Saat ini Memang Hajar, Yakub bersama dengan Iyas tentunya pergi ke tempat Zona bermain Timezone seperti tempat yang dingin oleh Yakub sebelumnya dan tentunya Ilyas menuruti permintaan calon anaknya tersebut.
Lagi pula tentu saja Hajar akan bahagia jika Yakub bahagia, lIyas memang sangat menyukai anak-anak karena bagi Ilyas mereka sangat lucu, mengemaskan, selalu ceria dan penuh rasa ingin tau.
Bagi seorang Ilyas anak-anak kecil sangat unik dan anak kecil bisa membuat rasa lelahnya hilang karena tingkah lucu, keinginan tahunan, tingkah gemas mereka selalu membuat Iyas tidak pernah bosan untuk mengunjungi pantai asuhan.
Dulu karena di sana banyak anak-anak yang lucu dan dengan dermawan Ilyas selalu menyumbangkan banyak dana untuk keperluan anak-anak yang mengemaskan disana karena mereka sama sepertinya dulu sanagat polos dan tidak mengetahui tentang dunia yang kejam ini.
Nanti rencananya setelah mereka selesai jalankan dan belanja seperti biasa Ilyas akan mampir ke panti asuhan untuk melihat keadaan anak-anak di sana yang sangat di rindukan olehnya.
"Kita sudah sampai, ayo kita turun pangeran kecil." ucap Ilyas pada Yakub.
"Apakah boleh aku di gendong paman lagi.... , aku merasa paman seperti Papaku... tadi..." ucap Yakub dengan terputus karena dengan cepat Ilyas langsung menggendong nya.
"Tentu saja kamu tidak perlu meminta pangeran kecil, Raja tidak akan keberatan untuk mengendong putra kecilnya ini." ucap Ilyas sambil tersenyum manis.
"Wah Terimakasih Papa Raja." ucap Yakub dengan polos. Tapi panggilan dari Yakub tersebut cukup lucu.
"Bukan Papa Raja nak...." ucap Hajar yang bahan tawa karena menurut nya panggilan mereka terdengar aneh.
"Papa Raja mengapa mama Ratu menertawakan ku?" tanya Yakub dengan polos bermain drama.
"Tentu saja karena pangeran kecil salah bicara jadinya Mama Ratu tertawa. Jika pangeran kecil menyebut Mama ratu berarti pasangan Mama kan Papa jadi agar menjadi pas pangeran kecil memangil Papa dengan sebutan Papa Raja agar serasi dengan Mama Ratu." ucap Ilyas dengan jail.
"Oooooh.... seperti itu.... baiklah Papa Raja dan Mama Ratu, ayo kita cari tempat makan pangeran sedang lapar." ucap Yakub yang mengusap perutnya.
Kedua orang dewasa tersebut hanya bisa tersenyum manis menahan tawa mendengar ungkapan dari Yakub tersebut, memang Yakub akan berkata dengan berani jika dia dalam keadaan lapar dan mengantuk.
"Baiklah pangeran Ayi kita masuk kedalam..." ucap Ilyas sambil menggendong tangan kiri Hajar dengan tangan sebelah kanannya yang tidak mengendong Yakub.
Sebenarnya Hajar merasa sangat malu, terlalu banyak merepotkan Ilyas, dan Ilyas bahkan menggandeng tangannya dan mereka berjalan beringin padahal pakaian buang di kenakan oleh Hajar saat ini hanya layak sebegai seorang pelayan dan tidak layak untuk berada di samping Ilyas yang tentunya berpakaian rapi dan branded.
"Mama Ratu..., Papa Raja.... aku sangat haus...," ucap Yakub yang telah meletakkan wajahnya diatas tumpukan tangan disaat meja.
Saat ini memang mereka sedang menunggu pesanan makanan mereka datang tadi Ilyas telah memesan mereka beberapa menu makanan yang lumayan banyak karena memang, Hajar tidak tau mau memesan apa atau lebih tepatnya terkejut dengan harga makanan yang paling murah pada buku menu bahkan air mineral biasa saja harganya 50 k.
Padahal biaya hidup untuk makan sehari-hari Hawa dan Yakub saja terkadang tidak sampai 50 k karena memang Hajar sedang berhemat, untuk kebutuhan sekolah Yakub yang sebentar lagi akan segera memasuki sekolah dasar.
"Apakah air minum bekal tadi pagi sudah habis nak, jika masih ada kamu minum air itu saja dulu ya....." ucap Hajar dengan lembut sambil mengusap pelan pucuk kepala anaknya.
Yakub segera mengeluarkan bekal tempat air minum yang dan mulai meminumnya tapi hanya sedikit dan kemudian habis padahal Haus Yakub belum hilang sama sekali.
"Srup....srup...srup...., habis Mama Ratu....." ucap Yakub yang masih merasa Sangat haus.
"Pangeran kecil sabar ya sebentar lagi pelayanan akan segera datang, dan mengantarkan minuman yang segar sehingga Pangeran kecil tidak akan kehausan lagi." ucap Ilyas sambil tersenyum manis kepada Yakub.
"Baiklah Papa Raja.... Pangeran akan bersabar dan menunggu." ucap Yakub.
Tidak lama kemudian pesan pun datang mereka menghadirkan berbagai jenis menu makan dan juga minum, sesuai dengan yang di pesan oleh Ilyas. Ilyas sengaja memesan banyak karena nanti jika tidak habis Hajar bisa membungkus nya dan di bawah pulang, Yakub sangat tau bahwa Hajar tidak akan membiarkan makanan terbuang sia-sia.
"Banyak sekali....," ucap Hajar dengan kaget bahkan pelayan yang mengantarkan makanan kemeja mereka ada tiga orang saking banyaknya menu yang di pesan.
"Kamu tidak perlu hawatir makanlah, yang banyak jangan cemaskan tentang harga." ucap Ilyas yang seakan-akan mengetahui apa yang di pikiran oleh Hajar.
"Tapi tidak kan ini terlalu banyak....." ucap Hajar.
"Hemmmmm tidak juga ini biasa saja." ucap Ilyas.
"Papa Raja aku ingin air yang warna hijau itu...," ucap Yakub yang menunjuk jus melon yang ada di samping Ilyas.
"Ini pangeran kecil minumlah, maaf Papa lupa jika pangeran kecil sedang kehausan." ucap Ilyas sambil tersenyum manis kepada Yakub.
"Terimakasih Papa Raja.... rasanya sangat enak." ucap Yakub yang merasa hausnya mulai hilang.
"Boleh jika aku minta Papa raja menyuapi ku? tanya Yakub dengan sedikit takut.
"Nak bagaimana Papa Raja bisa makan jika kamu memintanya menyuapi mu, biar Mama saja yang menyuapi mu ya nak..., " ucap hajar pada Yakub.
"Aku.... sudah sering di suapi Mama... aku mau di suapi Papa Raja sekarang...." ucap Yakub dengan mata berkaca-kaca.
"Pangeran kecil jangan menangis.... Papa Raja akan menyuapi mu..." ucap Ilyas yang membuat Yakub tersenyum manis.
"Karena Papa mau menyuapi pangeran makanan, maka Mama Ratu harus makan sambil menyuapi Papa Raja makan." ucap Yakub.
Tentunya apa yang di minta oleh Yakub tersebut membuat Ilyas terlihat sangat senang, berbeda dengan Hajar yang terlihat bingung dan tentunya dia juga merasa sedikit malu, karena harus menyuapi seorang pria dewasa padahal mereka tidak memiliki hubungan apapun.
"Sepertinya Mama Ratu keberatan untuk menyuapi Papa Raja." ucap Ilyas yang menyadarkan Hajar dari lamunannya.
"Tidak aku tidak keberatan.... kok." ucap Hajar karena melihat wajah putra mungilnya itu sebentar lagi akan menangis, karena melihat hajar yang Naya diam saja dari tadi, padahal Ilyas telah mulai menyuapi Yakub.
Setelah mendengar ucapan dari Hajar sontak saja Ilyas tersenyum senang begitu juga dengan Yakub yang terlihat gembira, Tentunya Anak-anak memang selalu membawa keajaiban dibalik sikap yang kadang sangat manja dan sedikit keras kepala.
"Ini Papa Raja....., bukalah mulut mu...." ucap Hajar setengah iklas atau lebih tepatnya sangat malu tapi semuanya itu harus dilakukan nya demi putranya yang sepertinya terlihat sangat bahagia hari ini.
Tentunya Ilyas langsung menerima suap dari Hajar denga suka cita, Ini adalah suapa terenak karena di berikan langung oleh seseorang yang sangat dicintainya dan sayangnya meskipun saat ini Hajar tidak mengingatnya.
"Akhirnya aku memilih Papa dan Mama yang menyayangiku..... sama seperti Reno...., dia tidak akan mengejek ku lagi..," ucap Yakub sambil tersenyum manis.