Sebenarnya Yakub sangat ingin bertanya kepada sang Mama bahwa tentang kebenaran yang dikatakan oleh Paman Ilyas yang merupakan tetangga mereka tersebut.
Karena Ilyas yang sebelumnya mengaku sebagai Papa Yakub, tetapi Yakub tidak ingin berharap terlalu banyak karena mungkin saja nanti Mamanya akan bersedih Jika dia mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan papanya, pasti Mamanya selalu saja terlihat sedih dan bingung menjelaskan kepadanya.
Kali ini memang Yakub aku sangat beruntung karena dia diselamatkan oleh Paman Ilyas dan juga Mama yang datang tepat waktu sehingga dia tidak perlu merasa terlalu malu dan terus-terusan diejek oleh Reno ya memang selalu membanggakan Papi dan Maminya yang sangat sempurna itu.
Walaupun Yakub hanya memiliki seorang mama tetapi baginya itu sudah sangat lebih dari cukup, karena memang selama ini mamanya telah menjaganya dengan sangat baik dan memberinya kasih sayang yang berlimpah bahkan di saat semua orang menghina dan menyebut Yakub sebagai anak haram. Tapi Mamanya selalu membelanya dan mengatakan hal itu karena mereka tidak mengetahui kebenarannya.
"Hai boy mengapa kau melamun, apa tidak ingin jalan-jalan?" tanya dari Ilyas yang ke arah bocah laki-laki yang dia gendong sering terlihat melamun.
"Mama...., apakah kita akan jalan-jalan dengan paman Ilyas?" tanya Yakub penuh harap pada Mamanya.
Sebenarnya saat ini nemang harusnya Hajar harus segera kembali bekerja tetapi demi kebahagiaan anaknya tersebut dia rela hari ini tidak melanjutkan pekerjaannya karena memeng belakang ini Hajar jarang mengajak anaknya tersebut jalan-jalan, karenaterlalu sibuk bekerja paruh waktu selama seharian penuh dan anaknya selalu saja berada di dekatnya di manapun posisi hajar saat itu Walaupun dia beberapa kali berganti tempat untuk bekerja.
"Iya sayang kita akan jalan-jalan jika kamu menginginkannya." ucap dari Hajar sambil tersenyum manis kepada anaknya.
"Yey....., tapi apakah benar yang dikatakan oleh Paman Ilyas tadi bahwa paman akan menjadi Papa ku?" tanya dari Yakub pada Ilyas.
"Iya tentu saja, kamu bisa menganggapku sebagai Papa mu sendiri boy." ucap dari Ilyas.
Apa yang dilakukan oleh Ilyas tersebut membuat Hajar kagum, setidaknya anaknya tersebut merasa lebih baik dan tersenyum manis saat ini karena menemukan seseorang laki-laki yang menyayanginya yang pantas untuk menjadi seorang Paman bagi Yakub, sedangkan untuk menjadi seseorang Papa Putranya dan pangan hidupnya itu sangat tidak mungkin bagi Hajar. Tentunya terlalu cepat lagi pula mereka baru saja saling bertemu dan belum mengenal terlalu jauh, lagi pula menurut Hajar, Ilyas terlalu sempurna untuknya.
Tentu saja Hajar tidak ingin berpikir terlalu jauh itu, Karena sama saja dia menganggap dirinya akan terlalu jauh menggapai langit sedangkan saat ini dia sedang berada di bumi yang memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat.
Tidak akan mungkin bagi seorang Hajar yang merupakan hanya seorang wanita biasa yang bahkan pekerjaannya saja sembarangan, dan tidak cantik mendapatkan seseorang pria baik tampan dan mapan seperti Ilyas yang saat ini kebetulan bersikap sangat baik kepada putranya. Mungkin saja pria itu melakukan hal itu karena sangat merasa kasihan kepada anaknya tersebut.
"Mama....., apa aku boleh menganggap Ilyas sebagai Papa ku?" tanya Yakub pada Hajar.
"Tentu saja boleh nak," ucap Hajar yang merasa sedikit bingung tapi tetap mengutamakan permintaan anaknya tersebut agar Yakub tidak bersedih.
Sedangkan Ilyas merasa sangat senang apa yang dikatakan oleh Hajar tersebut menandakan bahwa dia sudah memiliki kedekatan dengan Hajar dan juga Yakub dan sebentar lagi mungkin mereka akan lebih dekat, lalu tidak nama Ilyas akan segera melamar Hajar dan mengajaknya menikah dan mereka bisa tinggal bersama tentunya dengan Yakub juga dan membangun suatu keluarga kecil yang harmonis dan bahagia.
"Baiklah karena kita telah mendapat izin dari Mama kali ini kemana kita akan pergi jalan-jalan terlebih dahulu boy?" tanya Ilyas pada Yakub.
"Aku sangat ingin bermain Timezone seperti apa yang diceritakan oleh Reno padaku, dia katanya sering sekali bermain di wahana permainan yang keren itu dan membeli banyak mainan yang diberikan oleh Papinya." ucap dari Yakub yang mengutarakan keinginannya yang selama ini terpendam kepada Ilyas.
"Sebentar lagi orang kepercayaan ku akan segera datang dan mengantarkan mobil ku dan mengambil motor ini, lalu kita akan pergi kemanapun yang ingin kamu datangi dan Papa akan membelinya untuk mu boy." ucap Ilyas.
"Terimakasih Papa," ucap Yakub yang merasa sangat senang karena kali ini bisa jalan-jalan bersama dengan Mama dan Papa seperti Reno.
"Apakah hal ini tidak akan merepotkanmu Tuhan Ilyas, maksudku Kak Ilyas." ucap dari Hajar yang langsung mengganti panggilannya karena dia baru mengingat bahwa dia tidak bisa berbicara secara formal di depan anaknya tersebut.
"Tidak aku tidak merasa direpotkan sama sekali." ucap dari Ilyas sambil tersenyum manis. Ilyas merasa sangat senang karena Hajar memanggilnya dengan sebutan kakak yang merupakan panggilan dari hajar padanya waktu mereka masih kecil dulu ketika hidup di kampung seberang.
Sebenarnya Hajar tidak ingin merepotkan seorang yang sibuk seperti Ilyas tetapi tampaknya putranya tersebut sangat senang diajak jalan-jalan oleh Ilyas, tentunya Hajar tidak ingin membuat putranya tersebut bersedih dan mengingatkan saja apa yang di inginkan putranya tersebut.
Lagi pula selama ini memang Yakub tidak pernah meminta permintaan yang sulit untuk dipenuhi nya dan kali ini Hajar akan membiarkan apa yang diminta oleh anaknya tersebut asalkan tidak merepotkan orang lain dan tidak melewati batas.
Akhirnya setelah 10 menit orang kepercayaan dari ris pendatang dengan membawakan mobilnya yang sebelumnya dan mereka pulang dengan menggunakan sepeda motor yang tadi di gunakan oleh Ilyas dan hajar untuk menjemput Yakub.
"Ini Tuan kunci mobil anda." ucap dari salah satu orang kepercayaan dari Ilyas tersebut.
"Andy, kau bawa kembali motor itu itu, dan kosongkan jadwalku hari ini." ucap dari Ilyas dengan tegas pada asisten pribadi sekaligus sekretaris nya tersebut.
"Baik tuan." ucap dari Dika yang sedikit menunduk hormat.
Sebenarnya Hajar merasa sedikit aneh karena orang tersebut menggil Ilyas dengan panggilan Tuhan muda, atau memang Ilyas merupakan seorang yang berasal dari keluarga karya raya sehingga panggilannya tersebut belum memang sedikit berbeda dari orang biasa pada umumnya.
" Wah....mobil itu sangat bagus. Apakah kita akan pergi dengan menggunakan mobil itu Papa?" tanya Yakub pada Ilyas.
"Tentu saja boy kita akan pergi dengan menggunakan mobil itu. Apakah kamu menyukainya? tanya Ilyas.
Yakub mengangukan kepalanya, Yakub yang masih berada di gendong Ilyas tampaknya bocah mungil bertubuh gempal tersebut tidak berniat untuk turun dan betah sekali berada di gendongan oleh Ilyas. Untung saja tubuh Ilyas cukup kuat dan kekar sehingga dia tidak merasa keberatan dan terlalu lelah jika menggendong Yakub dalam jangka waktu yang agak lama.
Akhirnya mereka bertiga pun mulai memasuki mobil dan melajukan nya ke tempat yang diinginkan oleh Yakub.
"Apakah tidak sebaiknya kita pulang kerumah terlebih dahulu karena Yakub belum mengganti pakaiannya?" tanya Hajar.
"Tidak perlu, nanti aku akan membelikan baju untuk Yakub, di tempat yang sama." ucap Ilyas sambil fokus menyetir.
Karena mereka saat ini sudah berada setengah jalan menuju tempat tujuan mereka sedangkan jika mereka pulang kembali ke arah rumah tentunya akan memakan waktu yang lebih lama.