Aku percaya akan adanya Sang Pencipta. Segala sesuatu yang ada saat ini tentu saja mempunyai asal-usul. Hukum sebab-akibat, hukum alam, aturan kehidupan, proses penciptaan dan perubahan. Banyak hal yang telah manusia kembangkan dan ciptakan. Di Bumi ini manusia adalah sang pencipta. Omnivore dominan yang menguasai dunia. Bertopengkan evolusi dan reformasi, menghancurkan Bumi sedikit demi sedikit sampai ke akarnya. Kerusakan akibat keinginan untuk mendapatkan kenikmatan sesaat, memaksa sebagian manusia yang setia, taat dan percaya akan kehidupan abadi untuk terus bertahan. Berusaha untuk terus meningkatkan pertahanan agar kepercayaan tetap kokoh di hati dan jiwa sang pemuja. Bersyukur akan kelima anugerah yang diberikan Tuhan. Terus berusaha untuk memelihara dan menjaganya.
Cahaya, angin, air, kehampaan dan keheningan. Kelima anugerah yang telah Tuhan berikan kepada sang pencipta di dunia, terus mengalami perubahan seiring perubahan pola pikir, kepercayaan dan fisik dunia secara kasat mata. Evolusi yang terjadi, berbeda pada setiap individu karena takdir yang Tuhan berikan juga berbeda untuk setiap pelaku evolusi. Membedakan warna cahaya, menggerakan angin, merasakan kejernihan air, mengisi kehampaan dan kekosongan kemudian memecahkan keheningan adalah anugerah Tuhan yang sampai saat ini masih terus berevolusi dan beradaptasi dengan fisik dunia yang seakan sudah memasuki fase akhir dari kehidupan.
Besarnya harapan dan keinginan untuk bertahan, garis keturunan kuat dan mukjizat adalah tiga faktor utama yang berperan besar dalam evolusi anugerah Tuhan. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, di Bumi ini manusia adalah sang pencipta. Kekuatan yang berasal dari diri manusia, lingkungan dan Tuhan tidak menjadi pembatas untuk memberikan perubahan pada anugerah Tuhan. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah senjata kuat bagi sang pencipta di dunia. Sudah banyak pengembangan anugerah Tuhan yang telah berhasil dilakukan dan mendapat pengakuan oleh kehidupan sejagad raya. Bukan hanya di bumi, ilmu pengetahuan dan teknologi itu bahkan sudah mencapai jarak beribu tahun cahaya dari lokasi Bumi di galaksi. Namun tak sedikit juga akibat buruk yang diterima. Mempermainkan garis takdir dan hukum alam, mengesampingkan prikemanusiaan, adab dan aturan kehidupan. Membuat semakin besarnya kehampaan pada diri manusia yang berujung pada hancurnya anugerah Tuhan. Kerusakan akibat gagalnya proses evolusi yang akhirnya menyebabkan kepunahan pada suku, ras, bahkan juga terjadi pada satu negara yang seluruh penduduknya mempunyai pola pikir dan cara evolusi yang sama.
Bumi saat ini sedang memasuki fase kritis, gangguan dan bencana alam besar yang terjadi 5 tahun lalu adalah puncak dari dominannya kegagalan evolusi yang manusia ciptakan. Beberapa pertanyaan yang pernah terlintas di benakku, apakah Tuhan marah? Apakah Tuhan sedang menghukum kami, atas kesombongan kami pada-Nya? Semua itu telah terjadi, tidak ada gunanya mempertanyakan hal di luar batas nalar manusia. Tuhan adalah satu-satunya Sang Pencipta, terus melihat jagad raya dengan cahaya-Nya dan anugerah-Nya. Tidak boleh ada prasangka buruk pada-Nya. Tidak ada Ibu yang ingin menyakiti anaknya.
The Eyes adalah anugerah cahaya yang Tuhan berikan padaku, takkan pernah aku gunakan untuk kejahatan. Takdirku untuk berbuat baik adalah kekuatan terbesarku. Anugerah cahaya yang aku terima sampai saat ini, masih sangat kuat dan akan semakin kuat. Aku merasakan kekuatan ini semakin besar seiring dengan bertambahkan kemampuan pengendalian The Eyes. Aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa menggunakan kemampuanku ini. Sampai batas waktunya nanti, aku akan gunakan kekuatan ini hanya untuk perbuatan yang pantas, perbuatan baik, perbuatan yang menjadikan diriku pribadi yang lebih baik dan berbudi.
The Eyes merupakan salah satu dari kelima anugerah Tuhan, aku yang mempunyai kekuatan itu masih merasakan banyak misteri di dalam penguasaannya. Apakah ini mukjizat? Apakah ini kutukan? Apakah ini genetik? Apakah ini penyakit? Banyak penelitian yang dilakukan, namun informasi yang didapat tidak dapat menutupi misteri yang terus muncul. Aku hanya bisa untuk terus berpikir positif, seperti yang banyak orang sebutkan. Ini adalah anugerah Tuhan, anugerah merupakan suatu hal yang baik, jadi gunakanlah dengan baik. Jika tidak, anugerah itu akan dicabut, atau anugerah itu akan berubah menjadi suatu yang tidak kita inginkan. Berbuat baik adalah satu pilihan tunggal yang harus aku penuhi, sebagai ganti dan tanggung jawab akan anugerah yang Tuhan berikan.
Menerima, berlatih, berjuang, ikhlas dan bertanggung jawab tidak akan pernah aku lepaskan dari keharian dan kehidupanku saat ini dan ke depan. Dunia itu luas dengan misteri tidak terbatas. Satu anugerah tidak akan pernah cukup untuk mengubah dunia, kelima anugerah yang tercipta, sudah seharusnya dipersatukan. Setidaknya itu yang ada di benakku saat ini, dan keinginanku. Aku yakin bukan hanya aku yang menginginkan itu, semua penerima anugerah Tuhan pasti mempunyai perasaan dan keinginan yang sama denganku.
***
"Akhirnya kau menggunakan mata itu juga, 'The eyes' salah satu anugerah Tuhan yang masuk dalam sepuluh besar daftar pencarian pusat penelitian INDRA pemerintah pusat penyelamatan bumi. Sepertinya hari ini adalah hari terakhir kau bisa menggunakan matamu itu, gunakanlah dengan sebaik-baiknya."
"Hmm ..." Tanpa penghiraukan perkataannya, aku terus memfokuskan pandanganku ke arahnya, dengan menggunakan mata ini sekarang sudah mampu melihat wajahnya dengan sangat jelas. Tabir kegelapan yang dia gunakan mempunyai prinsip kerja yang sedikit berbeda dengan perisai kegelapan yang aku gunakan pada mataku. Tabir itu bukan hanya melindungi tubuh si pengguna, tapi juga mengaburkan pandangan lawan kepadanya. Itulah sebabnya dari awal pertarungan aku hanya bisa bertahan, jika aku melakukan serangan langsung walaupun untuk mencoba-coba dapat dipastikan serangan itu pun akan meleset dan itu akan menjadi kesempatan baginya untuk menyerang balik pada mataku. Jadi aku putuskan untuk sebanyak mungkin mempelajari gerakan dan pola serangan dia sampai waktunya aku terpaksa menggunakan mataku.
Dengan mataku ini, keberadaan tabir itu tidak berguna lagi, hanya saja peran tabir itu sebagai pelindung masih berfungsi. Aku tetap harus menghancurkan tabir itu terlebih dahulu agar bisa mengalahkanya.
"Sepertinya kau sedang merencakan sesuatu... tapi itu akan percuma saja."
Trang!!!
Suara pisauku yang sedang beradu menahan tekanan dari pisau lawan yang menyerangku dari arah belakang.
Trang ... trang ... trang!!!
Menggunakan pedang pada tangan kanan, aku pun berhasil menangkis tiga pisau yang melesat dari arah atas menuju kepalaku. Sepertinya dia sudah melemparkan ketiga pisau itu, seketika dia bergerak menuju belakang badanku dari arah atas. Kecepatan gerakan yang sangat luar biasa. Kecepatan gerakannya melebihi kecepatan pisau yang melesat di udara dengan bantuan angin. Tentu saja aku tidak boleh gegabah, aku harus mengimbangi kecepatannya. Sudah jelas kecepatan gerakanku tidak akan bisa mengimbangi kecepatannya, tapi aku bisa melihat gerakannya dengan sangat jelas dan akurat. Walau pertahananku adalah prioritasku saat ini, tapi itu tidak akan membuatku menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah kutangkis serangan langsung dan serangan pisau yang dia berikan, sesaat terlihat sangat jelas ekspresi ketidakpercayaan di wajahnya. Akan kugunakan jeda waktu ini sebaik mungkin untuk menghancurkan tabir kegelapannya. Masih dalam posisi bertahan dari tekanan pisau yang terus dia berikan, seketika setelah menangkis ketiga pisau tadi, aku lepaskan genggaman pedangku, kemudian memukulkan telapak tangganku pada bagian perut orang itu.
Brak!!!
Orang itu langsung terpelanting jauh ke belakang. Sepertinya aku berhasil menghancurkan tabir kegelapannya. Kugunakan sebagian kekuatan cahaya yang aku serap dari mataku dan aku alirkan pada telapak tanganku. Sesaat sebelum telapak tanganku mengenai tabir kegelapan orang itu, kemudian bersamaan dengan gerakan pukulannku, aku hempaskan bola cahaya bertekanan dari telapak tanganku.
"Jadi inikah kekuatan 'The eyes'... sangat menarik, pantas saja pemerintah begitu menginginkannya. Kau berhasil menghancurkan tabir kegelapanku, boleh juga. Tapi biar kuperjelas padamu. Aku tidak akan memberikanmu kepada pemerintah, aku sama sekali tidak peduli dengan imbalan yang mereka tawarkan. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku akan membunuhmu!!! Jadi bersiaplah!!!"