Selesai memuntahkan isi perut yang berlebihan, Elena kembali bergabung dengan Christian dan Kainer yang masih menunggunya. Dengan sedikit berlari Elena menghampiri sang bos yang terlihat sangat marah kepadanya.
"Selama dua puluh enam tujuh tahun aku hidup di dunia, baru kali ini ada karyawan yang sudah berani membuatku menunggu." Sindir Christian menusuk pada Elena yang baru saja bergabung kembali dengannya dan Kainer.
Tangan Elena langsung terkepal. "Maaf Sir, tadi saya harus ke toilet dan urusan toilet sangat tidak bisa ditahan. Untuk itu saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada anda."
Christian tidak langsung merespon perkataan Elena, yang dilakukannya justru kembali mencium aroma wine yang keluar dari gelas yang sedang dia putar-putar.
Merasa diabaikan, Elena pun berniat untuk kembali ke kamarnya. Terus menerus memakai sepatu hak tinggi adalah pilihan yang tidak tepat.
"Duduk!"
Mulut Elena yang sudah terbuka dan siap meminta izin pada Christian untuk kembali ke kamar kembali tertutup rapat. "Pardon?"
"Aku bilang duduk, memangnya kau mau berdiri terus seperti itu? Kau tidak sedang ingin membuatku malu, bukan?"
Kalimat-kalimat pedas terlontar dengan lancarnya dari bibir tipis Christian yang merona karena red wine yang baru di tenggaknya dan Elena yang tidak punya pilihan lain pun terpaksa mengikuti perintah Christian, kembali duduk di kursinya meskipun dadanya saat ini dipenuhi keinginan untuk menyiram Christian dengan wine yang sedang diminumnya.
Setelah menenggak wine terakhir di gelas, perlahan Christian meletakkan bordeaux glass, gelas khusus untuk menikmati wine dengan hati-hati di atas meja.
"Besok pagi kita akan pergi ke kantor walikota untuk bertemu dengan walikota, aku harap kau tidak melakukan kesalahan lagi seperti hari ini dengan datang terlambat," ucap Christian pelan membuka percakapan.
"Saya tidak akan terlambat jika anda memulai meetingnya tepat waktu, Sir." Elena menjawab pelan tanpa rasa takut, melimpahkan kesalahannya pada Christian.
Wajah Christian menggelap, penuh kemarahan. "Kau menyalahkan aku?"
"Tidak, saya tidak menyalahkan anda. Hanya saja, jika tadi seandainya anda memulai meeting sesuai jadwal maka saya tidak akan..."
"Aku bukan orang yang suka membuang-buang waktu untuk hal tidak penting, Elena. Aku orang yang sangat memperhitungkan waktu, kau tahu bukan dalam satu menit berapa uang yang aku hasilkan?"
Arogan!
Elena menggeleng pelan, berusaha menutupi isi hatinya yang baru saja mengumpat Christian. "Maaf Sir, untuk hal itu saya belum tahu."
"Ck, kau benar-benar tidak berkompeten, Elena. Sepertinya penilaianku padamu terlalu tinggi," ucap Christian dingin penuh penghinaan. "Clarke Enterprise adalah perusahaan multi nasional yang membawahi banyak anak perusahaan yang tersebar hampir diseluruh dunia, selain dari itu Clarke Enterprise juga menjadi pemegang saham terbesar beberapa e-commerce terbesar di Asia dan Eropa. Dari salah satu anak bisnis Clarke Enterprise saja kau seharusnya bisa tahu berapa jumlah uang yang aku hasilkan dalam satu menitnya, bukan?"
Elena menundukkan kepalanya, merasa malu dan bersalah karena sudah teledor dengan tidak tahu hal sepenting itu padahal posisinya adalah sekretaris pribadi sang CEO Clarke Enterprise. "Maaf Sir, saya akan memperbaiki kesalahan saya."
Senyum sinis Christian mengembang. "Tidak usah, tidak ada yang perlu kau perbaiki."
Elena langsung mengangkat wajahnya menatap Christian takut-takut, semua niat untuk membangkangnya hilang. Tekanan Christian terlalu kuat.
"Pergilah."
"Pardon?"
Christian mengalihkan pandangannya dari bordeaux glass yang sudah kembali terisi wine pada Elena. "Pergilah ke kamarmu, aku sedang ingin minum bersama Kainer dan keberadaanmu disini membuat wine ini terasa sedikit berbeda."
Elana benar-benar ingin mengarahkan satu tinjunya pada Christian saat ini, bagaimana mungkin hanya karena ada dirinya di tempat itu rasa wine yang sedang dinikmati Christian berubah. Sebuah hal yang tidak masuk akal.
"Tidak mau pergi?"
Ucapan Christian yang penuh dengan sindiran itu berhasil membuyarkan lamunan Elena.
"Kalau begitu duduk saja disini, ikut minum bersamaku. Aku ingin melihat kemampuanmu minum," ucap Christian pelan merespon pertanyaan yang sebelumnya dia ucapkan.
Elena menggeleng cepat. "Maaf Sir, saya tidak pernah minum dan tidak bisa minum karena itu saya memilih untuk melakukan perintah anda sebelumnya untuk kembali ke kamar," jawab Elena cepat tanpa jeda, wajahnya terlihat panik.
Senyum penuh ejekan mengembang di wajah tampan Christian. "Kau benar-benar payah dalam semua hal, Elena. Sungguh sangat mengecewakan mengingat dalam ijazah yang kau lampirkan saat melamar pekerjaan menunjukkan nilai yang cukup baik."
"Kemampuan minum seseorang tidak ada hubungannya dengan nilai akademik, Sir." Elena menjawab ketus perkataan Christian. "Dan saya permisi, saya tidak mau membuat wine yang anda minum itu semakin berkurang rasanya jika saya masih duduk di hadapan anda."
Selesai berkata seperti itu, Elena bangun dari kursi dan langsung pergi dari hadapan Christian dan Kainer menuju pintu keluar restoran untuk kembali ke kamarnya. Ketika hampir sampai di pintu keluar, tiba-tiba Elena ingat jika kunci kamar yang dia selipkan di case ponselnya tertinggal di meja. Dengan sangat terpaksa, Elena pun bergegas kembali menuju meja tempat yang baru saja dia tinggalkan.
"Maaf, ponsel dan kunci kamar saya tertinggal," ucap Elena ketus mendahului Christian yang akan membuka mulutnya.
Begitu berhasil mendapatkan ponsel dan kunci kamarnya, Elena pun kembali meninggalkan tempat itu dengan cepat. Karena terlalu terburu-buru, secara tidak sengaja Elena menabrak seseorang yang baru akan masuk ke restoran dengan keras. Karena kerasnya tabrakan itu, Elena bahkan sampai memijat keningnya yang terasa sakit.
"Maaf Sir, maafkan saya yang..."
"Fuck, wanita sialan. Kau tahu berapa harga baju yang baru saja kau kotori ini huh?!!"
Bersambung