"Gisel Dita sama Bastian kemana?" Tanya Andrew yang menyadari bahwa mereka telah berpisah.
"Bentar Gue telfon," kata Gisel.
Tak butuh waktu lama Bastian langsung mengangkat telfon dari Gisel.
"Bas Lo dimana?" Tanya Gisel.
"Oke Lo tunggu disana nanti Andrew sama Gue kesana. Lumayan deket juga dari tempat Gue yang sekarang," kata Gisel.
"Mereka lagi nunggu di toko aksesoris," kata Gisel.
Mereka berdua langsung menuju ke tempat Bastian dan Dita sedang menunggu.
"Gisel tunggu jalannya pelan-pelan aja," kata Andrew.
Gisel pun memelankan langkahnya. Andrew mensejajarkan langkah kakinya dengan Gisel.
"Gisel Lo ada perasaan gak sama Bastian?" Tanya Andrew.
"Ada perasaan sayang sebagai sahabat. Kenapa?" Jawab Gisel.
"Mohon maaf banget Gue tahu Gue belum deket banget sama Lo dan agak gak sopan kalo Gue bilang gini ke Lo tapi Gue harus bilang," kata Andrew serius.
"Apaan? Bilang aja kali," jawab Gisel.
"Gue cuma pingin bilang kalo Bastian suka sama Lo," kata Andrew.
"Udah tahu," jawab Gisel.
"Kapan?" Tanya Andrew bingung.
"Baru-baru ini. Gue sadar kalau Bastian memang bener-bener suka sama Gue. Gue cuma gatahu cara nyampaiin perasaan kaya gimana. Yakali cewek yang nembak yakan?" Kata Gisel sambil sedikit bercanda.
"Lo tahu? Gue sama Dita juga kejebak friendzone sama kaya Lo dan Bastian. Tapi bedanya Gue pernah jadi pacar boongan Dita. Awalnya Dita bilang dia ga punya perasaan apa-apa sama Gue tapi lama kelamaan dia bilang untuk jangan pernah tinggalin dia," kata Andrew.
"Jadi intinya ga penting siapa yang nembak duluan. Harga diri kalah dihadapan rasa cinta. Jangan nungguin Bastian nembak Lo karena itu ga akan pernah terjadi sampai kapanpun," jelas Andrew.
"Maksudnya?" Tanya Gisel.
"Cowok juga punya rasa capek kali buat nunggu. Emangnya Lo yakin kalo Bastian mau nunggu sampai tua?" Kata Andrew.
Gisel terlihat memikirkannya perkataan Andrew. Bastian yang melihat Gisel dan Andrew langsung memeluk Gisel hangat.
"Gue khawatir," kata Bastian.
Andrew dan Dita hanya melihat Gisel dan Bastian sambil tersenyum. Misi mereka kali ini berhasil. Sebenarnya Andrew dan Dita membuat rencana ini agar Bastian dan Gisel dapat bersatu.
"Udahan pelukannya ayo pulang," teriak Dita yang berjalan mendahului mereka.
Gisel dan Bastian juga menyusul mereka dengan bergandengan tangan.
****
"Anak Lo yang kedua mau nikah?" Tanya Renata heboh.
Sherina dan Renata saat ini berada di ruangan Nayara. Renata datang untuk mengecek kondisi Nayara dan kebetulan bertemu Sherina.
"Iya 3 hari lagi dateng ya Lo jangan lupa," kata Sherina.
"Hamidun ya? Ga beda jauh kelakuan anak sama bapaknya," kata Renata.
"Pingin ngamuk tapi inget Gue juga dulu gitu. Disuruh gugurin kandungan terus kawin lari. Berusaha sendiri bahkan dulu beli susu buat si kembar aja susah banget," kata Sherina.
"Tapi karena perjuangan Lo sama Rivanno lihat? Anak-anak Lo semua jadi anak yang jenius. Di saat Lo kekurangan uang buat biaya pendidikan mereka dapet beasiswa sehingga Lo ga perlu keluarin sepeserpun untuk anak Lo sekolah," kata Renata sambil mengusap tangan Sherina.
"Bener juga ya coba seandainya Gue waktu itu gugurin si kembar ga kebayang deh sekarang Gue kehilangan guardian Gue," kata Sherina sambil tersenyum.
"Kapan mau nikahnya?" Tanya Renata.
"Minggu depan hari sabtu," kata Sherina.
"Selamat deh calon nenek," kata Renata dengan nada mengejek dan keluar dari ruangan Nayara.
Tok! Tok! Tok!
Suara pintu mengagetkan Sherina. Ternyata di pintu sudah berdiri seorang laki-laki dengan hoodie berwarna hitam serta topi yang menutupi kepalanya. Laki-laki itu perlahan mendekat ke arah Sherina.
"Halo tante," kata Justin sambil membuka topinya dan tersenyum sumringah.
"Astaga Justin bikin kaget aja! Tante pikir kamu penguntit untung aja sendok ini belum melayang ke kepala kamu," kata Sherina.
"Wkwkwk sengaja ngagetin tante kak Nayara ada kemajuan gak?" Tanya Justin lalu mendekat ke arah Nayara.
"Ya gitu-gitu aja doain ya Jus," kata Sherina.
"Kak Nayara pasti baik banget sama orang," celetuk Justin.
"Ya baik lah orang mamanya aja baik," kata Sherina sambil tertawa.
"Kak Nayara koma aja hampir setiap hari temen-temennya giliran dateng terus berdoa di sebelah kak Nayara. Bahkan William yang gak pernah sembahyang pun akhir-akhir ini jadi sering sembahyang," kata Justin.
"Beruntung banget tante dengan fakta Nayara di kelilingi sama orang-orang baik termasuk kamu dan William. Makasih ya selalu nyempetin jenguk Naya walaupun kamu capek habis latihan," kata Sherina lalu mengusap kepala Justin.
"Oh iya mama kemana sih kok belum nyampe? Tadi katanya mau ke toilet," kata Justin lalu melihat keluar ruangan.
"Hai Sherina maaf lama," kata Adele yang sudah tiba disana.
"Lama banget ma katanya ke toilet doang," protes Justin.
"Mama ga sengaja ketemu Nathan tadi di bawah jadi ngobrol sebentar sama Nathan ngapain di depan ruang dokter kandungan?" Tanya Adele.
Sherina menundukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Mungkin mengantar temannya," jawab Sherina.
"Owh bagaimana keadaan Nayara?" Tanya Adele.
"Masih koma," jawab Sherina.
Adele lalu mendekat ke arah Nayara dan mengusap lembut kepala Nayara. Adele meringis saat menatap satu persatu alat yang melekat di tubuh Nayara.
"Nggak sanggup aku ngelihat Nayara," kata Adele lalu duduk disebelah Sherina.
"Tidak papa awalnya juga aku seperti itu. Lama-lama ya biasa," jawab Sherina.
"Bagaimana perkembangan hubungan Nayara dan William? Aku tahu tidak pantas bertanya seperti ini tapi jujur aku penasaran," kata Adele.
"Maaf Adele tapi...Nayara kami sudah memiliki pacar. Aku sangat menyesal dengan fakta itu," kata Sherina.
"Owh begitu tidak apa-apa Nayara berhak bahagia bersama laki-laki pilihannya," kata Adele dengan senyum.
"Permisi tante," kata Jesse yang sudah ada di ambang pintu ruangan Nayara.
"Eh Jesse masuk nak," kata Sherina.
"Siapa dia? Teman Nayara kah?" Tanya Adele.
"Halo tante saya Jesse pa-,"
"Jesse teman dekat Nayara," potong Sherina.
Jesse menatap Sherina bingung dan kemudian memilih untuk mendekat ke arah Nayara dan mengusap kepala Nayara.
"Permisi tante," kata Andre dan Indah.
"Owh astaga kalian juga dateng. Sini nak masuk," kata Sherina sambil tersenyum sangat terlihat perbedaan saat Sherina menyambut Jesse tadi.
"Temen-temen Nayara dan temen William juga," kata Sherina terhadap Adele.
"Benarkah? Kenalin saya ibu William," kata Adele ramah.
"Halo tante saya Andre."
"Halo saya Indah."
"Kalian kesini mau jenguk Nayara kan? Tante titip Nayara sebentar ya tante mau ke ruangan dokter dulu," kata Sherina setelah menelpon dokter.
"Kalau begitu aku juga akan pergi kasihan Justin menunggu sambil menahan kantuk," kata Adele.
"Justin ayo pulang," panggil Adele.
"Bentar ma mau pamitan sama kak Nayara. Kak Gue pulang dulu yah nanti Gue jenguk lagi," kata Justin disebelah telinga Nayara.
Sherina dan Adele lalu pergi bersama. Tanpa sadar ternyata Adele meninggalkan handphone dan dompetnya lalu Jesse berlari mengejar Adele untuk mengembalikan dompet Adele. Di tengah perjalanan Ia tak sengaja menabrak seseorang sehingga membuat dompet dan handphone yang dipegangnya jatuh.
"Astaga maaf mas," kata orang yang bertabrakan dengan Jesse.
"Santai," kata Jesse lalu lanjut berlari.
"Tante tunggu!" Teriak Jesse.
Sherina dan Adele serempak menoleh ke arah Jesse.
"Ini dompet huh tante tadi jatuh huh," kata Jesse lalu mengulurkan tangannya untuk memberikan dompet beserta hp Adele.
"Ya ampun hampir saja terima kasih nak," kata Adele.
"Nih," kata Sherina sambil menyerahkan beberapa lembar uang ke arah Jesse.
"Buat apa tante?" Tanya Jesse bingung.
"Buat tanda terima kasih," kata Sherina jutek.
"Owh ga perlu tante saya udah-,"
"Ambil aja gausah banyak omong!" Kata Sherina lalu menyerahkan uang itu dengan paksa ke arah Jesse.
"Kenapa kau seperti itu?" Tanya Adele sambil berjalan.
"Aku sebenarnya tidak setuju jika Nayara berkencan dengan orang sepertinya. Aku lebih suka William," kata Sherina yang samar-samar di dengar oleh Jesse.
"Apa Gue serendah itu buat Nayara?" Gumam Jesse lalu kembali ke ruangan Nayara.
Jesse langsung mendekat ke arah Nayara dan menggenggam tangan Nayara.
"Sayang aku mau balik dulu ya. Maaf hari ini ga bisa nemenin kamu aku mau latihan. Maaf ya," kata Jesse sambil menyium tangan Nayara.
"Gue titip Nayara ya. Gue mau balik ke sekolah," kata Jesse.
Tak lupa Jesse juga menaruh uang yang diberikan Sherina tadi beserta sebuah note yang bertuliskan 'Maaf tante tapi saya ikhlas ngebantu tante.'
Jesse langsung menuju ke parkiran. Ia memakai helm dan menyalakan motor ninja kesayangannya lalu melesat pergi dari rumah sakit.