Dua manusia yang saling mencinta bertemu secara kebetulan atau justru takdir yang menyatukan? Saat itu usia Mark dan Megan yang terpaut lima tahun membuat mereka tak sengaja bertemu dalam sebuah kegiatan sosial di kampus. Mereka bertemu dan langsung saling tertarik di acara berbagi untuk anak-anak yatim-piatu yang diadakan universitas dan bekerja sama dengan alumni serta jajaran orang penting di Kota Yogyakarta.
Mark seorang arsitektur muda mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Sering sekali, Mama Maya mencoba menjodohkan Mark. Namun, usahanya selalu gagal. Mark menolak dijodohkan dengan dalih ingin fokus karier terlebih dahulu. Padahal dia memang tak ingin bersama wanita seperti pilihan mamanya.
Semua itu hanya alibi karena sejak awal berjumpa Megan dokter muda dengan sejuta kebaikan, Mark merasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Awal perkenalan memang mudah, karena mereka sama-sama mengikuti acara berbagi. Namun, setelah itu sedikit sulit bagi Mark menghubungi Megan. Megan selalu sibuk. Entah bekerja, mengikuti acara-acara sosial, atau pun pulang ke rumah orang tuanya.
Mark tak pernah sedikit pun menyerah. Setelah enam bulan kenal, akhirnya Mark mengungkapkan isi hatinya kepada Megan di sebuah tempat makan nan romantis. Lelaki itu memberanikan diri mengungkapkan perasaannya yang selama ini terpendam.
"Megan, sudah enam bulan kita saling mengenal. Tentunya tidak bisa kupungkiri ada rasa begitu kuat untukmu. Sejak awal bertemu, aku sudah merasakannya." Mark sedikit gugup mengungkapkan isi hatinya. "Maukah kamu menjadi kekasihku?" imbuh Mark sambil memegang tangan Megan dengan lembut.
Megan yang semula biasa saja, mulai memerah pipinya. "Kamu serius Mark? Aku ini bukan wanita yang sempurna. Aku ini tidak seperti yang kamu pikirkan." Megan masih bertanya keseriusan Mark dan merasa tidak pantas untuknya.
Dengan mantap Mark meyakinkan Megan, "Aku serius, Megan. Jika kamu mau, aku akan melamarmu di hadapan orang tuamu."
"Jangan! Aku tidak ingin terburu-buru. Kita baru kenal belum lama. Aku hanya ingin orang tuaku kenal pada calon suamiku saja." Megan langsung tegas kepada Mark. Ada hal yang membuatnya tidak berani terburu-buru dalam hubungan. Apalagi ini kali pertama Megan memiliki kekasih.
"Kalau begitu, terima aku. Aku akan menunjukkan keseriusanku," ujar Mark sambil mengecup tangan Megan.
Malam itu, Mark sangat senang karena cintanya diterima. Wanita yang mampu menaklukkan hatinya, kini menjadi kekasihnya. Megan yang selama ini Mark kagumi mau menerima cintanya.
***
Awal berpacaran, Megan masih seperti biasa. Cuek dan cukup lama jika membalas pesan. Namun, Mark tidak menyerah. Di tengah kesibukan karier Mark sebagai arsitektur, Mark selalu memberi kejutan-kejutan romantis untuk Megan. Hingga lambat lain, hati Megan luluh dan bisa menerima hadirnya Mark sebagai kekasihnya.
Setahun berlalu dengan sangat cepat. Mark semakin mencintai Megan. Bukan hanya parasnya yang cantik, hati dan tingkah laku Megan sungguh memesona di mata Mark. Dalam lubuk hati Megan pun mencintai Mark, tetapi dia tidak berani terlalu berharap karena masa lalu yang tidak begitu bagus soal percintaan orang tuanya.
Megan selalu mendahulukan kegiatan yang menyangkut kepentingan bersama. Meski waktu Megan yang banyak dilakukan untuk kegiatan sosial, Mark tidak pernah merasa keberatan. Justru Mark akan membantu Megan. Hubungan mereka semakin dekat dan erat.
***
Dua tahun berlalu, Mark dan Megan semakin memahami satu dengan yang lain. Sikap Megan yang agak cuek perlahan mencair juga. Mark semakin menyayangi Megan. Bahkan, mereka melakukan ciuman pertama saat terjebak hujan lebat di bioskop seusai menonton film action. Hal itu menjadi yang pertama bagi keduanya. Mark sejak dulu memang belum memilik kekasih, begitu juga Megan.
Bagi Mark, menjaga cinta dan keutuhan Megan menjadi nomor satu. Lelaki yang baik akan selalu menghargai wanita yang disayanginya. Tak pernah sedikit pun Mark membahas hal berbau dewasa atau vulgar, layaknya lelaki lainnya yang suka mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ciuman pertama pun dilakukan tanpa sengaja. Mereka hanya melakukan ciuman sekali.
Mark sangat ingin mengenal Megan keseluruhan, tetapi kekasihnya itu sangat tertutup soal keluarga. Megan hanya akan mengenalkan calon suami kepada keluarganya. Mark memahami itu. Megan wanita yang sangat baik dan menarik. Mark menyadari keputusan Megan adalah yang terbaik.
Bagi Mark, semua butuh proses dan waktu. Terkadang hal itu bisa menjadi tolak ukur cinta sejati dan memperjuangkan apa yang benar-benar Mark inginkan yaitu memiliki dan membahagiakan Megan.
***
Tiga tahun berlalu dengan cepat. Mark sudah mempersiapkan satu rumah mewah di kawasan elite Yogyakarta dan satu rumah di daerah perdesaan di Jawa Barat. Tentunya, dekat dengan kota asal Megan.
Mark bekerja keras untuk mendapatkan itu semua. Tentunya, Papa Justin dan Mama Maya tidak mengetahui rencana Mark untuk menikahi dan memberi mahar semewah itu kepada kekasihnya, Megan.
Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar. Perlahan Megan membuka hatinya untuk Mark. Mark seorang lelaki yang pantang menyerah. Meskipun orang tuanya kaya raya, Mark lebih senang berusaha dan mendapatkan yang dia inginkan dengan hasil keringatnya sendiri.
Hal itu yang membuat Megan lama kelamaan luluh. Mark adalah lelaki pertama yang berhasil mengambil hati Megan. Sebelumnya, banyak lelaki yang menginginkan hati Megan. Namun Megan selalu menolak untuk memiliki kekasih.
Entah sejak bertemu Mark, Megan merasa ada getaran yang berbeda di hatinya. Terlebih sifat Mark yang selalu berusaha membahagiakan Megan dan menghargai Megan. Semua itu membuat Megan semakin bahagia bersama Mark.
Saat mengetahui orang tua Mark memiliki bisnis dibidang properti, Megan ingin mundur. Perempuan cantik itu merasa tidak layak. Namun, Mark selalu meyakinkan kepada Megan bahwa semua akan baik-baik saja.
Megan hanya sedikit bercerita tentang Ibunya. Seorang yang penuh kasih sayang. Seorang yang sangat sederhana. Menerima jahitan pakaian di rumah sejak Megan kecil. Hidup berdua mulai dari mengontrak hingga bisa membangun rumah kecil yang kini sudah dibangun lebih modern hasil kerja keras Megan.
Tentunya Megan merasa minder dengan perbedaan keluarga mereka yang begitu jauh. Megan selalu berjuang agar Ibunya tercinta memiliki kehidupan yang layak dan dipandang berharga dimata keluarganya.
Semua hal tentang cinta sungguh di luar logika. Mark tetap mempertahankan Megan meski sudah tahu banyak hal tentang Megan. Banyak lelaki yang hanya manis di depan saja. Setelah tahu seluk beluk dan keluarga si perempuan berbeda dengan ekspektasi, beberapa lelaki berpikir lagi. Bahkan ada yang tega meninggalkan begitu saja karena asal usul kekasihnya tak jelas. Berbeda jauh dengan Mark. Dia selalu menghargai privasi Megan dan memberi kenyamanan.
Makin hari, Megan dan Mark semakin yakin satu dengan yang lainnya. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk bisa hidup bersama dalam kebahagiaan.
Cinta adalah hak semua insan. Kapan dan dengan siapa cinta itu akan berlabuh, kita tidak bisa memilih atau menentukan. Terpenting adalah cinta itu membawa kenyamanan dan memberi keamanan rasa, tidak mengekang, serta selalu menghargai satu dengan yang lainnya.
Cinta seperti itulah yang Megan harapkan. Dia temukan di diri Mark yang sudah tiga tahun bersamanya. Megan hanya berharap semua akan baik-baik saja karena dia sudah terlanjur jatuh hati dengan Mark.