Amira sampai di markas dan disambut Rashid dan anak buahnya yang berjaga ketika mendapat kabar kalau orang kepercayaan Sultan membawa pesakitan ke markas besar.
"Selamat datang yang Mulia Putri Amira."
Semua pengawal istana sultan menunduk memberi hormat kepada Tuan Putri yang baru saja datang. mereka kemudian mempersilakan Amira untuk masuk dan melihat hasil kerja keras Windu, pengawal setia Sultan yang ditugaskan khusus menjaga Putri Anjani.
Amira memandang beberapa orang yang duduk menelungkupkan kepala di kedua lutut masing-masing. Mereka benar-benar takut melihat kedatangan gadis belia yang kini mendatanginya. Tubuh mereka menggigil ketakutan.
"Siapa kalian?"
Tidak ada yang membuka suara. Tidak ada juga yang mengangkat wajahnya. semua bungkam dan menyembunyikan wajah masing-masing, takut melihat putri penguasa yang terkenal sangat kuat di dunia bawah.
"Mengapa tidak ada yang berani mengangkat kepala?"