Chereads / Takdir Istri Bayaran / Chapter 24 - Demi teman, tapi teman demikian

Chapter 24 - Demi teman, tapi teman demikian

"Kenapa susah sekali membuat Andien percaya denganku? Padahal jelas-jelas hubunganku dengan Nick hanya sebagai sahabat, dan asalkan kamu tahu, aku sudah menikah, Andien. Tapi, aku tidak mungkin bisa memberitahukan hal ini padamu, aku masih belum bisa percaya dengan sebutan teman," batinnya Bianca.

Memang benar jika hubungan persahabatan antara wanita dan laki-laki pasti akan menimbulkan sebuah rasa sayang melebihi dari seorang sahabat, bahkan rasa cinta itu tumbuh di saat keduanya merasa nyaman dalam segala hal. Tidak bisa Bianca pungkiri jika bersahabat dengan pria akan pasti menimbulkan rasa suka antara salah satu pihak ataupun keduanya. Namun, walaupun demikian Bianca juga tahu lama bahwa Nick menyimpan rasa untuknya. Akan tetapi, Bianca takut jika itu akan membuat hubungan persahabatan yang sudah terjalin lama buyar hanya karena persoalan cinta.

Untuk itu, Bianca selalu berupaya untuk tidak bisa menyukai sahabatnya sendiri meskipun ia tahu bahwa cinta datang dengan tiba-tiba. Dengan segala upaya Bianca melihat sikap bodoh yang Nick miliki hingga di dalam hatinya tidak ada sedikitpun terbesit keinginan untuk memiliki perasaan lebih kepada sahabatnya itu.

Melihat Andien yang sengaja seperti meragukan dirinya, membuat Bianca semakin curiga bahwa hubungan dari tersebar gambar ini ada hubungannya dengan Andien. Meskipun, Bianca tidak bisa untuk menuduh secara langsung tanpa adanya bukti yang jelas, namun tetap di dalam hati kecilnya Bianca, ia menyadari ada hal aneh dari temannya itu. Terlihat sangat jelas, di saat Andien mencoba untuk memojokkan dirinya dengan pertanyaan yang akan merusak pertemanan.

Walaupun sudah dengan jelas-jelas melihat keanehan yang Andien tanyakan, dan membuat Bianca sedikit kesal dengan banyak tuduhan yang tidak terbukti jelas. Akan tetapi, Bianca masih teringat dengan kebaikan hatinya Andien yang sudah mau menolong dirinya. Tanpa adanya pertolongan Andien, mungkin saja ia sudah terjatuh di jalan atau menjadi korban dari kejahatan.

Melihat raut wajahnya Andien yang jelas-jelas marah, membuat Bianca mencoba dengan perlahan mengusap bahu temannya itu.

"Aku tahu kalau kamu berpikir yang tidak-tidak untukku dan Nick, tapi jujur saja kalau aku tidak memiliki perasaan terhadap Nick, sedikitpun melainkan aku hanya menyayangi dia seperti saudaraku sendiri. Sebab, kedekatan yang kami jalankan selama ini membuat kami begitu akrab, oleh karena itu aku hanya ingin menganggap Nick seperti saudaraku meski kepada orang lain kami hanyalah sahabat. Jelas-jelas aku akan membantumu bisa kembali dengan Nick, tapi jika Nick tidak lagi memiliki perasaan untukmu, itu bukan karena diriku. Aku hanya bisa menjadi perantara agar kalian bertemu, tapi tidak dengan cinta yang kalian miliki," ucap Bianca dengan berusaha baik-baik agar membuat Andien percaya.

Meskipun sudah berkata dengan sebaik mungkin, tapi tetap saja Andien terlihat egois bahkan sampai tersenyum sinis hingga menjauhkan tangannya Bianca dari bahunya.

"Oh ya? Kamu yakin bisa menjadi perantara diantara kami berdua? Lalu apa namanya jika bukan seperti pasangan kekasih? Kalian berpelukan dan berduaan jauh dari tempatku, bahkan Nick sampai menyusul kamu ke toilet. Bianca, aku tidak buta, dan aku bisa melihat bahwa Nick memiliki perasaan padamu. Jadi, mana berkata seperti apalagi, Bianca? Lihatlah semua orang juga sedang menghujatmu kan? Lalu, apakah aku harus percaya bahwa kamu tidak memiliki hubungan yang spesial dengan Nick? Ingat, aku sudah membantumu, tapi kenapa balasan mu menyakiti hati orang lain?" ketus Andien yang terlihat begitu marah.

"Ya ampun! Kenapa masalahnya jadi membesar seperti ini? Aku sudah bilang, kalau aku tidak memiliki perasaan apapun kepada Nick, dan persoalan dia suka denganku, itu bukan hak aku untuk melarang dia menyukai siapapun termasuk kamu. Perihal pelukan, kamu jangan lupa bahwa memberikan sekedar pelukan bukanlah hal yang begitu besar, Andien. Kita bisa memeluk siapapun, dan pelukan itu terlihat apakah pelukan cinta atau hanya sekedar saja? Lagipula aku tidak akan mungkin bisa mencintai Nick." Dengan upaya besar Bianca demi kebenaran.

"Memangnya kenapa kamu tidak mungkin bisa mencintai Nick? Bukankah kalian sudah akrab sejak lama?" tanya Andien. Terlihat dia begitu ingin tahu segalanya.

Pertanyaan itu membuat Bianca terdiam beberapa saat, dia tidak akan mungkin bisa mengakui semuanya kepada orang yang belum begitu ia kenal. Hal itu membuat Bianca berkata dalam batinnya. "Karena aku sudah mencintai suamiku, meskipun Benny hanya menganggap aku sebagai istri untuk anaknya. Tapi, tetap saja aku tidak bisa berbohong dengan diriku sendiri atas cinta yang aku miliki. Terlebih dia adalah atasan kita sendiri, yang pasti aku takut ada hujatan yang lebih buruk jika semua orang tahu istrinya Benny adalah wanita biasa seperti diriku."

"Um, itu karena tidak akan mungkin saja, sebab aku tidak mencintainya, Andien," sahut Bianca dengan berusaha mencari jawaban yang tepat.

"Hah? Benarkah? Hanya karena kamu tidak mencintai Nick, bukan berarti kalian tidak akan mungkin bisa bersama kan? Semuanya tidak ada yang tidak bisa terjadi, Bianca. Jadi, jangan katakan padaku hanya karena cinta. Buktikan jika memang kamu tidak mungkin mencintai Nick dengan cara jauhkan dirimu darinya. Apa kamu bisa melakukan itu untukku? Jika memang kamu tidak terbukti bersalah." Andien berusaha menahan senyum sinis di kala memberikan tantangan kepada Bianca.

"Apakah dengan cara itu aku baru bisa terbukti tidak bersalah? Bahkan tanpa melakukan hal itu jelas-jelas aku tidak bersalah di sini, Andien," tanya Bianca yang merasa bahwa semua ini tidak adil untuknya.

"Ya dengan cara itu. Memangnya kenapa, Bianca? Kamu takut tidak bisa lagi berjauhan dengan Nick? Atau kamu takut tidak akan ada lagi yang bisa membuat dirimu bahagia?"

"Bagaimana ini? Apakah aku harus benar-benar menjauh dari Nick? Jelas-jelas selama ini dia yang selalu membuatku tegar dan kuat di saat hidup ini terlalu berat untukku. Hanya dia satu-satunya sahabat yang sangat peduli denganku, walaupun aku tahu Rey juga peduli denganku. Tapi, tidak mungkin aku harus berdekatan dengan Rey, apalagi dia sudah bertunangan bersama Vivian. Sedangkan Nick, tempat curhatan ku selama ini," batinnya Bianca sampai membuatnya terdiam sejenak.

Meskipun masih belum yakin bisa mengikuti semua permintaan dari Andien, tapi Bianca tidak ada cara lain untuk bisa menyakinkan Andien bahwa dirinya tidak bersalah. Namun, semua itu membuat dia merasa sedih, hanya demi membuat orang lain bahagia dia harus menyiksa dirinya sendiri. Tapi, bagaimana pun yang terjadi Bianca teringat dengan pertolongan Andien saat itu.

Dengan menarik nafasnya perlahan, Bianca pun menjawab dengan anggukan kecil bahwa ia sudah menyetujui permintaan yang Andien berikan. Walaupun jelas-jelas itu sangat memberatkan baginya. Sebab, bagi Bianca, menjauh dari Nick sama seperti menjauh dari saudara kandungnya. Walaupun Rey juga ikut ada untuknya, tapi perhatikan Rey membuat Bianca sedikit risih karena tidak ingin menjadi selisih paham dengan Vivian.

Membuat Andien tersenyum manis di saat melihat anggukan dari Bianca atas kesepakatan yang ia berikan. Sampai-sampai dengan sengaja Andien memeluk tubuhnya Bianca, namun pelukan itu jelas-jelas membuat Andien tersenyum sinis dalam ketidaktahuan temannya.

"Bagus sekali jadi sekarang aku bisa memiliki kesempatan untuk bisa mendekati Nick, dan meminta balikan dengannya. Tapi, aku tidak bisa percaya denganmu, Bianca. Bisa saja kamu membohongiku. Kita lihat saja, apakah kamu benar-benar akan menjauh dari mantan kekasihku," batinnya Andien.