Setelah keluar selama beberapa belas menit, Daniella akhirnya kembali duduk di kursinya di teater. Dengan ekspresi wajah yang menunjukkan kalau dirinya sudah pasrah dengan apapun yang akan terjadi besok, sang gadis memancing perhatian Margaret yang duduk di sebelah kirinya, terlebih lagi dia tampak sangat lesu akibat situasi yang telah terjadi diantara dirinya dan Andrew.
隱藏
"Kau dari mana saja? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Margaret kepada Daniella dengan rasa khawatir, kekhawatirannya juga tergambar jelas pada raut wajahnya.
"Ada kesalah-pahaman yang terjadi antara aku dengan Andrew, aku mengejarnya sampai ke bar yang ada di sebrang gedung teater ini dengan harapan kalau kami bisa menyelesaikan kesalah-pahaman itu, tapi ..." jelas Daniella, dia kemudian menarik napas panjang dan menghembuskannya sebelum melanjutkan penjelasannya.
"Semuanya malah menjadi tambah kacau," lanjut.
Dengan kening yang mengerut dan ekspresi wajah yang berubah menjadi ekspresi keheranan, Margaret lantas menanyakan sesuatu kepada gadis tersebut. "Kesalah-pahaman macam apa yang terjadi di antara kalian? Sepertinya itu bukan masalah yang bisa dianggap ringan, huh?"
Usai mendengar pertanyaan Margaret, Daniella tidak langsung menjawabnya, dia terdiam dengan arah pandangan ke panggung, namun dirinya tidak fokus ke pertunjukan drama yang sedang terjadi di atasnya, melainkan larut di dalam 'badai' yang sedang 'berkecamuk' pikirannya. 'Badai' itu sendiri masih mengenai permasalahannya dengan Andrew, meskipun sudah pasrah dengan apapun yang akan terjadi besok, tetapi tetap saja Daniella tidak bisa berhenti memikirkannya.
"Entahlah, sampai sekarang aku juga tidak mengerti tentang itu, aku tidak tahu siapa yang sebenarnya salah, tapi sepertinya keadaan pikiran Andrew sedang kurang bagus, itulah kenapa kekacauan ini tercipta," jawab Daniella.
"Jadi pada dasarnya permasalahan kalian adalah kesalahan Andrew?" Margaret bertanya lagi.
"Sepertinya ... tapi, entahlah ... aku ... aku berusaha untuk tidak memikirkannya hingga besok," ucap Daniella seraya menatap wajah Margaret, mereka sama-sama terdiam usai Daniella mengucapkan hal tersebut.
"Kuharap kau mengerti," sambung Daniella karena tampaknya Margaret kurang mengerti apa poin dari ucapannya sebelumnya.
"Oh, ya, ya, tentu saja, maafkan aku," kata Margaret yang akhirnya paham dengan poin utama dari ucapan Daniella.
"Tidak apa-apa," ujar Daniella, gadis itu berusaha untuk membuat Margaret tidak merasa bersalah atau semacamnya, tetapi tampaknya hal tersebut tidak terjadi dan Margaret merasa biasa-biasa saja dengan ucapannya tadi, jadi Daniella bisa memastikan kalau semuanya akan baik-baik saja antara dirinya dan Margaret.
"Terima kasih atas pengertianmu," lanjut sang gadis.
"Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku, sudah, tenangkan saja pikiranmu dengan menonton drama ini," ujar Margaret.
"Tidak, tidak, maksudku ... kupikir kau akan marah dengan apa yang aku katakan tadi, karena ...-"
"Tidak! Tentu saja tidak! Untuk apa aku marah? Justru seharusnya aku memahami hal itu dari awal," Margaret menginterupsi Daniella dengan sangat menegaskan kepadanya bahwa ia sungguh tidak marah atau semacamnya.
Daniella tersenyum kepada Margaret setelah mendengar hal itu. "Terima kasih, Margaret, aku hanya tidak ingin memikirkannya sekarang karena aku tahu kalau aku terancam dipecat karena kesalah-pahaman ini, dan aku belum siap untuk benar-benar memikirkan tentang aku yang akan kehilangan pekerjaanku, jadi ..."
"Aku paham, tidak apa-apa, tenangkan pikiranmu dengan fokus saja menonton drama ini," ucap Margaret sembari merangkul Daniella lalu mengusap-usap lembut bahunya, membuat gadis tersebut merasa nyaman
"Baiklah, tapi ... sepertinya aku ingin buang air kecil dulu, aku pergi ke toilet sebentat," kata Daniella.
"Baiklah," sahut Margaret, Daniella pun lantas pergi menuju toilet.