panik.

" Astaga gimana ni, vokalis cadangannya gimana zein ? " Millie jadi kurang fokus menyetir mobil.

" Nah itu dia, aku udah coba hubungi beberapa kali tapi gak ada kabar !" terang zein

" Yasudah kalian tenang dulu, masih ada waktu 1 hari lagi " ujar liora mencoba tenang.

" Kalau gak ada nanti gimana , acara kita pasti kacau !" debat millie.

" Tenang dulu mil, kita bicarain nanti pas sampai oke !? " sarannya.

" Yaudah zein, coba kau cari info vokalis lain yang kita sewa buat gantiin yang kecelakaan itu !" suruh millie.

" Baiklah, aku tutup telfonnya " sahut zain mengakhiri panggilannya.

Millie dan liora sampai di cafe milik erik, pamannya qibo. Mereka masih terlihat sibuk membahas persiapan acara kelulusan yang tiba tiba menjadi kacau. Millie memilih tempat yang biasa mereka pesan. Erik menyambut kedatangan mereka dengan ramah.

" Selamat datang silahkan, ini menunya " seperti biasa melayani pengunjung dengan baik.

" Om, aku pesan ice lemonade seperti biasa tambah spaghetti kejunya satu, kau mau pesan apa li ?" tanya millie.

" Aku chocolate panas aja deh !" menunjuk menu yang ada di hadapannya.

Arga dan qibo barusaja sampai. mereka langsung masuk kedalam cafe dan menghampiri erik yang saat itu ikut membantu menyiapkan minuman.

" Malam bos !?" sapa arga.

" Nah, kau darimana saja ? " sahut erik.

" Biasa,,, cari udara segar kekutub utara " sindir qibo.

" Ahahaha,,,kalian ini tidak pernah berubah, kalau kalian jauh saling mengkhawatirkan, tapi kalau kalian dekat selalu saja ada hal yang bakalan kalian jadiin perdebatan !" ujarnya mengomeli qibo dan arga.

" Itu tu biang keroknya ! " menunjuk arga dengan mulutnya.

Arga menatapnya tajam " huft,,," gumamnya menggelengkan kepala.

Suasana terasa hening beberapa saat. Erik yang barusaja selesai membuatkan pesanan berjalan keluar dari dapur. Dia meminta qibo mengantarkan pesanan liora dan millie.

" Bo, ini pesanan meja nomor 7 tolong kau saja yang antar ya " ucap erik menyerahkan ke tangannya.

" Oh iya paman, teman kami katanya mau kesini apa mereka sudah sampai ? " tanya qibo

" Yang mana? Cewek apa cowok ? " erik tampak penasaran.

" Hmmm,,,pasti paman gak kenal, nanti saja aku kasih tau !" qibo langsung pergi.

" Ga, itu si qibo bilang teman yang mana bukannya itu anak cuma punya satu teman selama hidupnya !? " Ujarnya sambil berfikir.

" Aduh bos, tega banget sama keponakan sendiri ! gitu gitu siqibo banyak yang ngelirik juga di sekolah, dianya aja yang gak peduli " terang arga.

" Serius ga ? tapi kok dia gak pernah cerita ya ? " tanya erik lagi.

" Mungkin dia malu bos " jelas arga sambil menyetel gitarnya.

" Mau main ? " tanyanya lagi.

" Iya bos, 2 lagu aja !" jawab arga.

Qibo dengan santainya membawa pesanan untuk di antar ke meja nomor 7. Dia melihat ternyata pengunjungnya liora dan millie. millie memberi kode dengan mengangkat tangannya.

" Ini pesanan kalian !" ucap qibo sambil menyajikannya.

" Terimakasih " Sahut mereka serentak.

" Dimana arga ? " tanya liora melirik sekitar.

" Oh,,,dia tadi sedang mengurus gitar kesayangannya " sahut qibo.

" Wah, arga benar-benar type cowo ideal ya li, bukan cuma ganteng tapi dia juga jago main alat musik! bonus suaranya bagus banget " puji millie sambil melirik liora.

Liora akan mencicipi chocolate panas yang dipesannya, tapi tidak sengaja menumpahkan sedikit karna millie menatapnya sambil tersenyum seperti sedang mengisyaratkan sesuatu.

" Aduh panas!" tampak panik.

" Astaga li, kau kenapa sih ?" millie menarik tubuh liora bangun dari kursinya.

" Kenapa kau menatapku seperti tadi !?" ujarnya melototi millie.

" Hahaha,,,yang benar saja li !" millie sepertinya mengetahui sesuatu.

" Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan tissue " qibo berlari ke meja kasir.

Arga barusaja selesai menyetel gitarnya. Dia akan naik ke atas panggung. Dia melihat qibo berlari dengan wajah panik.

" Eh, kenapa bo ? " ujarnya bingung.

" Itu si liora ketumpahan coklat panas !" sahut qibo mengangkat satu kotak tissue.

" Kok bisa ? tunggu aku ikut !" sorak arga ikut menyusul.

Liora terlihat panik karna bajunya jadi kotor. Dia takut kalau sampai papanya tau kalau diam diam dia pergi keluar tanpa sepengetahuannya. Ravindra sangat tegas, dia bahkan tidak membiarkan putrinya itu melakukan aktivitas lain selain belajar dan mengikuti les.

" Pertanda buruk apa lagi ini !? " gumam millie.

" Aku ke toilet aja deh mil " ucap liora tergesa gesa pergi.

" Eh li, mau kemana ? ini tissue nya " sorak qibo barusaja sampai.

" Dia gak kenapa napa kan ?" arga terlihat mengkhawatirkannya.

" Gak tau tu, tapi chocolatenya masih panas lo !" sambung qibo.

Arga tanpa sadar mengikuti liora ke toilet. Dia menunggu diluar. Liora dengan cepat mencuci tumpahan chocolatenya dengan air. Tapi tetap saja masih kelihatan kotor, dia mulai panik. Saat keluar dari toilet liora terkejut melihat arga sudah berdiri disana.

Syungg,,,,,, ( pintu toilet terbuka )

" Astaga !" berjalan mundur.

" Maaf mengagetkanmu, kau tidak apa-apa kan !?" canggung.

" Iya aku gapapa, tapi--- " liora terlihat malu karna roknya basah.

" Ini pakailah !" sambil membuka kemeja yang dia pakai.

" Tidak perlu! ini hanya sedikit basah, sebentar lagi pasti kering " elak liora.

" Cepatlah ambil, apa kau mau berjalan dengan pakaian seperti itu " menyodorkan paksa ke tangan liora lalu pergi.

Rasa malu dan senang bercampur aduk. Liora tidak menyangka dibalik sifat dingin arga ternyata dia cowok yang lumayan pengertian. Dia mengenakan kemeja yang dipinjamkan arga, lalu kembali menemui millie.

" Gimana amankan ?" tanya mullie.

" Kayaknya tanganku sedikit melepuh, nanti akan ku oleskan salep sampai di rumah " jawabnya.

" Kayaknya aku masih nyimpan salep sisa kemaren deh "

" sambung qibo lagi.

" Beneran? " sahut millie.

" Iya lah, masa boong! tunggu ya " qibo kembali ke kasir dengan langkah cepat.

" Hmmp,,, Baik juga tu anak!" gumam millie pelan.

Qibo segera kembali membawa sekantong obat. Millie terus memperhatikan qibo sambil menyedot ice lemonade yang ada di hadapannya.

" Ini, pakai saja ini !" ujar qibo mengeluarkan beberapa jenis salep.

" Oik banyak sekali! kau jualan obat juga ya !?" ledek millie.

" Tunggu,,,tunggu ini kan kemeja si arga, kok kamu yang pakai ?" qibo heran.

" Oh iya tadi dia meminjamkannya padaku " ucapnya sambil memilih salah satu salep yang ada diatas meja.

" Aku nanya serius lo ini, kok kamu punya banyak salep gini !? " ujar millie terlihat serius.

" Ini sebenarnya salep yang biasa di pakai arga, huftt,,, aku tidak bisa memberitahukannya pada kalian !" ujar qibo.

" Karna ayahnya bukan ?" sahut liora menatap qibo.

" Ha? K-kau tau darimana ?" qibo tampak panik.

Akhirnya liora menceritakan saat mereka bertemu dulu, bagaimana kondisi arga saat itu dan siapa yang melakukannya dia juga memberitahu semua pada adora dan daniel dulu. Qibo tidak menyangka jika liora mengenalnya dalam keadaan seburuk itu. Tanpa sadar qibo memberitau masalah yang tengah di hadapi arga saat ini, masih tentang dia dan ayahnya. Millie dan liora ikut simpati mendengar masalah yang tengah dihadapi arga.Suatu kebetulan yang tidak di sangka sangka, millie menemukan ide yang sangat bagus agar masalah mereka bisa diselesaikan dan tidak ada yang akan di rugikan.

By me: sandra_ssi