David berdiam diri memerhatikan seorang wanita yang saat ini sedang mencuci piring. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi dirinya merasa ragu untuk mengungkapkannya sehingga kini yang dilakukannya adalah diam sembari berjalan ke sana dan kemari.
"Hah, David ayo cepat katakan! Kenapa kau hanya diam saja? Seharusnya ini tidak menjadi sulit, kan? Cukup hampiri dan katakan apa yang ingin kau ucapkan."
Tetapi, faktanya semua itu tidak semudah yang dibayangkan sehingga kini pria tersebut langsung mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Arrgghh ... sepertinya aku tidak bisa melakukannya," ujar David lalu menghela nafas sebelum akhirnya kembali berkata, "Sudahlah, lebih baik aku tidur saja."
Setelah itu pria tersebut langsung berjalan menaiki tangga satu per satu meninggalkan seorang wanita yang baru saja selesai membereskannya.
"Oh, David?" ujar Jane yang tidak sengaja melihat pria itu sedang berjalan di tangga. "Kau sudah mau tidur?"
Pria itu yang sedang menaiki tangga pun langsung menghentikan langkah ketika mengetahui bahwa tenyata seseorang yang baru saja membuatnya hampir gila sedang mengajaknya berbicara.
Akhirnya David memutar tubuhnya ke belakang sehingga kini pria itu bisa melihat dengan jelas Jane yang sedang memandangnya.
"Ya, ada apa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanyanya dengan kedua alis yang terangkat. "Katakan saja, aku akan membantumu."
Jane menghela nafas sejenak sebelum akhirnya wanita itu menggigit bibir bawahnya mencoba untuk menahan kegugupannya tersebut.
"Aku ... lupa tidak membawa baju banyak," ujar wanita itu yang membuat seorang pria yang berada di depan sana menghela nafas. "Bolehkah nanti aku meminjam pakaianmu?"
David langsung menaikkan satu alisnya sebelum akhirnya pria tersebut berkata, "Kau ... meminjam bajuku?" tanyanya sembari menunjuk.
"Iya, bagaimana?" ujar Jane tersenyum canggung. "Sebenarnya aku tidak ingin seperti ini, jika datang kemari aku selalu membuatmu kesulitan."
Wanita itu menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kembali berkata, "Maafkan aku, David."
Pria itu yang mendengarnya terperangah sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali berjalan mendekati seorang wanita yang berada di bawah sana.
"Hey, itu tidak penting Jane. Kau tak perlu meminjam pakaianku, lebih baik kita membelinya saja besok."
Jane langsung terbelalak memandang seseorang yang berada di hadapannya saat ini sembari menggelengkan kepala.
"Apa?! Tidak, aku tak mau, David. Lebih baik aku meminjam bajumu saja daripada harus membeli."
David menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kembali berkata, "Jane, aku ini adalah sahabatmu. Kau tidak perlu seperti ini, ayolah."
Mendengar itu membuat wanita yang berada di hadapannya saat ini langsung berdecih lalu memalingkan wajah ke arah lain dengan kedua tangan yang melipat di dada.
Kedua alis David langsung terangkat setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh seseorang yang berada di hadapannya saat ini.
"Aku sama sekali tidak merasa kau menyulitkanku, Jane. Tenanglah, apapun akan aku penuhi kebutuhanmu."
Jane yang semula kesal pun, kini langsung menolehkan kepalanya kembali memandang seseorang yang berada di hadapannya saat ini dengan senyum manisnya itu.
Ia melihat seorang pria yang berada di hadapannya itu yang sedang tersenyum sehingga membuat dirinya yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas seketika.
***
Kini David baru saja memasuki kamar, pria itu menghentikan langkahnya sejenak memikirkan Jane yang sedikit lucu. Tanpa sadar ia menyunggingkan kedua sudut bibirnya ke atas memikirkan wanita itu yang hendak meminjam pakaian dirinya.
"Jane ... Jane ... yang benar saja kau akan meminjam bajuku, padahal aku masih bisa membelikannya pakaian untuknya."
Setelah itu ia menghela nafas sejenak sebelum akhirnya dirinya kembali melangkahkan kakinya menuju ke atas tempat tidur lalu berbaring di sana.
David menarik selimut dan mencoba untuk memejamkan kedua matanya, tetapi ... entah kenapa sangat sulit sampai akhirnya pria itu tiba-tiba saja teringat dengan kejadian kemarin di mana ketika bangun ia melihat seorang wanita yang tertidur di samping membuat dirinya yang mengetahui hal tersebut langsung menggelengkan kepala untuk menghilangkan kegugupannya tersebut.
"Hah, untuk apa aku memikirkannya?"
Kemudian David pun mulai kembali memejamkan kedua matanya sehingga kini pria tersebut berhasil tidur.
***
Pagi pun tiba dengan Jane yang baru saja bangun dari tidurnya. Wanita itu dengan cepat mandi untuk mempersiapkan sesuatu untuk sahabatnya itu.
Ia mengikat rambutnya terlebih dahulu sebelum akhirnya dirinya menghela nafas. Jane langsung beranjak dari atas tempat tidur lalu berjalan menuju ke arah kamar mandi.
Beberapa saat kemudian wanita itu telah selesai dan langsung berjalan keluar kamar dengan penampilannya yang sudah cantik.
Ketika baru saja di luar, keningnya berkerut ketika melihat suasana Mansion yang begitu sepi membuatnya langsung menghela nafas.
"Sepertinya David masih belum bangun," gumamnya. "Ya sudah, sebaiknya aku cepat-cepat membuatkannya sarapan."
Jane tersenyum lalu berjalan menuju ke dapur untuk menyiapkan sesuatu untuk pria itu.
***
David baru saja membuka kedua matanya, pria itu bangun dari baringannya lalu menguap sejenak sembari meregang otot-ototnya.
Kedua matanya melihat jendela kamarnya yang sudah ditembus oleh cahaya matahari membuat dirinya yang mengetahui hal tersebut langsung bangun dari baringannya dengan segera menuju ke kamar mandi.
Ketika sampai di sana, ia langsung memasukkan tubuhnya ke dalam bathub hingga akhirnya dirinya pun mulai memejamkan kedua matanya menikmati.
***
Jane yang baru saja selesai memasak pun memutuskan untuk pergi menuju ke kamar pria itu hingga akhirnya kini wanita tersebut langsung melangkahkan kakinya menuju ke lantai atas.
Ketika sampai di depan pintu, wanita tersebut mengetuk pintunya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia memasuki kamar dan tidak menemukan siapapun di dalamnya. Mengetahui hal tersebut membuat dirinya menghela nafas sejenak sebelum akhirnya berjalan menuju meja dan menyimpan makanannya itu di sana.
"Mungkin saja dia sedang mandi, ya sudahlah."
Jane lalu melihat tempat tidur yang masih berantakan membuat wanita tersebut yang mengetahuinya pun langsung menggelengkan kepala dengan kedua tangan yang berkacak pinggang.
"Astaga berantakan sekali."
Dengan cepat ia membereskannya sehingga dirinya kini tersenyum ketika terlihat sudah rapi.
Setelah itu Jane berbalik badan dan kedua matanya langsung terbelalak ketika melihat seseorang yang berdiri di depan sana yang hanya dililit sebuah handuk membuat wanita tersebut langsung menjerit dengan kedua tangan yang menutup matanya sendiri.
"DAVID, APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?!"
Di depannya pria itu yang baru saja menyadarinya pun langsung berlari menuju walk in closet untuk menghindari Jane.
Hingga akhirnya suasana pun kembali hening dengan wanita itu yang perlahan mulai menurunkan kedua tangannya tersebut.
"Sudah pergi?" gumamnya sembari memerhatikan sekitar. Kemudian menghela nafas sejenak sebelum akhirnya Jane memutuskan untuk segera pergi keluar kamar pria itu. "Sebaiknya aku pergi saja."
Kini tinggalah David yang baru saja selesai menggunakan pakaiannya, pria itu melihat sekeliling kamarnya yang sudah kembali sepi sehingga membuatnya langsung menghela nafas seketika.
"Dia sudah pergi?" ujarnya dengan kedua alis yang terangkat. "Jane ... Jane ..., aku tidak tahu kalau kau akan masuk ke dalam kamarku."
Kemudian pandangannya jatuh pada sebuah makanan yang membuat David langsung berjalan mendekat ke arah meja.
Senyum pun terpatri di wajah pria itu ketika mengetahui alasan Jane datang ke kamarnya membuat hati David seketika menghangat.
"Terima kasih Jane."