Pov Alara
Tanganku bergetar, mungkinkah itu surat cerai? Atau mungkin surat pemecatan untukku? Berbagai pertanyaan mengerubungi kepalaku. Masih dengan gemetar dan ragu, aku pun mengambil map coklat di meja itu. Lambat, aku membukanya.
Deg
Kubaca dengan teliti. Ini adalah surat perjanjian juga surat persetujuan untuk Mas Arvin bisa menikah lagi secara agama dan negara. Lalu bagian paling akhir adalah surat pisah yang sudah ditanda tanganinya. Luruh sudah air mata ini, kerinduanku bahkan belum terobati. Dan sekarang, pria jangkung di depanku ini menginginkan perpisahan dariku.
Masih menatap penuh getaran dari tanganku, Mas Arvin mulai menyampaikan niatnya. "Aku ingin menikah lagi dengan seseorang yang kucintai. Kamu bisa memilih dengan semua surat itu, jika pun bisa! Kamu tanda tangani semua berkas itu, karena setelah pernikahanku dengan kekasihku. Aku akan mengurus perceraian kita. Tentunya setelah bisa meyakinkan Mama jika Zemira jauh lebih baik dari pada kamu."