Malam semakin larut dingin menyerang,malam ini sangat dingin luar biasa, Ahsan akan segera berbaring, menikmati rebahan dikasur yang luas.
"Hi hi hi ... He he he," suara tawa tanpa alasan. "Aku benar-benar majnun. Ah latihan, aku bagaikan nun mati diantara idgom bigunnah, ada tapi tidak dianggap, tragis amat," keluhnya lalu berdiri dengan rasa yang berdebar-debar. Entah apa yang dicari pemuda tampan itu dilaci-laci.
"Aku bukan anak sekolah, ah tulis dihp saja," ujarnya lalu duduk di pinggir ranjang membuka hp lalu mengklik tanda catatan, ia mulai menulis, sejenak kepalanya terangkat dan berpikir.
[Aku akan selalu mencintaimu walaupun penantian itu begitu lama, jika engkau memang bukan taqdirku, maka aku bahagia telah memilihmu, tidak akan pernah ada rasa penyeselan karna kamu adalah pilihanku. Cinta itu melibatkan dua belah pihak dan disertai kejujuran dan amanah. Jika tidak, maka cinta hanyalah khayalan. Seperti aku yang memendam rasa,] tulisnya terhenti lalu kembali berpikir.