Malam ini keluarga Nayara mengadakan jamuan makan malam bersama pemilik perusahaan Ackerley.
"Nanti Naya pake gaun putih ya, biar kembaran sama Mama," kata Sherina sambil duduk didepan cermin dan didandani oleh pelayannya.
"Oh iya, rambut Nayara tolong di cepol saja, biar rapi," perkataan Sherina diangguki serempak oleh para pelayan rumahnya.
Setelah beberapa jam berdandan, Sherina akhirnya menghampiri para pelayan yang sedang mengatur meja makan setelah mengecek penampilannya sekali lagi.
"Naya kalo udah selesai langsung turun yah, jangan main HP mulu," lalu Sherina keluar dari ruangan itu.
"Heh Nik! Gue mau nanya nih sama Lo boleh?" Tanya Nathan kepada Nicholas yang sedang berdiri dipinggir kolam.
"Penting gak?"
"ya gak sih, cuma penasaran doang," kata Nathan.
"Yaudah gausah nanya kalo ga penting," ketus Nicholas.
"Gini amat punya kembaran! Pokoknya Gue bakal tetep nanya," kekeh Nathan.
"Gabakal Gue jawab."
"Kenapa si Lo gamau nyari pacar gitu? Asik kan kalo main Ml bareng-bareng," perkataan Nathan sukses membuat Nicholas speechless dengan ucapannya. Nicholas lalu memukul pelan kepala Nathan.
"Jangan ngajakin Gue menempuh jalan maksiat! Cukup Lo aja!"
"Wah otak Lo perlu di cuci nih, maksud Gue Mobile Legend! Hayo yang travelling," kata Nathan dengan senyum smirknya.
"Apaan sih Lo! Jauh-jauh dari Gue!" Pekik Nicholas.
"Nathan, Niko, papa kalian udah selesai dandan?" Tanya Sherina menghampiri kedua putranya itu.
"Astaga ada bidadari!" Pekik Nathan.
"Mama cantik banget malem ini," sambung Nicholas.
"Berarti kemarin-kemarin Mama keliatan jelek? Fine!" Kata Sherina seolah ngambek.
"Ng-nggak gitu Ma, maksud Niko keliatan beda aja gitu dari hari-hari biasa," jawab Nicholas panik.
"Iya tahu mama cantik, makanya anak-anaknya pada ganteng, yakan?"
"Jadi pingin nikahin Mama jadinya," celetuk Nathan membuat Sherina menjewer telinga Nathan.
"Kamu dari dulu ya! Ga pernah berubah! Sukanya ngeliatin cewek-cewek mulu!"
"Aduh Ma, Ma, astaga dari pada Nathan sibuk ngeliatin cowok-cowok. Lepasin Ma."
"Awas aja ya kamu buat masalah nanti, mama potong adik kamu itu!" Kata Sherina sambil menunjuk kelemahan Nathan lalu meninggalkan kedua anaknya.
Nicholas dan Nathan yang membayangkan apa yang Sherina katakan tiba tiba merasa ngilu sendiri.
"Kak Naya laper," kata Nayara yang tiba tiba datang.
"Dih dateng-dateng minta makan," sewot Nathan.
"Orang lagi ngomong sama kak Niko! Ngapa jadi Lu yang jawab?" Geram Nayara.
"Sabar ya Nay, bentar lagi keluarga Ackerley bakalan nyampe. Nanti disana kamu bisa makan sepuasnya," kata Nicholas sambil mengelus pucuk kepala adiknya.
"Maaf Tuan Nicholas, Tuan Nathan, dan Nona Nayara. Keluarga Ackerley sudah sampai, kalian bertiga diperintahkan untuk datang keruang makan," kata seorang pelayan kepada mereka bertiga. Tanpa berbasa basi mereka langsung menuju keruang makan mengahampiri orang tua mereka.
"Selamat datang Tuan Ackerley," sapa seorang bodyguard kepada Thomas Ackerley, kepala keluarga Ackerley.
Thomas beserta istri dan kedua anaknya disambut dengan hangat dirumah keluarga Kalendra.
"Selamat malam Tuan Thomas, selamat datang dirumah kami," sambut Rivanno kepala keluarga Kalendra.
"Wah sangat mewah ya, padahal kan kita cuma datang untuk menikmati makanan," jawab Thomas sambil tertawa.
"Mari silahkan masuk," Rivanno mempersilahkan Thomas beserta keluarganya untuk duduk.
"Ma, anak-anak pada kemana?" Tanya Rivanno berbisik kearah istrinya.
"Masih dipanggil bentar lagi palingan dateng," jawab Sherina tenang.
"Mah kak Na-" teriakan Nayara terpotong saat Sherina memberi isyarat dengan meletakan telunjuknya di bibirnya. Nayara yang awalnya berniat mengadukan kejahilan Nathan mengurungkan niatnya. Sontak saja tiga bersaudara itu berjalan dengan anggun.
"Selamat malam Tuan Ackerley," sapa ketiganya sambil membungkukkan sedikit badan mereka.
"Apakah mereka putra putri kalian?" Tanya Thomas semangat.
"Benar sekali tuan Ackerley, perkenalkan diri kalian," perintah Rivanno.
"Perkenalkan nama saya Nicholas Hanendra, putra sulung sekaligus calon pewaris Sheri Asosiation," kata Nicholas dengan penuh wibawa.
"Halo om ganteng, tante cantik. Perkenalkan nama saya Nathan Ganendra," kata Nathan sambil menaikan turunkan alisnya.
"Nathan yang sopan!" pekik Sherina menahan malu.
"Tidak apa-apa, sepertinya Nathan memiliki jiwa yang bebas," kata Thomas santai.
"Maafkan anak kami tuan," kata Rivanno namun Thomas menggeleng dengan cepat.
"Perkenalkan nama saya Nayara Kanendra," kata Nayara singkat namun dengan senyuman khas miliknya.
"Kamu memiliki wajah yang cantik, seperti ibu kamu," kata Adele istri Thomas.
William Ackerley dan Justin Ackerley putra dari Thomas, juga tak berkedip melihat kecantikan Nayara. William selaku putra sulung benar-benar terpikat oleh Nayara.
"Bukankah kamu menginginkan seorang putri sayang?" Tanya Thomas kepada Adele. Adele pun menundukkan kepalanya. Sejujurnya Adele sangat menyukai gadis, karena Ia hanya memiliki dua putra. Namun Adele tetap bersyukur karena diberi dua putra yang tampan.
"Kami juga awalnya menginginkan anak perempuan sebagai anak sulung, namun yah, takdir berkata lain," kata Rivanno menatap istrinya.
"Baiklah anak-anak silahkan duduk," semua pelayan menyiapkan alat-alat makan untuk tiga saudara itu. Jamuan makan pun dimulai.
Mulai dari makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup disajikan. Rivanno dan Thomas berbincang santai sebelum akhirnya akan membahas hal yang lebih serius lagi.