Perbincangan ambigu telah berakhir, dan saat ini Alara berada dalam kamarnya. Apa yang dibicarakan oleh Ansel masih menjadi teka teki yang mungkin akan menjadi kenyataan. Alara harus bersiap dengan itu semua. Bayangan jika Arvin akan menikahi perempuan itu semakin jelas. Tidak menutup kemungkinan dengan apa yang Ansel katakan memang ada benarnya, mungkin saja setelah ini akan ada undangan untuknya dari sang suami.
Pernikahan baru seumur jagung, akan tetapi Alara harus dihadapkan dengan berbagai masalah. Seharusnya masa-masa sekarang adalah masa kebahagiaannya bersama Arvin, mengingat mereka pengantin baru dan tentu masih hangat-hangatnya. Bukan bulan madu yang dia dapat, tapi kenyataan pahit bahwa Arvin menggandeng wanita lain dibelakangnya. Sakit memang. Pertama kali merasa jatuh cinta, harus merasakan sakit layaknya kebanyakan orang di luar sana. Patah hati akibat perselingkuhan.