Chereads / Forbidden LOVE. / Chapter 21 - Dark side

Chapter 21 - Dark side

Setelah berada diruangan Christian selama hampir satu jam akhirnya Elena bisa duduk, Christian benar-benar sudah mengerjainya. Laki-laki itu sengaja membahas hal tidak penting demi untuk membuat Elena tetap berada di ruangannya, beruntung Kainer datang mengingatkan Christian kalau hari ini mereka harus pergi ke salah satu anak perusahaan Clarke Enterprise yang bergerak di bidang perhiasan. Meski Christian pergi, penderitaan Elena tidak berakhir. Pasalnya sebelum pergi, Christian sudah memberikan Elena tiga tumpuk berkas yang harus dirapikan. Dalam waktu kurang dari dua jam, dua jam waktu yang diberikan Christian pada Elena adalah batas waktunya berada diluar kantor. Sebagai orang yang selalu penuh perhitungan, Christian sangat menghargai waktu.

Begitu Christian dan Kainer menghilang dibalik lift, Elena langsung bekerja. Hal pertama yang dia lakukan adalah membaca tumpukan berkas itu, memilah-milah mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

"Terima kasih, saya akan segera meminta pada bagian keuangan untuk mengirimkan invoice bukti booking secepatnya. Selamat siang."

Elena meletakkan teleponnya dengan hati-hati, terus berbicara dengan beberapa resepsionis hotel dan manager restoran membuat telinga Elena sedikit terasa sakit saat ini. Membuat jadwal meeting untuk seorang Christian Clarke benar-benar menyulitkan, terlalu banyak syarat yang Christian mau karenanya Elena harus hati-hati dalam memesan tempat.

"Ini baru hari pertamamu bekerja, kenapa sudah sibuk sekali?"

Elena yang sedang membaca berkas terakhir langsung mengangkat wajahnya menatap ke arah sumber suara.

"Andy." Lelaki muda yang berdiri didepan meja kerja Elena mengulurkan tangan sembari menyebutkan namanya.

"Elena." Sedikit canggung Elena menjawab perkenalan yang dilakukan seniornya.

"Apa Tuan Clarke ada?" tanya Andy pelan dan hati-hati seolah takut jika suaranya akan mengganggu sang tuan yang ada di dalam ruangan.

Elena menggeleng. "Tidak ada, tiga puluh menit yang lalu beliau pergi bersama Kainer untuk meninjau salah satu anak cabang perusahaan Clarke Enterprise."

"Oh begitu, sayang sekali."

"Memangnya ada apa?"

"Aku harus meminta tanda tangan beliau untuk proposal pembayaran ini, Elena. Batas waktunya sore ini, berurusan dengan orang pajak benar-benar menyulitkan," jawab Andy pelan sembari menunjukkan berkas yang ada ditangannya pada Elena, terlihat jelas kalau Andy sangat kecewa saat ini karena tidak berhasil menemukan Christian.

"Bagaimana kalau kau menitipkan berkas itu padaku, nanti ketika Tuan Clarke kembali aku akan langsung meminta tanda tangan beliau dan segera menghubungimu begitu berkas ini selesai." Dengan ramah Elena menawarkan bantuan.

Kedua mata Andy yang sebelumnya terlihat sedih langsung berbinar. "Benarkah? Kau bisa melakukan itu untukku, Elena?"

Elena mengangguk pelan. "Iya, lagipula aku adalah sekretaris Tuan Clarke bukankah sudah sewajarnya jika aku melakukan ini?"

"Oh Elena you are my savior...thank you Elena, thank you."

"Jangan berlebihan, Andy."

Andy tersenyum dan kembali berdiri tegak. "Baiklah berkas ini aku titipkan padaku, nanti langsung hubungi saja kebagian keuangan dan sebut namaku dalam waktu singkat aku akan datang."

"Iya aku mengerti."

Andy tidak menjawab perkataan Elena lagi, mengingat keberadaan dua cctv kualitas terbaik yang ada di tempat itu membuat Andy tidak bisa berlama-lama di dekat Elena. Dia masih membutuhkan pekerjaan ini.

Setelah Andy pergi, Elena kembali membaca berkas milik Christian. Sama seperti sebelumnya, Elena pun harus mengerjakannya dengan penuh kesabaran. Corat-coretan dinote yang ditulis Christian membuat Elena harus berpikir keras saat membacanya, tulisan tangan Christian sangat jelek dan nyaris tidak terbaca sungguh berbanding terbalik dengan kesempurnaan yang selalu ingin Christian dapatkan.

***

"Seharusnya aku membawa gadis kurang ajar itu ke tempat ini, biasanya selera perempuan itu cukup bagus dalam menilai barang." Christian bergumam lirih menyesali keputusannya hanya datang berdua dengan Kainer ke perusahaan Jewellery yang masih berada dibawah naungan Clarke Enterprise.

"Ini adalah kalung andalan kita bulan ini, Tuan. The Oceana," ucap seorang manajer wanita pada Christian menunjuk ke arah kotak kaca yang berisi kalung berlian berwarna biru langit yang didalamnya terdapat beberapa bulir kristal yang memberikan efek seperti air.

"The Oceana."

"Benar, Tuan. Nama kalung ini diambil dari nama laut. Dan kalung ini akan segera menjadi trend baru ditahun ini, pasalnya beberapa pesohor dunia sudah banyak yang melakukan pemesanan secara online," jelas sang manajer kembali, menjelaskan popularitas The Oceana pada sang pemilik perusahaan.

Christian menipiskan bibir. "Good, apa ada barang lain yang ingin kalian luncurkan bulan ini?"

Sang manajer mengangguk cepat, dengan penuh semangat wanita itu lantas mengajak Christian ke tempat penyimpanan beberapa perhiasan lain yang akan diluncurkan awal bulan depan bersama The Oceana. Ketika sedang berjalan menuju tempat penyimpanan, Christian berbisik pada Kainer untuk mengambil cetakan pertama The Oceana untuk dibawa pulang. Seperti biasanya, ketika perusahaan jewerelynya itu mengeluarkan koleksi terbaru Christian selalu mengambil cetakan pertama untuk dibawa pulang. Selama tiga tahun ini, koleksi perhiasan mahal nan exclusive yang Christian kumpulkan sudah nyaris memenuhi brankas pribadinya di rumah.

Ketika Christian keluar dari perusahaan jewellery itu puluhan paparazi sudah berkumpul, mereka langsung membidik Christian dengan kameranya untuk mendapatkan foto terbaik CEO muda terbaik itu. Bukan hanya prestasinya saja yang menarik untuk dibicarakan, kisah percintaan Christian yang jarang terekspose media itu juga menjadi hal yang tidak kalah menarik untuk dikulik. Karenanya para pemburu berita itu langsung berdatangan Clarke Sky Jewel begitu tahu seorang Christian Clarke akan datang.

"Anda ingin makan siang dimana, Tuan?" tanya Kainer sopan pada Christian yang baru saja memasang kacamata hitam untuk menghindari blitz kamera yang menerjangnya.

"AKu ingin makan di kantor, pesan makanan di restoran biasanya."

Kainer mengangguk sopan. "Baik, Tuan muda. Saya akan segera menghubungi pihak restoran."

Christian yang sudah sampai di depan mobilnya tersenyum merespon perkataan Kainer, karena banyak wanita yang berteriak melihat senyum Christian alhasil Christian pun memutuskan untuk berdiri sejenak di samping mobilnya menatap orang-orang itu sekaligus memberikan makanan empuk pada para paparazi untuk mendapatkan fotonya sebanyak yang mereka mau.

"Seandainya kau ada disini mungkin aku akan merasa lebih senang menghadapi para wartawan ini, Suri," ucap Christian dalam hati. "Senyumku untuk para wartawan ini mungkin akan lebih lebar, dimana kau berada Suri?"

Bersambung